Beranda Umum Nasional Penerimaan Negara Merosot Signifikan, Menkeu Sebut Bea dan Cukai Menurun, Pajak serta...

Penerimaan Negara Merosot Signifikan, Menkeu Sebut Bea dan Cukai Menurun, Pajak serta PNBP Melambat

Menkeu Sri Mulyani gelar rapat bahas situasi geopolitik usai serangan Iran ke Israel
Menkeu Sri Mulyani menggelar rapat internal di jajaran Kemenkeu untuk mengantisipasi dampak situasi geopolitik dan dampak ekonomi usai serangan Iran ke Israel | tempo.co

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM –  Penerimaan negara ditengarai mengalami perlambatan signifikan sejak Mei 2024 yang lalu.  Menurut Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, perlambatan tersebut salah satunya disebabkan oleh merosotnya penerimaan pajak sejak Mei lalu.

Kondisi tersebut masih diperparah dengan menurunnya  penerimaan dari Kepabeanan dan cukai juga secara tahunan.

Selain itu, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) juga turun, sehingga jika ditotal,  jelas Sri Mulyani, pendapatan negara secara keseluruhan dari pajak, kepabeanan dan cukai dan PNBP mengalami kontraksi 7,1 persen.

Bendahara negara mengatakan realisasi penerimaan pajak hingga Mei mengalami perlambatan. Sampai akhir Mei penerimaan dari pajak Rp 760,8 triliun, atau kontraksi 8,4 dibanding tahun lalu yang sebesar Rp 830,5. “Artinya baru 38,4 persen dari target APBN,” ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers di Kantor Kementerian Keuangan, Kamis( 27/6/2024).

Pada 2024, pemerintah menargatkan penerimaan pajak sebesar Rp 1.988,9 triliun. Penyumbang terbesar dari pajak adalah pajak penghasilan atau PPh non migas yakni Rp 443,72 triliun.

Baca Juga :  Tak Mau Lagi Minta Jokowi Tunjukkan Ijazah, Kubu Roy Suryo Minta Polisi Tampilkan Ijazah Jokowi

Sri Mulyani mengatakan penerimaan masih sesuai jalur, tapi grossnya secara bruto menurun 5,41 persen. Kontraksi ini karena adanya pelemahan harga komoditas yang menyebabkan perusahaan khususnya sektor pertambangan mengalami penurunan keuntungan  dibanding 2023.

 

Pajak pertambahan nilai atau PPN dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah atau PPnBM terbanyak ke dua, hingga Mei nilainya telah mencapai Rp 282,3 triliun. Naik 5,7 persen karena kegiatan ekonomi atau belanja kontribusinya naik.

Pajak bumi dan bangunan atau PBB dan pajak lainnya Rp 5 triliun, menurun 15 persen secara bruto. Penyebabnya menurut Sri Mulyani disebabkan tidak terjadi kembali pembayaran tagihan 2023.

Selain itu pajak penghasilan (PPh) migas sebesar Rp 29,3 triliun. Mengalami penurunan 20,6 persen. Sri Mulyani mengatakan minusnya penerimaan sejalan dengan semakin turunya lifting migas.

Sementara itu, penerimaan Kepabeanan dan Cukai juga turun 7,8 persen secara tahunan atau year on year. Total penerimaan kepabeanan dan Cukai hingga akhir Mei sebesar Rp 109,1 triliun dari target Rp 321 triliun.

Baca Juga :  BNN Peringatkan Bahaya Narkotika Mulai Mengincar Anak SD

Penerimaan pada Mei, terbagi atas bea masuk Rp 20,3 trilun, bea keluar Rp 7,7 triliun dan penerimaan terbanyak pada cukai sebesar Rp 81,1 triliun. Penerimaan Cukai mengalami penurunan 12,6 persen secara tahunan akibat turunnya cukai hasil tembakau.

www.tempo.co

Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.