JAKARTA,JOGLOSEMARNEWS.COM – Polemik pelanggaran berat etika terkait usia Cawapres, dijadikan amunisi bagi Capres nomor urut 1, Anies Baswedan untuk menyerang Capres nomor urut 2, Prabowo Subianto.
Dalam sesi pertanyaan langsung antar capres, Anies Baswedan mempertanyakan soal etika kepada capres 02 Prabowo Subianto.
Sebagaimana diketahui, Prabowo menggandeng putra sulung Presiden Joko Widodo, yakni Gibran Rakabuming Raka yang belum genap 40 tahun, sebagai pendampingnya.
Padahal saat itu usia Gibran baru 36 tahun, sehingga dengan “memanfaatkan” posisi Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Anwar Usman aturan soal usia bisa diubah.
Namun, Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK) memutuskan Ketua MK, Anwar Usman telah melakukan pelanggaran berat etika, sehingga dikenai sanksi.
Hanya saja, putusan MKMK tersebut tidak bisa mengubah produk hukum dan regulasi yang telah dihasilkan oleh MK, sehingga pasal baru yang sebenarnya “cacat etika dan moral” tersebut tetap berlaku.
Di atas regulasi yang “cacat etika” itulah, Gibran Rakabuming Raka akhirnya lolos dan menjadi Cawapres pendamping Prabowo Subianto.
Dalam debat tersebut, pada mulanya, Anies bicara soal standar etika yang dipegang oleh jabatan presiden memang harus tinggi.
“Itu harus, karena dia akan mengambil keputusan mengerahkan pasukan dan ketika harus bertempur ada korban nyawa, itu keputusan-keputusan etika,” kata Anies dalam debat capres di Istora Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (7/1/2024).
Namun, Anies menyebut kenyataan yang terjadi justru berbeda.
“Ketika bapak memimpin di Kemenhan, banyak orang dalam di pengadaan alutsista: PT Teknologi Militer Indonesia, Indonesia Defends Security, lalu orang dalam di Food Estate,” kata Anies.
Tak berhenti sampai di situ saja, Anies ternyata juga menyinggung perihal pemilihan Gibran Rakabuming Raka sebagai cawapres, padahal jelas-jelas hal itu melanggar etika, hingga soal pernyataan Prabowo yang menyebutkan ‘etik endasmu’.
“Ketika ada pelanggaran etika dan bapak tetap jalan terus dengan cawapres yang melanggar etika, artinya ada kompromi atas standar etika, ini fakta, kemudian dalam pidato bapak mengolok-olok tentang etika, saya tidak tega untuk mengulanginya,” tandas Anies.
Tak pelak, pertanyaan tersebut memancing emosi Capres Prabowo Subianto, hingga mengatakan Anies tak pantas membicarakan masalah etika.
Berbeda dengan penampilan pada debat pertama, di mana Prabowo bersikap “gemoy” dengan berjoget hingga menampilkan sikap kuda-kuda dalam silat hingga membuat suasana cair, kali ini Prabowo tampak tak mampu mengendalikan emosinya.