Beranda Panggung Sastra Cerita Sejarah Asal Usul Sendang Siwani (6): Bermula dari Perkelahian Dua Ekor...

Cerita Sejarah Asal Usul Sendang Siwani (6): Bermula dari Perkelahian Dua Ekor Kerbau

Di petilasan Sendang Siwani terdapat sumur, air sumur inilah yang konon merupakan air Sendang Siwani yang memiliki khasiat bagi orang-orang yang percaya | Foto: Suhamdani

Cerita sebelumnya:

Setelah beberapa lama tinggal di Nglaroh, Selogiri, Wonogiri, RM Said mendapatkan banyak dukungan dari masyarakat. Dia bahkan berhasil menghimpun pasukan yang terampil, setia dan kuat.

MESKIPUN memiliki trah turun darah Kraton, namun kehidupan RM Said di Dusun Nglaroh jauh dari kemewahan. Dia  menjalani laku prihatin dengan  nglakoni cegah dhahar klawan guling, alias mengurangi makan dan minum. Dia juga sering melakukan samadi di sendang-sendang di wilayah Wonogiri.  Di antara lokasi-lokasi yang digunakan sebagai tempat samadi RM Said tersebut, terdapat  sebuah sendang yang airnya sangat jernih.  Sendang tersebut terletak di tengah hutan yang sangat lebat. Rumput ilalang tumbuh rapat setinggi manusia dewasa, sehingga orang harus menyibak kerimbunan ilalang tersebut saat hendak melintas.

Karena sangat beningnya, permukaan air sendang tersebut seolah dapat digunakan sebagai   cermin bagi siapa pun makhluk hidup di atasnya. Sendang tersebut berada di bawah dua pohon beringin yang sangat rindang. Dua pohon beringin tersebut sangat besar batangnya.

Sulur-sulurnya bergelantungan, membentuk semacam tirai dari atas hingga hampir menyentuh  tanah.  Setiap hari, tampaklah kawanan kera bergelantungan di sulur-sulur pohon beringin itu dengan riangnya. Mereka berkejar-kejaran, melompat dari sulur satu ke sulur lainnya, lalu menghilang di balik kerimbunan daun-daunnya.

Di dekat pohon beringin tersebut terdapat sebuah batu besar yang sebagian permukaannya rata. Batu tersebut kemudian digunakan oleh RM Said untuk duduk bersamadi dan mengheningkan cipta. Ketika RM Said tenggelam dalam keheningan dan  menyatu dengan alam, seluruh makhluk hidup di sekitarnya seolah takzim, tak ada satupun yang mengganggunya.

*****

Pada suatu hari, ketika RM Said sudah selesai bersamadi, terdengarlah suara gaduh tidak jauh dari tempat itu. Oleh rasa penasaran yang amat sangat, RM Said turun dari batu, lalu bergegas mencari arah suara kegaduhan tersebut. RM Said mengintip dari balik pohon besar.

Di sana, di sebuah area yang lapang, terlihatlah dua ekor kerbau bertanduk besar dan panjang sedang bertarung dengan hebatnya. Kedua kerbau tersebut saling merundukkan kaki depannya, hingga kepalanya hampir menyentuh tanah. Lalu dengan hentakan yang kuat, keduanya menjejakkan kaki depannya hingga tubuhnya terlontar ke depan seperti anak panah lepas dari busur.  Kedua kepala kerbau itu saling beradu, bergumul dan saling seruduk. Gerumbul perdu dan ranting-ranting pohon berjatuhan, berserakan oleh benturan badan kerbau yang sangat besar itu.

Ketika pertarungan tersebut sudah berlangsung cukup lama, salah satu kerbau tampak kelelahan. Darah mengucur dari kepalanya karena terkena serudukan tanduk lawan. Kulit-kulit kepalanya tampak mengelupas oleh serudukan tanduk lawan. Kerbau yang kalah itu pun berbalik dan melarikan diri, sementara kerbau  yang menang tidak mengejarnya.

RM Said yang merasa kasihan melihat kerbau tersebut, lalu mengikuti ke mana kerbau itu melarikan diri. Ia tergerak untuk menolongnya.  Namun dilihatnya kerbau tersebut berhenti di sendang, di bawah dua pohon beringin tak jauh dari tempat dia tadi bersamadi.  RM Said masih berdiri di kejauhan. Tampak olehnya,  kerbau itu meminum air sendang.

Dan seperti sebuah keajaiban, setelah minum air sendang tersebut, kerbau  yang semula kelelahan itu tampak segar bugar lagi.  Kepalanya mendongak, lalu merunduk dan hidungnya mendengus-dengus dengan hebat. Tampak aroma kemarahan memancar dari kerbau tersebut.  Lalu  kerbau itu berbalik dan lari ke tempat semula ia berkelahi. RM Said yang merasa takjub oleh kejadian itu, kemudian mengikuti ke mana  kerbau itu lari. [Suhamdani]

Bersambung

Cerita fiksi ini terinspirasi dari cerita Juru Kunci Sendang Siwani dan diperkaya dari Babad Panambangan