Beranda Edukasi Pendidikan Dosen D3 DKV Sekolah Vokasi UNS Lakukan Eksplorasi Artistik Arca Megalitikum di...

Dosen D3 DKV Sekolah Vokasi UNS Lakukan Eksplorasi Artistik Arca Megalitikum di Taman Nasional Lore Lindu  

Arca Megalitikum di Sulawesi Tengah
Tim peneliti yang terdiri dari sejumlah dosen D3 DKV Sekolah Vokasi UNS tengah berfoto bersama di dekat arca megalitikum di Taman Nasional Lore, Lindu, Sulawesi Tengah | Foto: Istimewa

SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM –  Sejumlah dosen dari Prodi D3 Desain Komunikasi Visual (D3 DKV) Sekolah Vokasi (SV) Universitas Sebelas Maret (UNS) melakukan penelitian mendalam terhadap arca megalitikum di kawasan Taman Nasional Lore Lindu (TNLL), Sulawesi Tengah.

Penelitian tersebut dilakukan dengan menggunakan skema HGR kelompok DKV Media Interaktif yang beranggotakan tujuh orang dosen Prodi DKV, dan  dipimpin oleh Sigied Himawan Yudhanto., M.Sn., selaku dosen di D3 DKV SV UNS.

Bertindak selaku co-peneliti yang melakukan aransemen penelitian di lapangan adalah Dedy Eka Timbul Prayoga., M.Sn., dibantu oleh local guide setempat,  Didit Sujadmiko dan Andi Taufik Bangsawan.

“Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap lebih dalam tentang teknik artistik yang digunakan dalam pembuatan arca-arca megalitikum, sekaligus juga untuk memahami makna simbolik dan fungsional dari arca-arca ini dalam konteks budaya masyarakat prasejarah,” papar Ketua Tim Peneliti,  Sigied Himawan Yudhanto., M.Sn., seperti dikutip dalam rilisnya ke Joglosemarnews.

Arca Megalitikum
Tim peneliti yang terdiri dari sejumlah dosen D3 DKV Sekolah Vokasi UNS berfoto bersama di dekat arca megalitikum di kawasan Taman Nasional Lore, Lindu, Sulawesi Tengah | Foto: Istimewa

Selaras dengan latar belakang keilmuannya, jelas Sigied, penelitian tersebut  berfokus pada aspek eksplorasi artistik arca megalitikum.  Di mana, arca megalitikum merupakan salah satu peninggalan sejarah penting yang mencerminkan kekayaan budaya dan keahlian artistik masyarakat prasejarah ras Astronesia di tiga lembah, yaitu Lembah Bada, Lembah Napu dan Lembah Besoa di TNLL Indonesia.

Sebagai informasi, Taman Nasional Lore Lindu sejauh ini dikenal dengan keanekaragaman hayati dan warisan budayanya, dan merupakan rumah bagi sejumlah arca megalitikum yang unik dan menakjubkan.

Adapun  Sulawesi Tengah sering disebut dengan negeri seribu megalith, di mana arca-arca yang berasal dari zaman prasejarah dengan kisaran usia 2500-3000 tahun SM, tidak hanya menjadi saksi bisu dari sejarah panjang masyarakat setempat, tetapi juga merupakan contoh luar biasa dari seni dan keahlian pahat batu masa prasejarah yang telah berkembang di Nusantara.

Baca Juga :  ISETH 2024, UMS Berkomitmen pada Pengembangan Teknologi
arca megalitikum
Tim peneliti dari sejumlah dosen D3 DKV Sekolah Vokasi UNS menyaksikan dari dekat arca megalitikum di kawasan Taman Nasional Lore, Lindu, Sulawesi Tengah dalam rangka melakukan eksplorasi artistik | Foto: Istimewa

Penelitian tersebut dilakukan dengan durasi selama 10 hari dengan melakukan ekpedisi ke 3 lembah utama yang berada di TNLL.  Lokasi yang menjadi objek penelitian adalah arca Palindo di situs Sepe, situs Suso, arca Langke Bulawa dan situs Tatanduo, yang kemudian dilanjutkan ke situs Watunongko di Lembah Napu. Selanjutnya, perjalanan dilanjutkan ke Lembah Besoa dengan maskotnya arca Tadulako dan situs Pokekea yang terkenal.

Sigied menjelaskan, tim peneliti menggunakan pendekatan multidisiplin yang melibatkan tinjauan Arkeologi,  Antropologi dan Sejarah Seni. Sedangkan pengumpulan data dilakukan melalui dokumentasi visual dan pengukuran detail dari arca-arca megalitikum, diskusi dan wawancara interaksi dengan penduduk lokal serta ahli sejarah di UPT Museum Negeri Sulawesi Tengah.

“Wawancara dilakukan untuk mendapatkan wawasan tentang legenda dan kepercayaan yang berkaitan dengan arca,” paparnya.

Sementara analisis teknis dilakukan, untuk melihat teknik ukir dan material yang digunakan dalam pembuatan arca.

Sigied menjelaskan, hasil sementara penelitian awal menunjukkan, arca-arca megalitikum di Taman Nasional Lore Lindu menampilkan keahlian artistik yang tinggi dengan detail ukiran yang rumit dan presisi.

Di samping itu, setiap arca memiliki ciri khas tersendiri, baik dari segi ukuran, bentuk, maupun ornamen yang menghiasi permukaannya.

Arca Megalitikum
Tim peneliti dari sejumlah dosen D3 DKV Sekolah Vokasi UNS berfoto bersama di dekat arca megalitikum yang berada di kawasan Taman Nasional Lore, Lindu, Sulawesi Tengah untuk melakukan eksplorasi artistik | Foto: Istimewa

Temuan awal juga mengindikasikan adanya penggunaan alat-alat batu yang sederhana pada masa itu, yang memungkinkan penciptaan objek megalitikum yang memiliki form bipedal dan anthro.

Pada tatanan makna simbolik, selain aspek artistik, penelitian itu juga mengungkapkan makna simbolik dari arca-arca tersebut. Banyak arca diyakini memiliki fungsi religius atau spiritual, seperti penanda makam leluhur atau simbol perlindungan. Makna-makna ini penting untuk memahami kehidupan sosial dan kepercayaan masyarakat prasejarah di wilayah tersebut.

Untuk diketahui, penelitian RG DKV Media Interaktif tersebut mendapat dukungan dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM UNS)  serta bekerja sama dengan UPT Museum Sulawesi Tengah dan pemerintah setempat.

Baca Juga :  Purna Tugas di UNS, Prof Pranoto Lanjutkan Langkah di UMUS Brebes

“Dukungan ini sangat penting untuk memastikan kelancaran penelitian serta pelestarian situs-situs bersejarah tersebut,” papar Sigied.

Kaprodi D3 DKV,  Dr. Alfan Setyawan., M.Sn menjelaskan, sekalipun penelitian itu  dilakukan oleh UNS sebagai perguruan tinggi di pulau Jawa sementara subject matter lokasi penelitian berada di provinsi Sulawesi Tengah, hal itu tidak menjadi persoalan.

“Justru  ini menunjukan bahwa level penelitian UNS tidak lagi bersifat lokal,  tetapi sudah berada di tatanan level nasional,” tukas Alfan Setyawan.

Penelitian tersebut, ungkap Alfan, tidak hanya penting untuk menambah pengetahuan masyarakat tentang sejarah seni di Indonesia saja, tetapi juga untuk melestarikan warisan budaya yang tak ternilai harganya. Arca-arca megalitikum di Lore Lindu adalah bagian dari identitas budaya kita yang menunjukan kehidupan masa lampau yang bisa menjadi pembelajaran berharga untuk generasi mendatang.

Alfan berharap penelitian tersebut  bisa mendorong upaya lebih lanjut dalam konservasi dan promosi situs megalitikum di Lore Lindu sebagai cagar biosfer dengan destinasi wisata budaya di dalamnya. [Redaksi]