SLEMAN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Warga Pedukuhan Kedingsriti, Gondang RT 01/RW 06, Umbulharjo, Cangkringan, Sleman heboh dengan ditemukannya anak kambing mati tanpa kepala, Jumat (23/2/2024) pagi.
Kambing berumur empat bulan tersebut diduga mati akibat serangan hewan buas liar.
“Telah ditemukan seekor anak kambing perkiraan umur 4 bulan yang mati di kandang depan rumah korban, dengan kondisi kepala hilang yang diduga dimakan hewan buas liar,” ujar Kapolsek Cangkringan, Iptu Achmad Mirza, Jumat (23/2/2024).
Kematian anak kambing tersebut, pertama kali ditemukan oleh sang pemilik, Marjo Wiyono sekitar pukul 06.00 WIB.
Kondisi tubuh kambing saat ditemukan sungguh mengenaskan, karena mati tanpa kepala di sekitar kandang. Bagian badannya juga didapati ada luka terjabik bekas cakaran.
Menurut dia, ternak yang mati di dalam kandang milik Marjo Wiyono tersebut hanya satu ekor kambing berusia empat bulan dengan nilai kerugian lebih kurang Rp 300.000.
Namun demikian, ada tiga ekor kambing lainnya di dalam satu kandang tersebut yang juga ditemukan luka seperti bekas cakaran di bagian telinga. Kondisi ketiga kambing tersebut masih hidup.
Di lokasi juga ditemukan jejak kaki binatang. Tapi Mirza mengaku belum mengetahui secara pasti hewan buas apa yang menerkam anak kambing tersebut.
Atas kejadian ini, pihaknya sudah berkoordinasi dengan BKSDA maupun Polisi hutan.
“Untuk saat ini, kami sudah berkoordinasi dengan Polhut dan BKSDA. Untuk info terakhir dari BKSDA bahkan sudah mendatangi lokasi. (Binatang buas apa) belum bisa dipastikan. Kami masih menunggu keterangan dari BKSDA,” kata dia.
Staf Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sleman, Tri Tukijo mengatakan, berdasarkan kondisi tubuh dan jejak yang ditemukan di lokasi kejadian, kematian anak kambing di Kedungsriti, Umbulharjo ini diduga kuat memang dari binatang buas.
Mengingat, Padukuhan Kedungsriti ini di sebelah selatan Plunyon yang berbatasan dengan Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM).
Kejadian serupa, ternak mati diserang hewan buas menurut dia juga pernah kejadian di Kopeng, Kepuharjo, Cangkringan.
“Tapi yang di kopeng ini sudah lama. Sehabis erupsi Merapi (2010). Iya. Sudah sepuluh tahun lebih,” terang dia.