WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM – SMPN 4 Jatisrono Wonogiri atau lebih dikenal dengan sebutan J4 memiliki komitmen tinggi dalam membentuk karakter kuat dan mencintai nilai-nilai Pancasila. Ini penting, terlebih di era modernisasi dan globalisasi ini.
Hal ini diwujudkan melalui Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dengan tema kearifan lokal mengusung topik “Njawani-Njamani”.
Melalui rilis yang diterima JOGLOSEMARNEWS.COM , Senin (18/3/2024), pembukaan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dilaksanakan di halaman sekolah setempat Jumat (15/3/2024). Kegiatan dihadiri seluruh siswa kelas 7 dan guru fasilitator P5.
Keluarga J4 terlihat bersemangat dalam menyambut era globalisasi yang tetap njawani melalui pelaksanaan P4 itu. Terbukti salah satunya saat halaman sekolah didekorasi dengan menggunakan beragam jenis kain batik, sebagai ciri khas dari salah satu budaya Jawa, yang diusung oleh proyek ini.
Proyek ini bukan hanya gagasan sekolah, melainkan melibatkan partisipasi aktif seluruh siswa. Mereka terlibat dalam berbagai kegiatan, mulai dari pengenalan bahasa, adat, adab dan budaya yang berlaku di masyarakat Jawa Tengah.
Tema kearifan lokal dipilih untuk menggambarkan semangat dan komitmen sekolah dalam mengarahkan siswa-siswi menjadi agen perubahan yang peduli terhadap bahasa, adat, adab dan budaya daerah sekitar dalam kehidupan mereka. Subtema Njawani-Njamani dipilih sebagai fokus utama proyek ini.
Kemampuan dalam berbahasa khususnya bahasa Jawa menjadi masalah yang krusial di era medernisasi. SMPN 4 Jatisrono Wonogiri ingin melibatkan siswa dalam memahami, mengkritisi, dan memberikan solusi dalam masalah ini. Selain itu siswa diarahkan untuk bisa menghasilkan profil dan karakter yang njawani di era yang sudah njamani ini.
Kepala SMPN 4 Jatisrono Suliyanto menekankan pentingnya peran siswa dalam memahami dan mempelajari bahasa dan adat budaya Jawa, khususnya Jawa Tengah. Sehingga bisa membentuk siswa dengan karakter njawani dalam arti berperilaku seperti orang Jawa (Wikisastra Bahasa Jawa).
Kepala SMPN 4 Jatisrono Suliyanto memaparkan karakteristik budaya Jawa dalam lima poin. Meliputi religius, nondoktriner, toleran, akomodatif, dan optimistik.
“Manusia Jawa bersifat religius, artinya mengakui keesaan Tuhan Yang Maha Esa. Manifestasi pandangan ini adanya istilah Gusti ora sare, yang artinya Allah tidak pernah tidur. Nondoktriner dalam budaya Jawa dapat dilihat dari segala perilaku manusia Jawa yang bersifat luwes, tidak kaku. Toleran tampak jelas dalam masyarakat yang senantiasa berpegang pada prinsip hormat dan rukun dalam kehidupan sehari-hari. Akomodatif dapat digambarkan seperti laut yang mampu menampung apapun yang ada di dalamnya. Sedangkan optimistik dapat dijelaskan bahwa manusia Jawa senantiasa optimis dalam mengarungi hidup ini,” ujar Kepala SMPN 4 Jatisrono Suliyanto.
“Wong urip kudu bisa kayadene urup. Lantaran urup, papan sakupenge kono dadi padhang. Mula, dadia wong urip sing tansah bisa weweh pepadhang marang sapa bae (Hidup layaknya nyala api. Dengan nyala api tersebut, tempat di sekitarnya menjadi terang-benderang. Oleh karena itu, jadilah orang yang senantiasa mampu menjadi sumber penerang bagi siapapun di sekitarnya),” beber Pak Suli, sebutan akrab orang nomor satu di J4 tersebut.
SMPN 4 Jatisrono Wonogiri berharap dapat melahirkan generasi yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki kemampuan dalam bertutur bahasa, berperilaku, dan mengenal budaya dalam masyarakat Jawa. Proyek ini menjadi pondasi untuk menumbuhkan rasa peduli, kerja sama, dan kreativitas siswa dalam menciptakan karakter yang lebih baik. Aris Arianto