JOGLOSEMARNEWS.COM Umum Nasional

Pakar: Ekskalasi Konflik Iran-Israel Berpotensi Picu Inflasi

Karyawan tengah menghitung uang pecahan 100 ribu rupiah di penukaran valuta asing di Jakarta, Rabu, 28 Februari 2024. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat ditutup melemah ke level Rp15.692 pada perdagangan hari ini | tempo.co
ย ย ย 

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM โ€“ Konflik dan saling serang antara Iran dan Israel, dikhawatirkan bakal berdampak bagi perekonomian dunia, termasuk Indonesia.

Hal itu sebagaimana diungkapkan oleh Senior Fellow Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Krisna Gupta.

Dia mengatakan saling serang yang terjadi dalam konflik Iran-Israel bisa memberikan dampak ke perekonomian Indonesia, salah satunya adalah inflasi.

“Dampaknya akan sangat tergantung seberapa jauh eskalasi serangan tersebut, dan ini tergantung respons dari Israel dan sekutunya,” ujar Krisna, Jumat (19/4/2024).

Adapun dampak lainnya yang akan sangat terasa adalah pada sektor energi. Pasalnya, mayoritas minyak yang melewati Arab, dikapalkan lewat Selat Hormuz untuk pasar Asia.

Selat itu berada di antara wilayah Iran, Oman dan Uni Emirat Arab. Ia memperkirakan harga minyak akan naik, terutama jika Amerika Serikat dan sekutunya memberikan sanksi ke minyak Iran dan mempersulit penjualannya.

Kenaikan harga minyak nantinya pun, menurut Krisna, akan berdampak pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024.

Pasalnya, kenaikan harga minyak dapat mengubah besaran belanja dan defisit. Kenaikan harga minyak juga bisa menyebabkan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dan hal ini akan menambah anggaran subsidi. Sebagai importir minyak dan BBM, ujar Krisna, tentu hal ini bisa mengakibatkan inflasi bagi Indonesia.

Baca Juga :  Revisi UU TNI, Rencana Pencabutan Larangan TNI Berbisnis Banjir Kritik

“Namun, saya rasa masih ada kanal lain bagi Iran untuk menjual minyak karena mereka sudah pernah kena sanksi sebelumnya dan sudah punya cara mengurangi dampak sanksi tersebut,” ucapnya.

Jika ketegangan antara Iran dan Israel masih terus berlanjut ke depannya, Krisna menilai pemerintah Indonesia harus segera mencari cara agar dapat meminimalisir dampak yang bisa dirasakan.

Krisna mengatakan pemerintah bisa turut mendorong Israel untuk menahan diri, karena saat ini agresi Israel sudah mendapatkan banyak kritik bahkan dari sekutu terdekatnya, Amerika Serikat.

Menurut dia, langkah itu yang bisa jadi membuat Israel tidak melakukan respons yang ekstrem dari serangan Iran yang lalu. Dia berharap pemerintah saat ini bisa terus mengutamakan diplomasi.

Ia berpendapat koordinasi dengan Bank Indonesia juga diperlukan. Mengingat jiga terjadi inflasi minyak dunia, akan membuat Indonesia membutuhkan lebih banyak dolar untuk mengimpor minyak dan BBM. Sementara kondisi geopolitik ini pun telah mendorong rupiah makin terdepresiasi terhadap dolar.

Baca Juga :  Kabar Gembira bagi PNS! Airlangga Benarkan Rencana Kenaikan Gaji PNS Mulai Tahun 2025

โ€œSesuatu yang sudah cukup menyulitkan saat ini,” kata Krisna.

 

Sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga menilai masyarakat Indonesia tak perlu khawatir soal imbas konflik Iran-Israel. Dia mengatakan potensi eskalasi konflik kedua negara tersebut belum diketahui, sehingga pemerintah belum mengambil keputusan apapun.

“Jadi secara geopolitik belum ada apa-apa. Jadi tentu kalau belum ada apa-apa, kita tenang-tenang saja,” kata Airlangga di kantornya, Jakarta Pusat, pada Kamis (18/4/2024).

Airlangga mengatakan beberapa negara barat telah menyatakan tidak mau terlibat dalam konflik itu. Negara tetangga Israel seperti Jordan, Mesir, dan Arab Saudi juga telah menekankan deeskalisasi konflik.

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) Antonio Guterres, kata Airlangga, juga sudah meminta semua pihak menahan diri dan berusaha mengendalikan memanasnya situasi geopolitik ini.

Karena itu, Airlangga yakin para pemimpin negara relatif memiliki sikap yang sama, yakni menghindari eskalasi konflik. Serta berusaha meredam potensi disrupsi ihwal logistik, rantai pasok, dan kepentingan lainnya di Selat Hormuz. ย 

www.tempo.co

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com