JOGLOSEMARNEWS.COM Nasional Jogja

Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi di Sleman Bakal Diperpanjang, Ini Alasannya

Penanganan pohon tumbang dampak hujan disertai angin kencang yang terjadi pada Sabtu (24/2/2024) | tribunnews
   

SLEMAN, JOGLOSEMARNEWS.COM Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman berencana untuk mengajukan perpanjangan status siaga darurat bencana hidrometeorologi.

Sebagaimana diketahui,  status yang ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman tersebut akan berakhir pada akhir Februari 2024.

Rencana usulan perpanjangan status tersebut dilakukan, mengingat potensi bencana yang disebabkan aktivitas cuaca seperti curah hujan maupun angin kencang masih cukup tinggi di Bumi Sembada.

“Kami mendapatkan update kembali dari BMKG bahwa potensi masih tinggi. Rencananya kami akan mengusulkan ke Bupati untuk perpanjangan siaga darurat (hidrometeorologi),” kata Kepala Pelaksana BPBD Sleman, Makwan, Senin (26/2/2024).

Menurut dia, dengan adanya penetapan status siaga darurat hidrometeorologi, maka pihaknya bersama masyarakat diharapkan bisa lebih bersiap dalam menghadapi potensi bencana.

Terutama bencana banjir maupun angin kencang yang diakibatkan anomali cuaca.

Ia mencontohkan, dua hari terakhir, yakni pada Sabtu – Minggu (24-25/2/2024), wilayah Kabupaten Sleman diterjang rentetan kejadian bencana akibat hujan lebat yang disertai angin kencang.

Mulai dari banjir yang terjadi di tiga titik. Yaitu Jalan Raya Candi Gebang, Ringroad Utara dan seputar Ambarrukmo Plaza.

Baca Juga :  Photographic Society of America Worldwide (PSA) Gelar PSA Photo Gathering 2024 di Indonesia

Makwan mengatakan, banjir luapan tersebut disebabkan karena drainase tidak cukup untuk menampung limpahan air hujan yang cukup tinggi dari jalan raya maupun pemukiman.

Apalagi ada penyumbatan di drainase sehingga air meluap.

BPBD juga mencatat dampak hujan mengakibatkan puluhan pohon tumbang yang menimpa rumah, jaringan listrik maupun menutup akses jalan.

Kemudian ada kejadian pagar tembok sekolah yang ambruk di dua titik. Yaitu di TK Al Amin Sinduharjo, Ngaglik dan SD N Karangasem Condongcatur, Depok.

Beruntung, saat kejadian anak-anak sudah selesai sekolah.

“Dua sekolah ini terdampak, tapi hanya pagar kelilingnya saja. Fenomena ini harus menjadi perhatian kita semua,” kata dia.

Hujan sedang – lebat yang disertai petir dan angin kencang yang melanda wilayah Kabupaten Sleman maupun DIY dalam dua hari terakhir disebabkan beberapa faktor.

Kepala Stasiun Meteorologi BMKG Yogyakarta, Warjono, menjelaskan berdasarkan analisis dinamika atmosfer, ada ex-TC LINCOLN di perairan Samudra Hindia barat Australia, sehingga membentuk pola pertemuan angin atau konvergensi di wilayah Jawa.

Baca Juga :  Disidang Gegara Buang Sampah Sembarangan, 2 Warga Yogya Ini Terpaksa Rogoh Kocek Rp 150.000 Ketimbang Mendekam di Penjara

Selain itu, anomali suhu muka laut (SST) di laut Jawa dan Samudra Hindia Selatan Jawa yang positif atau hangat sehingga menambah potensi penguapan atau penambahan masa uap air.

Sedangkan dari hasil analisis terkini dari profil vertikal kelembapan udara di wilayah DIY pada ketinggian 1.5 – 3.0 km atau level 850 – 700 mb berkisar antara 60- 95 persen dengan kategori cukup basah.

“Sehingga menyebabkan potensi pertumbuhan awan hujan di wilayah DIY pada siang, sore, malam, dan dini hari,” ujar Warjono.

Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo, sebelumnya mengungkapkan Kabupaten Sleman merupakan wilayah rawan terhadap pelbagai potensi bencana.

Mulai dari erupsi gunung Merapi, gempa bumi, angin kencang, tanah longsor, banjir, kebakaran dan lain sebagainya.

Oleh sebab itu, Ia berpesan kepada masyarakat agar memiliki kesadaran dan kesiapsiagaan dalam menghadapi potensi ancaman bencana.

“Ke depan tentunya kita harus mewaspadai potensi ancaman berbagai bencana yang ada disekitar kita,” katanya.

www.tribunnews.com

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com