JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Sragen

OPTIMALISASI LORONG SEKOLAH MENJADI LORONG LITERASI

   
SRI KUNCORO, M.Pd
Kepala SD Negeri Bonagung 2 Tanon
Email : mr.kuncorro@gmail.com

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kepala Sekolah adalah penanggung jawab atas penyelenggaraan Pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan tenaga pendidikan lainnya, pendayagunaan serta pemeliharaan sarana dan pr as arana. Kepala sekolah juga sebagai supervisor pada sekolah yang dipimpinnya. Jika di lihat dari syarat guru untuk menjadi kepala sekolah , kepala sekolah bisa dikatakan sebagai jenjang karier dari jabatan fungsional guru.

Kepala  Sekolah  merupakan  ujung  tombak  dalam  sebuah  lembaga pendidikan, yaitu sekolah. Dari tingkat pendidikan dasar hingga tingkat pendidikan menengah, kepala sekolah memiliki peran yang sangat strategis. Kepala sekolah sebagai nakoda di sebuah sekolah sangat menentukan arah kebijakan sebuah sekolah. Kepala sekolah bagaikan seorang ibu yang menggambar anak bayinya untuk dibawa ke mana anaknya, begitu juga kepala sekolah.

Kepala Sekolah bukanlah sekadar tugas tambahan seorang guru. Tidak semua guru memiliki kesempatan untuk menjadi kepala sekolah. Selain harus memiliki persyaratan tersendiri, seorang guru harus lulus seleksi administrasi dan seleksi kompetensi untuk bisa menjadi kepala sekolah. Tes dilaksanakan dalam bentuk tulis dan wawancara. Tidak sampai di situ saja, seorang guru yang lolos seleksi juga harus mengikuti diklat yang dilaksanakan oleh Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LP2KS).

LP2KS memiliki tugas untuk melaksanakan penyiapan, pengembangan, dan pemberdayaan kepala sekolah. Dalam melaksanakan tugasnya, LPPKS memiliki fungsi sebagai (1) Penyusunan Program Penyiapan, Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah, ( 2) Pengelolaan Data dan Informasi mutu dan kompetensi kepala sekolah, (3) Fasilitasi dan Pelaksanaan Penyiapan dan Peningkatan Kompetensi Kepala Sekolah, dan (4) Evaluasi Program dan Fasilitasi Peningkatan Kompetensi Kepala Sekolah.

Berdasarkan pasal 15 Permendikbud Nomor 6 Tahun 2018 tentang Penugasan Guru Sebagai Kepala Sekolah, dinyatakan tugas pokok dan fungsi Kepala sekolah meliputi, ( 1) Beban kerja kepala sekolah sepenuhnya buat melaksanakan tugas pokok manajerial, pengembangan kewirausahaan, dan supervisi pada guru dan tenaga kependidikan; (2) Kepala sekolah yang melaksanakan tugas pembelajaran atau bimbingan, tugas pembelajaran  atau  bimbingan  itu  adalah  tugas  tambahan  di  luar  tugas pokoknya; (3) Beban kerja kepala sekolah tujuannya buat mengembangkan sekolah dan meningkatkan mutu sekolah berdasarkan 8 standar Nasional Pendidikan; (4) Beban kerja kepala sekolah yang ditempatkan di SILN, selain melaksanakan beban kerja, juga melaksanakan promosi kebudayaan Indonesia, dan (5) Dalam hal kekurangan guru dalam satuan pendidikan, kepala sekolah melaksanakan tugas pembelajaran dan bimbingan supaya proses pembelajaran tetap berlangsung.

Berdasarkan Permendikbud di atas, khususnya ayat (1) disebutkan bahwa kepala sekolah sepenuhnya melaksanakan tugas pokok manajerial, pengembangan kewirausahaan, dan supervisi pada guru dan tenaga kependidikan. Dalam menjalankan ketiga tugas pokok tersebut, kepala sekolah harus terus melakukan inovasi, baik dalam menjalankan tugas pokoknya sebagai manajerial, sebagai pengembang kewirausahaan, maupun sebagai supervisor. Inovasi yang dimaksud di sini adalah sebuah proses atau hasil pengembangan  pemanfaatan  /mobilisasi  pengetahuan,  keterampilan,  dan pengalaman untuk menciptakan atau memperbaiki produk, proses, dan/sistem yang baru yang memberikan nilai yang berarti atau signifikan misalnya dalam literasi.

Literasi adalah salah satu kemampuan penting dan utama bagi peserta didik. Pentingnya literasi pada abad ke-21 sekarang bagi peserta didik di sekolah terlihat dari dukungan pemerintah dengan mulai diwujudkannya Gerakan Literasi Sekolah (GLS). GLS di Sekolah  Dasar (SD) dilaksanakansecara bertahap dengan mempertimbangkan kesiapan masing-masing sekolah. Kesiapan ini mencakup kesiapan kapasitas fisik sekolah dalam hal ini sarana dan prasarana yang tersedia (ketersediaan fasilitas, sarana dan prasarana literasi), kesiapan warga sekolah (peserta didik, tenaga guru atau pendidik, orang tua dan komponen masyarakat lain), dan kesiapan sistem pendukung lainnya (partisipasi publik, dukungan kelembagaan dan kebijakan yang relevan). (Sambodo. 2019: 20). Sarana dan prasarana yang tersedia dan mendukung sangat berpengaruh pada keterlaksanaan program sekolah

Inovasi kepala SD Negeri Bonagung 2 di tahun 2024 adalah “Optimalisasi Lorong Sekolah Menjadi Lorong Literasi”. Berbagai inovasi kepala ini tentunya dapat menunjukkan kreativitas seorang kepala sekolah, baik dalam menjalankan tugasnya sebagai manajerial, pengembang kewirausahaan, maupun sebagai supervisor. Dengan berbagai inovasi diharapkan visi sekolah SD Negeri Bonagung 2 bisa segera terwujud.

 

B. Tujuan

Laporan inovasi kepala sekolah ini memiliki tujuan sebagai berikut,

  1. Meningkatkan kinerja kepala sekolah dalam menjalankan tugas pokoknya.
  2. Meningkatkan mutu sekolah menuju sekolah yang memenuhi delapan Standar Nasional Pendidikan (SNP).
  3. Mengetahui berbagai jenis inovasi kepala sekolah yang telah dilakukan selama tahun 2024
  4. Mengoptimalisasi lorong Sekolah yang tidak berfungsi optimal menjadi lorong literasi yang mempunyai fungsi untuk meningkatkan pembiasaan membaca peserta didik di sekolah

BAB II

INOVASI KEPALA SDN BONAGUNG 2

A. Inovasi Kepala Sekolah sebagai di Bidang Manajerial

Salah tugas pokok kepala berdasarkan Permendikbud nomor 6 tahun 2018 tentang penugasan guru sebagai kepala sekolah adalah kepala sekolah sebagai manajerial. Manajerial yang dimaksud di sini adalah. Dalam bidang manajerial ini berhubungan dengan pengelolaan sekolah, sehingga seluruh sumber daya bisa disediakan dan dimanfaatkan secara optimal demi mencapai tujuan sekolah secara efektif serta efisien. Tugas manajerial tersebut meliputi: Menyusun perencanaan sekolah, mengelola program pembelajaran, mengelola kesiswaan, mengelola sarana dan prasarana, mengelola personal sekolah, mengelola keuangan sekolah, mengelola hubungan sekolah dan masyarakat, mengelola administrasi sekolah, mengelola sistem informasi sekolah, mengevaluasi program sekolah, dan memimpin sekolah.

Baca Juga :  Kabupaten Sragen Gelar Lomba Videografi Pelajar untuk Meriahkan Hari Jadi ke-278

Kepala sekolah adalah guru yang mendapat tugas tambahan sebagai kepala sekolah. Meskipun sebagai guru yang mendapat tugas tambahan kepala sekolah merupakan orang yang paling bertanggung jawab terhadap aplikasi prinsip-prinsip administrasi pendidikan yang inovatif di sekolah. Sebagai orang yang mendapat tugas tambahan berarti tugas pokok kepala sekolah tersebut adalah guru yaitu sebagai tenaga pengajar dan pendidik, di sini berarti dalam suatu sekolah seorang kepala sekolah harus mempunyai tugas sebagai seorang guru yang melaksanakan atau memberikan pelajaran atau mengajar bidang studi tertentu atau memberikan bimbingan. Berarti kepala sekolah menduduki dua fungsi yaitu sebagai tenaga kependidikan dan tenaga pendidik.

Pada prinsipnya, pengertian manajemen mempunyai beberapa karakteristik sebagai berikut: ada tujuan yang dapat dicapai; sebagai perpaduan ilmu dan seni; merupakan proses yang sistematis, terkoordinasi, kooperatif, dan terintegrasi dalam memanfaatkan unsur-unsurnya; ada dua orang atau lebih yang bekerja sama dalam suatu organisasi; didasarkan pada pembagian kerja, tugas dan tanggung jawab; mencakup beberapa fungsi; merupakan alat untuk mencapai tujuan. Manajemen merupakan suatu proses pengelolaan sumber daya yang ada mempunyai empat fungsi kegiatan perencanaan, perorganisasian, penggerakan, dan pengawasan yang dilakukan untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya.

Berkaitan dengan hal tersebut tugas dan tanggung jawab kepala sekolah adalah merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, mengkoordinasikan, mengawasi dan mengevaluasi seluruh kegiatan sekolah, yang meliputi bidang proses belajar mengajar, administrasi kantor, administrasi siswa, administrasi pegawai, administrasi perlengkapan, administrasi keuangan, administrasi perpustakaan, administrasi hubungan masyarakat. Oleh sebab itu, dalam rangka mencapai tujuan organisasional, kepala sekolah pada dasarnya mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk melakukan perencanaan, pengorganisasian, pergerakan, dan pengawasan terhadap seluruh sumber daya yang ada dan kegiatan-kegiatan yang dilakukan di sekolah.

 

B. Pentingnya Optimalisasi Sarana dan Prasarana Sekolah

Berbicara mengenai literasi dalam konteks GLS adalah kemampuan untuk mengakses, memahami, dan menggunakan sesuatu secara cerdas melalui berbagai kegiatan, termasuk membaca, melihat, mendengarkan, menulis, dan atau berbicara. Berdasarkan kebijakan atau peraturan Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 23 tahun 2015 tentang tumbuhnya karakter di mana implikasi gerakan literasi yang harus dilaksanakan di setiap sekolah disebut dengan gerakan literasi sekolah. (Faizah. 2016). Gerakan Literasi Sekolah memperkuat gerakan pengembangan karakter yang sekarang dikenal sebagai Penguatan Pendidikan Karakter (PPK).

Berbicara tentang masalah utama dan situasi dalam kepemimpinan yang penulis hadapi saat ini di sekolah, salah satunya adalah kemampuan peserta didik dalam hal membaca. Setidaknya meningkatkan minat baca anak-anak, yang belum didukung oleh program sekolah dan juga oleh orang tua di rumah. Sehingga tingkat keaksaraan atau literasi baca tulis peserta didik sangat kurang. Penulis mengimplementasikan isu atau masalah yang dihadapi disekolah tersebut dalam bentuk Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) yaitu untuk mengoptimalkan koridor Sekolah, dimana lorong Sekolah yang sebelumnya berisi     kosong sehingga dapat digunakan menjadi lorong literasi. Hal ini terkait erat dengan peningkatan kemampuan membaca atau literasi siswa (Gerakan Literasi Sekolah) dengan melakukan pembiasaan membaca di setiap tempat.

Permasalahan yang paling utama di sekolah penulis di atas adalah optimalisasi pemanfaatan lorong Sekolah menjadi lorong literasi yang berfungsi maksimal dan mempunyai nilai kebermanfaatan yang tinggi untuk peserta didik dan tentunya bagi bapak ibu guru. Kondisi tersebut menuntut kepala sekolah untuk menerapkan prinsip kreativitas dan inovasi. Kreativitas dan inovasi salah satu ciri dari kepala sekolah sebagai pemimpin perubahan dimana mampu membawa atau membuat perubahan agar lebih bermanfaat dan pembelajaran di sekolah menjadi bermanfaat. (Cahyono. dkk, 2019: 1).

Situasi dan permasalahan di sekolah berkaitan dengan kemampuan membaca peserta didik yang rendah dan dibutuhkan sarana prasarana yang optimal di sekolah guna mendukung GLS. Dari permasalahan tersebut maka diperlukan solusi berupa optimalisasi lorong Sekolah menjadi lorong literasi bertujuan sebagai ruang baca terbuka yang dapat meningkatkan pembiasaan kemampuan membaca (literacy habit) peserta didik SDN Bonagung 2 Tanon Sragen. Sedangkan manfaat yang akan diperoleh adalah meningkatkan literasi dalam hal minat dan kemampuan membaca peserta didik, penggunaan waktu luang yang positif dan terjalin kelekatan emosi dan komunikasi antara peserta didik dan guru SDN Bonagung 2 Tanon Sragen

 

C. Strategi Optimalisasi Lorong Sekolah Menjadi Lorong Literasi

Gerakan Literasi Sekolah atau keterbacaan literasi sebagai pembelajaran penting kompetensi di Abad 21 dan bagaimana menata fasilitas dan infrastruktur sekolah sebagai bentuk implementasi Manajemen Berbasis Sekolah dalam bentuk pemanfaatan atau optimalisasi area membaca. Dalam buku Panduan Pemanfaatan dan Pengembangan Sudut Baca Sekolah dan Area Baca Sekolah di SD dijelaskan bahwa setidaknya sekolah mampu mengakomodasi ruang yang dapat diubah menjadi ruang baca yang tepat untuk peserta didik di setiap sudut atau koridor Sekolah. (Kemdikbud. 2017: 19).

Berdasarkan   fakta    dan    kebutuhan    tersebut dibuatlah solusi optimalisasi lorong Sekolah menjadi Lorong Literasi (Cognitive Corridor). Tujuan dari program ini adalah mengoptimalisasi lorong Sekolah yang tidak berfungsi optimal menjadi lorong literasi yang mempunyai fungsi untuk meningkatkan pembiasaan membaca peserta didik di sekolah.Sementara dalam jangka panjang, hasil yang diinginkan bukan hanya memiliki kebiasaan membaca tetapi dapat meningkatkan minat peserta didik dalam membaca. Peserta didik memiliki kesempatan untuk menggunakan waktu luang secara lebih efektif dan lebih banyak interaksi antara guru dan peserta didik.

Baca Juga :  Pupuk Subsidi di Sragen Dijual Bebas di Media Sosial Facebook, Politikus Senior Sragen Bambang Widjo Purwanto: Kok Dibiarkan, Apa Peran KP3 Dalam Pengawasan?

Kepala sekolah memungkinkan untuk mengoptimalkan penggunaan lorong atau koridor sekolah menjadi area membaca. Dalam Buku Panduan  tentang  Penggunaan dan Pengembangan Sudut Baca Sekolah dan Area Baca Sekolah untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran di Sekolah Dasar bahwa pemahaman tentang Area Membaca Sekolah adalah suatu tempat atau area  di dalam sekolah atau di luar Sekolah yang diatur sedemikian rupa untuk mengakomodasi kegiatan membaca menumbuhkan minat membaca peserta didik. Lorong literasi ini dibuat berdasarkan kondisi aktual koridor Sekolah di sekolah yang sebelumnya kosong. Dengan mengoptimalkan penggunaan koridor atau lorong menjadi lorong yang bermanfaat dan memiliki fungsi sebagai ruang istirahat peserta dan juga merupakan salah satu cara dan upaya untuk mendorong kebiasaan membaca siswa.

Pada awalnya, Kepala sekolah mempunyai inovasi lorong literasi mulai dengan melakukan penelitian mendalam tentang kondisi literasi di lingkungan SD Negeri Bonagung 2. Mengumpulkan data tentang tingkat membaca dan menulis siswa, serta kebutuhan dan harapan mereka terhadap pemanfaatan literasi dalam kehidupan sehari-hari.

Setelah mendapatkan pemahaman yang komprehensif, Kepala sekolah kemudian mulai merancang konsep lorong literasi yang tidak hanya berfungsi sebagai ruang untuk membaca buku, namun juga sebagai tempat untuk membangun komunitas literasi yang aktif dan terlibat. Mereka berkolaborasi dengan para seniman lokal untuk mendesain mural-mural yang menginspirasi dan memotivasi murid-murid untuk membaca dan menulis. Lokasi lorong sekolah SD Negeri Bonagung 2 kondisi awal gambar 1 sebelum di buat lorong literasi.

Gambar 1. Kondisi Awal Lorong Sekolah

Setelah tahap awal perencanaan selesai, kepala sekolah selanjutnya mulai melakukan implementasi lorong literasi dengan melibatkan guru dan staf  secara langsung. Mereka mengadakan diskusi, dan acara literasi lainnya untuk meningkatkan kesadaran dan minat membaca di kalangan anak-anak dan orang dewasa. Mereka juga bekerja sama dengan sekolah dan perpustakaan untuk menyediakan akses yang lebih mudah ke bahan bacaan berkualitas. Lokasi lorong sekolah SD Negeri Bonagung 2 kondisi pengerjaan tahap 2, dilihat pada gambar 2 dibawah ini.

Gambar 2. Kondisi Proses Lorong Sekolah

Selama proses implementasi, Kepala Sekolah dan Guru terus melakukan evaluasi dan perbaikan untuk mengoptimalkan manfaat lorong literasi bagi siswa-siswi. Mereka mengumpulkan umpan balik dari pengunjung dan melakukan survei untuk memahami dampak positif yang telah tercipta. Dengan kerja keras dan dedikasi, lorong literasi akhirnya menjadi pusat literasi yang berdaya dan memperkaya kehidupan warga sekolah. Adapun hasil akhir Optimalisasi Lorong Sekolah Menjadi Lorong Literasi dilihat pada gambar 3 dibawah ini.

Gambar 3. Kondisi Akhir Optimalisasi Lorong Sekolah Menjadi Lorong Literasi

literasi menjadi tempat untuk mengembangkan minat baca dan pengetahuan siswa melalui penyediaan berbagai informasi yang menarik dan bermanfaat. Selain itu, lorong literasi juga menjadi tempat untuk menggelar berbagai kegiatan literasi seperti kelompok diskusi buku, lomba baca puisi, dan lain sebagainya. Dengan adanya lorong literasi, diharapkan siswa dapat lebih aktif dalam membaca dan mengembangkan kemampuan literasi mereka.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari segala yang telah dijabarkan diatas, maka hal-hal yang dapat disimpulkan Hasil Lorong Literasi di sekolah terlihat dengan adanya perubahan awal sebelum, proses dan setelah perubahan optimalisasi penggunaan lorong Sekolah menjadi lorong literasi. Lorong literasi merupakan salah satu inovasi literasi yang dikembangkan di SDN Bonagung 2 Tanon Sragen.

Bukti  transformasi  atau  perubahan  dari  lorong literasi  ini  adalah  adanya  perubahan  lorong  Sekolah  di sekolah yang berubah menjadi lorong literasi (Cognitive Corridor), di mana bukti dari perubahan ini dapat dilihat langsung pada  hasil  akhir  yaitu  :  (1) Penataan  lorong   Sekolah   yang   sebelumnya kosong,  (2)  Lorong  literasi  sebagai   ruang tunggu  dan  ruang  baca  terbuka,  (3)  Tersedianya  buku cerita anak

Hasil capaian yang diperoleh dari  lorong  literasi adalah Peningkatan  minat  peserta didik  dalam  membaca,Kesempatan   peserta   didik untuk menggunakan waktu luang lebih efektif dan lebih banyak  interaksi  antara  guru  dan  peserta  didik. Dalam menjalankan ketiga tugas pokok tersebut, setiap kepala sekolah harus selalu memiliki inovasi. Inovasi inilah yang bisa membuat sekolah yang dipimpin menjadi sekolah bermutu yang memenuhi Standar Nasional Pendidikan.

B. Saran

Beberapa saran yang dapat disampaikan dalam laporan ini adalah sebagai berikut.

  1. Laporan inovasi kepala sekolah ini bisa didesiminasikan kepada kepala sekolah lain agar bisa dikembangkan ke kepala sekolah lainnya.
  2. Laporan inovasi kepala sekolah ini hendaknya digunakan sebagai penyemangat untuk menghasilkan inovasi lain di sekolah yang dipimpinnya.

 

Daftar Pustaka

Kemendikbud.(2017). tentang kompetensi inti dan kompetensi dasar pelajaran pada kurikulum 2013 pada pendidikan dasar dan Menengah. Jakarta: Kemendikbud.

Sambodo, Djoko.2019. Pengelolaan Sarana dan Prasarana Sekolah (MPPKS-SAR) (Modul Pelatihan Penguatan Kepala Sekolah), Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Cahyono, Yuli, dkk. 2019. Kepemimpinan Perubahan (MPPKS-PIM) (Modul Pelatihan Kepala Sekolah), Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Permendikbud Nomor 6 Tahun 2018 tentang Penugasan Guru Sebagai Kepala Sekolah

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com