JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Dugaan kecurangan Pemilu 2024 bukan hanya terjadi pra coblosan, namun juga diduga terjadi pada penghitungan suara oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Terkait dengan hal itu, Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto mensinyalir ada kekuatan besar di belakang KPU.
Pernyataan Hasto tersebut dilontarkan ketika menanggapi isu soal penguncian suara Ganjar-Mahfud 17 persen.
“Ini kan kekuatan di belakang KPU, KPU sendiri enggak tahu,” ujar Hasto ketika ditemui di Jalan Diponegoro Nomor 72, Menteng, Jakarta, Sabtu (9/3/2024).
Adapun Hasto mengaku heran KPU kerap membantah segala kejanggalan yang terjadi dalam penghitungan suara.
Dia mencontohkan soal layanan cloud yang digunakan KPU diketahui terhubung pada layanan penyedia internet (ISP) raksasa Alibaba Singapura dan juga perusahaan di Cina.
Menurut dia, ada kepentingan geopolitik terkait pertarungan antara Amerika Serikat dan Cina.
“Bahkan KPU sendiri pura-pura enggak tau ketika IP adress-nya dipindahkan. Mereka menyangkal, akhirnya kalau ada bukti baru mengakui,” ujarnya.
“Sehingga ini udah tidak benar semuanya, cara-cara berpolitik kita, sudah mereduksi kedaulatan kita sebagai bangsa. Ini yang harus kita koreksi,” tuturnya.
KPU juga menyanggah soal matinya Sirekap yang diklaim karena banyak serangan hackers.
“Ini tidak terbukti. Itu sengaja, manual shut down. Setelah menyampaikan bukti-bukti dari Json Script dari program-programnya, akhirnya baru mengakui,” ujar Sekjen PDIP itu.
Oleh karena itu, Hasto mengklaim adanya suatu kekuatan besar di belakang KPU. Oknum-oknum dari KPU, kata dia, menjadi subordinat dari kekuatan besar ini sehingga mereka membantah.
“Kita ada bukti-bukti programnya itu diubah maka ganjar mahfud dilock 17 persen,” kata dia.
“Bahkan kemudian kami juga punya bukti dari pakar IT ketika Json Script ini dinormalkan (tidak diotak-atik) sebenarnya ini dua putaran,” ujarnya.
Sebelumnya, Ketua KPU Hasyim Asy’ari mengatakan KPU tidak pernah mematok suara dari partai atau Paslon mana pun.
“KPU tidak pernah mematok, tidak pernah mengunci, tidak pernah menargetkan partai tertentu, pasangan calon tertentu, sejak awal harus suaranya sekian, tidak ada. Jadi semuanya yang dihitung KPU itu adalah berasal dari perolehan suara di TPS,” ujar Hasyim di Kantor KPU, Jakarta, pada Jumat (8/3/2024).
Dia menegaskan, pemungutan suara dalam Pemilu 2024 bersifat langsung. Artinya, perolehan suara ditentukan oleh suara pemilih yang menggunakan hak pilih pada hari pemungutan suara di dalam negeri yaitu 14 Februari 2024.
Calon wakil presiden nomor urut 03, Mahfud Md, juga menanggapi pernyataan Hasto. Menurut dia, dugaan adanya penguncian suara tersebut sudah muncul sebelum pelaksanaan Pemilu 2024.
“Ya biar saja diolah di masyarakat, itu kan juga sudah lama, sebelum Pemilu kan juga sudah ada. Sebelum pemungutan suara isu itu sudah ada,” ujar Mahfud, Jumat.
Adapun isu itu berawal ketika Hasto mengklaim adanya algoritma yang menyebabkan suara Ganjar-Mahfud maksimal sebesar 17 persen.
Hasto mengungkapkan, sistem tersebut terlihat oleh tim informasi teknologi (IT) yang dimiliki oleh internal partai.
“Kami banyak bertemu dengan pakar IT yang menemukan persoalan yang sangat fundamental, misalnya dimasukkannya suatu algoritma untuk nge-lock perolehan Pak Ganjar itu hanya maksimum 17 persen,” katanya, Kamis (7/3/2024).