BOYOLALI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Kecelakaan yang dialami mobil Damkar Satpol PP Boyolali di Jalan Raya Solo-Semarang, di ruas Ngangkruk, Kecamatan Banyudono, Senin (1/1/2024) malam dipicu karena faktor mistis.
Menurut pengakuan sopir mobil Damkar,Yunani, sebelum mobil yang dikendarainya oleng dan terguling, dia merasa melihat seekor ular besar tengah melintas di jalan.
“Rasanya roda mobil melindas sesuatu, setelah itu selip dan terguling,” papar Yunani.
Sejumlah kru mengalami luka ringan, namun untungnya kecelakaan itu tak sampai menimbulkan korban jiwa.
“Ya memang aneh, setelah dicari-cari kok ularnya tidak ada,” ujarnya.
Kecelakaan lalu lintas yang diyakini dipicu oleh faktor mistis, atau dikait-kaitkan dengan kejadian mistis tak hanya di Boyolali.
Ini sejumlah kecelakaan lalu lintas yang sering dikaitkan dengan faktor mistis di baliknya.
- Jalur Maut Sragen-Sambungmacan
Kecelakaan di jalur ini sungguh fenomenal, karena dalam sehari terjadi tiga kali kecelakaan di jalur yang pada Senin, 17 Oktober 2022 lalu.
Dalam kecelakaan itu, dua truk terguling dan satu unit mobil Daihatsu Grand Max tergelincir keluar jalan aspal. Untungnya kecelakaan tersebut tidak mengakibatkan korban jiwa.
Selain karena faktor jalan yang licin, muncul cerita mistis di balik peristiwa kecelakaan tersebut. Terutama di dua tikungan yang rawan kecelakaan, yakni tikungan Jembatan Mahbang dan tikungan dekat Pabrik DMTS Kenatan.
Salah seorang warga Gondang, Sragen, David Efendi mengungkapkan, jalan Sragen-Ngawi tersebut membelah dukuhnya menjadi dua bagian, yakni Dukuh Kenatan di sebelah Utara yang masuk Desa Karanganyar, Kecamatan Sambungmacan. Sementara Dukuh Kenatan sisi selatan masuk wilayah Desa Bumiaji, Kecamatan Gondang.
“Menurut cerita orang tua, jembatan yang menghubungkan Dukuh Mahbang dengan Dukuh Kenatan di tikungan itu merupakan tempat pembuangan mayat orang-orang PKI (Partai Komunis Indonesia). Kalau di tikungan depan pabrik itu (DMTS Kenatan) dulu, di sebelah selatan, merupakan bekas kuburan dan di sebelah utara merupakan lahan kosong,” jelas David.
Di lahan kosong itu dulu hendak dibangun perumahan, bahkan sudah dibangun satu sampel rumah. Begitu rumah jadi dan ditempati, pemiliknya ketakutan karena selalui dihantui makhluk menyeramkan.
Belakangan, sejak jalan itu aspalnya halus, terutama saat habis hujan atau gerimis jalan menjadi licin. Tak sedikit kendaraan yang melintas seusai hujan tergelincir keluar jalan.
“Kalau malam hari ada suara-suara aneh itu sudah biasa terjadi, warga sekitar sudah tidak begitu memperhatikan. Ya, biasanya seperti ada orang menangis. Kayak halusinasi begitu. Suara-suara itu muncul sekitar pukul 02.00 WIB sampai pukul 03.00 WIB atau pas sepi-sepinya jalan,” katanya.
- Laka Maut depan Menara Saidah
Kecelakaan maut yang terjadi di di depan Menara Saidah, Jakarta Selatan juga sering dikait-kaitkan dengan kejadian mistis.
Kecelakaan maut itu diketahui mengakibatkan sepasang suami-istri meninggal dunia. Peristiwa nahas itu terjadi pada Rabu (25/5) malam. Total, ada delapan kendaraan yang terlibat.
Hasil penyelidikan polisi mengungkap peristiwa nahas itu diakibatkan oleh pengemudi mobil Pajero bernopol BP-1125-SS inisial JRS. Kecelakaan di depan Menara Saidah tersebut melibatkan delapan kendaraan, yang terdiri atas tiga unit mobil dan lima motor.
Total ada enam korban akibat kecelakaan tersebut. Dua di antaranya meninggal dunia merupakan suami-istri, Rakha (26) dan Nova (22).
Belakangan, muncul soal dugaan adanya faktor mistis dari kecelakaan maut di depan Menara Saidah, Jakarta Utara, pada Rabu (25/5). Dugaan mistis itu viral di media sosial.
Sejumlah netizen menyebutkan Menara Saidah yang dikenal sebagai bangunan angker itu meminta ‘tumbal’.
“Semoga korban cepat dipulihkan dan keluarga diberi kesabaran. Dan.. wah jangan-jangan Menara Saidah minta tumbal,” tulis salah satu akun dalam utas di media sosial Twitter.
“Jangan-jangan penghuni gedung angker yang serem itu lagi pada keluar,” tulis akun lainnya.
Terang saja, pihak kepolisian membantah adanya faktor mistis dalam kecelakaan di depan Menara Saidah tersebut.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes E Zulpan, mengingatkan untuk tidak mengaitkan hal mistis dengan peristiwa kecelakaan.
“Ya enggak lah, jangan terpengaruh dengan itu. Tidak ada kaitannya ya, kita bekerja berdasarkan fakta aja, fakta hukum yang terjadi ya,” ujar Zulpan, Sabtu (28/5/2022).
- Jalur Maut Tol Cipali
Kecelakaan maut di Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) tak jarang dikaitkan dengan unsur mistis. Namun, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) membeberkan sejumlah penyebab tingginya angka kecelakaan di tol tersebut.
Senior Investigator Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Ahmad Wildan menjelaskan mayoritas bentuk kecelakaan di Tol Cipali adalah tabrak depan belakang.
“Ini datanya mengerikan sekali. Data ini saya peroleh dari PT LMS di Tol Cipali. Ini hanya Tol Cipali saja datanya adalah 36 kasus rata-rata per bulan,” kata dia, Selasa (20/4/2021).
Bahkan, angka fatalitas kecelakaannya mencapai 97%, artinya ketika terjadi kecelakaan tabrak depan belakang maka 97% korban meninggal. Penyebabnya adalah gap cepatan antara kendaraan yang cepat dengan yang lambat terlalu lebar.
Dia menjelaskan sebagian besar rear underrun protection atau bemper belakang pada truk tidak terlihat di malam hari. Hal itu menambah potensi penyebab kecelakaan.
“Pada saat kita mengendarai 100 km per jam, jarak aman kita adalah minimal 60 meter. sementara truk itu baru terlihat pada jarak 10 meter, sehingga semua pengemudi yang menggunakan kecepatan 100 km/perjam ketika ketemu truk seperti ini dia sudah terlambat, nggak mungkin lagi menghindar, akhirnya nabrak,” paparnya.
Lantas, kenapa angka fatalitas kecelakaannya bisa sangat tinggi? dia menjelaskan hal itu disebabkan wajah atau muka penumpang dan pengemudi di depan langsung menghantam sasis belakang truk. Sebab, kolong truk cukup tinggi.
“Ini yang menyebabkan fatalitas sehingga saya nggak kaget ketika angka fatalitasnya adalah 97%, karena semua mobil yang masuk ke kolong truk maka langsung menghantam ke wajah pengemudinya. Crash protection box dan airbag-nya nggak akan berfungsi karena pengemudi langsung bertemu dengan sasis truk,” tambahnya.
- Gunung Manggah
Tanjakan atau turunan Gunung Manggah di Jalan Otto Iskandardinata (Otista), Kecamatan Samarinda Ilir meyisakan banyak cerita terutama kisah mistis di dalamnya.
Diketahui pada 30 Januari 2020 lalu atau tepatnya hari Kamis sore sekitar pukul 14.47 WITA, truk bermuatan pasir basah mengalami rem bong saat hendak turun dari Gunung Manggah.
Tak terkendali, truk itu melibas apa saja di depannya termasuk pengendara roda dua. Alhasil, Desti Nur (14) warga Jalan Tenggiri, Gang Budiman, Tri Prihatin Ningsih (43) warga Jalan Manunggal, Brilian Eklesia Gabriel (12) warga Jalan Manunggal, dan Awaluddin (40) tak bisa diselamatkan dan harus meregang nyawa.
Kecelakaan maut di Gunung Manggah sudah kesekian kalinya terjadi. Seorang warga Samarinda bernama Jurmansyah dalam postingannya di media social menceritakan kisah seputar Gunung Manggah.
Dalam postingannya itu Jurmansyah mengatakan kalau Gunung Manggah setiap tahunnya selalu ada kecelakaan baik yang merenggung nyawa maupun kecelakaan biasa.
“Sebenarnya penyebab kecelakaan dipicu oleh kendaraan yang tak laik jalan ataupun faktor kelalaian manusia, tapi tak sedikit pula yang mengaitkan kecelakaan itu karena gangguan makhluk astral,” tulis Jurmansyah,
Di era 1990-an, yang merupakan awal dari pembuatan jalan menuju arah Sambutan itu, sudah sering terjadi kecelakaan walaupun jalannya belum padat seperti saat ini sehingga yang menjadi korban saat itu hanya pengemudi kendaraan saja baik roda empat maupun roda dua.
“Kalau ditanya kenapa bisa terperosok ke dalam parit yg ada di samping kiri maupun disamping kanan jalan, selalu saja supir menjelaskan kalau mereka banting stir menghindari anak-anak yang menyeberang jalan secara tiba-tiba, walaupun kenyataannya sebenarnya tak ada anak-anak yang menyeberang jalan saat itu. Tak hanya malam hari tapi juga terjadi siang hari,” papar Jurmansyah lagi.
Saat malam jam 10 malam di tahun 1990 sudah tak ada lagi warga yang berani melintas di Gunung Manggah sendirian. Selain jalan yang sepi dan tak ada lampu penerangan ditambah lagi suasana yang bikin bulu kuduk merinding.
- Tanjakan Emen di Subang
Di tanjakan Emen di Subang, Jawa Barat ini, pernah terjadi kecelakaan maut pada bulan Februari 2018 silam.
Tak main-main, kecelakaan itu bahkan mengakibatkan 27 penumpang tewas akibat bus pariwisata bernopol F 7959 AA terguling di Tanjakan Emen, Subang.
Maka tak heran, bagi mereka yang percaya akan hal-hal mistis, membuat warga lokal atau pengemudi yang melintas selalu mengadakan ritual tertentu demi terhindar dari gangguan makhluk gaib penghuni dua jalur horor tersebut.
Tentu saja bukan hanya ini kecelakaan yang dikait-kaitkan dengan faktor mistis sebagai pemicu kecelakaan. Masih banyak tempat-tempat lain yang identik dengan cerita mistis di balik kecelakaan maut di jalanan. Suhamdani | Berbagai sumber