BOYOLALI, JOGLOSEMARNEWS.COM — Di tengah menurunnya pesanan produk kerajinan tembaga, para perajin tembaga di Tumang, Desa/Kecamatan Cepogo, Boyolali kini dihadapkan masalah baru. Ya, mereka dihadapkan munculnya broker liar yang merusak harga pasaran.
“Mereka ini menawarkan hasil kerajinan dengan harga jauh dibawah harga pasaran,” ujar Ricky Ardiansyah, salah satu perajin dan pemilik galeri kerajinan tembaga Tiga Putra Dukuh Tumang, Desa Cepogo, Senin (26/2/2024).
Dijelaskan, broker liar ini sudah ada sejak tiga tahun terakhir. Namun, setahun terakhir ini keberadannya makin menjadi-jadi.
Jumlahnya mencapai ratusan orang. Mereka memasarkan kerajinan tembaga melalui online shop dan media sosial.
“Harganya jauh di bawah harga standar. Namun, kualitas garapan tidak sesuai spesifikasi,” katanya.
Semua memasarkan barang sebanyak mungkin dengan cara banting harga dengan mengorbankan kualitas. Misalnya, barang kerajinan seharga Rp 1,5 juta. Namun broker berani menjual hanya dengan harga Rp 800 ribu.
“Mereka ini nyari perajin pemula. Nggarapnya ya asal- asalan, termasuk kualitas bahannya. Mereka hanya berpikir, asal pesanan jadi dengan mengorbankan kualitas hasil.”
Belum lagi, ada temuan penipuan. Kerajinan kubah berbahan tembaga justru diganti alumunium. Broker liar itu tak bertanggungjawab dengan bermain teknik pewarnaan agar menyerupai tembaga.
“Saya sempat ditelepon oleh seorang pembeli yang merasa dirugikan. Ya saya katakan, jangan mudah percaya broker. Datang langsung saja ke galeri saya atau galeri perajin tembaga Tumang. Pasti akan dijelaskan secara rinci.”
Dicontohkan, kerajinan walldecor yang sempat ramai saat pandemi lalu. Harga pasarannya berkisar Rp 4,5 juta. Namun, gara-gara ulah broker liar, harga wall decor ditawarkan hanya Rp 1,5 juta. Tentu saja, hal itu berat bagi pengusaha dan perajin.
Namun ada saja perajin pemula yang mau menggarap. Tentu saja garapannya asal-asalan dan bahan baku seadanya. Bahkan, menggunakan bahan bekas.
”Kondisi seperti ini yang nantinya malah merusak tingkat kepercayaan masyarakat terhadap kerajinan tembaga Tumang,” katanya.
Perajin tembaga lainnya, Bambang garuda mengeluhkan hal serupa. Dia resah dengan banyaknya broker liar yang merusak harga pasaran. Broker ini seenaknya mencari bahan bekas dan tak sesuai standar untuk menekan harga.
“Broker liar ini berani menurunkan harga seenaknya. Namun ya itu, kualitas pasti tak sesuai spesifikasi,” tandasnya. Waskita