YOGYAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Setelah beberapa lama menjadi problem yang cukup serius, akhirnya Pemkot Yogyakarta menggandeng pihak swasta untuk mengelola sampah, sembari menanti kesiapan 2 TPS yang tengah dikerjakan.
Langkah tersebut diterapkan untuk mengantisipasi penumpukan sampah di depo maupun jalanan, seusai TPA Piyungan ditutup total per 1 Mei 2024 silam.
Menurut Penjabat (Pj) Wali Kota Yogyakarta, Singgih Raharjo, kerja sama dengan swata ditempuh untuk mengatasi selisih limbah yang belum terkelola.
Sebagaimana diketahui, sampai sejauh ini produksi sampah harian di Kota Yogyakarta masih berkisar antara 180 ton hingga 200 ton per hari.
“Selama sudah desentralisasi penuh, ada selisih antara volume (sampah) yang kita olah. Maka, ini solusinya kita kerja sama dengan swasta,” tandasnya, Kamis (2/5/2024).
Singgih mengungkapkan, kondisi sekarang baru TPS Nitikan yang bisa beroperasi penuh, dengan kuota pengelolaan sekitar 60-75 ton per hari.
Sementara, 2 TPS lain yang dicanangkan, saat ini masih berproses pembangunannya, meski alat atau mesin pengolah sampahnya sudah siap.
Misalnya di TPS Kranon, yang kemungkinan baru bisa dioperasikan secara penuh setelah minggu pertama Mei 2024, saat ini masih menunggu penyelesaian bagian atap.
Untuk bangunan hanggar, dipastikan sudah siap beroperasi, sedangkan mesin pengolahan sampah telah rampung di-setting dan dapat dioperasikan.
“Jadi, alatnya sudah duluan daripada hanggarnya, ini untuk percepatan. Sudah dilakukan uji coba juga alat-alatnya di sana,” cetusnya.
“Nanti di Kranon akan mengolah 40-45 ton per hari. Jadi, dari 2 TPS itu, bisa mengolah sampah sekitar 120 ton per hari,” tambah Singgih.
Kemudian, lokasi ketiga di TPS Karangmiri, ia mengakui, memang dibutuhkan waktu pengerjaan yang cenderung lebih panjang.
Sebab, di fasilitas pengolahan sampah tersebut, Pemkot Yogyakarta harus melakukan pekerjaan fisik jembatan, talud dan lain sebagainya.
“Akhir bulan Mei 2024 semoga bisa beroperasi, dengan kapasitas pengolahan 25-30 ton sampah per hari,” pungkasnya.