WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Pada awal tahapan sosialisasi terbatas rencana pembangunan PLTS apung Wonogiri di area genangan Waduk Gajah Mungkur Wonogiri mendapatkan sorotan tajam. Rencana proyek PLTS apung Wonogiri itu dianggap mengancam kalangan nelayan dan petani kabupaten Jateng tenggara.
Sebenarnya seperti apa rencana pembangunan PLTS apung Wonogiri itu? Bagaimana progresnya saat ini, apakah berlanjut atau terhenti atau bagaimana?.
Sayang kami di Wonogiri belum mendapatkan informasi detail soal keberlanjutan proyek PLTS apung Wonogiri. Kamis sebatas bisa menyajikan informasi terbatas yang berhasil kami peroleh sebelumnya.
Pada 2023 lalu Manager Generation Business Development PLN Indonesia Power Puguh Anantawidya mengatakan PLTS apung Wonogiri di Waduk Gajah Mungkur Wonogiri merupakan pembangkit listrik yang dihasilkan dari energi matahari.
PLTS apung Wonogiri di Waduk Gajah Mungkur Wonogiri digadang-gadang menggantikan energi fosil ke depannya.
Kapasitas PTLS apung Waduk Gajah Mungkur Wonogiri nanti 100 megawatt.
Puguh Ananta Widya menerangkan, area yang dibutuhkan untuk PLTS apung Waduk Gajah Mungkur Wonogiri sekitar 130 hektare di genangan WGM tepatnya di wilayah Desa Boto Baturetno Wonogiri.
Selain di kawasan genangan, proyek PLTS apung Wonogiri itu membutuhkan area darat menggunakan tanah dengan luas sekitar 7,89 hektare.
Menurut Puguh Ananta Widya, listrik yang dihasilkan dari PLTS apung Wonogiri di Waduk Gajah Mungkur Wonogiri itu bakal terkoneksi ke gardu induk. Dari PLTS, listrik langsung menuju ke grid dan baru dialirkan ke daerah yang membutuhkan.
Disinggung soal penolakan warga dengan berbagai pertimbangan atas PLTS apung Wonogiri di Waduk Gajah Mungkur Wonogiri itu, Puguh Ananta Widya menuturkan ekspose atau sosialisasi awalnya memang sengaja dilakukan untuk menjadi media konsultasi dan partisipasi masyarakat.
Puguh Ananta Widya, Kamis (25/5/2023), menuturkan nantinya, bakal ada sosialisasi lanjutan dengan masyarakat. Sekaligus dengan opsi desain yang bisa meminimalkan dampak bagi masyarakat.
Diakui Puguh Ananta Widya, akan ada dampak pembangunan yang tak bisa dihindari. Namun ada solusi yang ditawarkan, misalnya seperti wisata edukasi.
Terkait lokasi, titik di Desa Boto Baturetno Wonogiri itu yang bakal dioptimalkan. Sebab titik itu dinilai saat pasang dan surut masih tergenang air. Hanya layout-nya akan jadi panjang atau lebar nanti berdasarkan masukan masyarakat.
Terkait area darat yang juga masuk dalam rencana pembangunan PLTS apung Wonogiri di Waduk Gajah Mungkur Wonogiri itu, Puguh Ananta Widya menerangkan akan ada beberapa opsi. Apakah lahannya bisa dioptimalkan atau opsi lain. Dia tak menutup kemungkinan, lahan darat seluas 7,89 hektare bisa saja tak digunakan seluruhnya.
Lebih jauh, Puguh Ananta Widya menerangkan nilai proyek kurang tau pasti. Mungkin sekitar 80 juta dolar. Sekitar 1 triliunan.
Sebagaimana diwartakan rencana pembangunan PLTS apung Wonogiri di Waduk Gajah Mungkur Wonogiri mendapatkan penolakan dari warga.
Diketahui, PLTS apung Waduk Gajah Mungkur Wonogiri itu rencananya bakal dibangun di genangan WGM yang masuk di wilayah Desa Boto Baturetno Wonogiri
Penolakan warga muncul saat sosialisasi dan konsultasi publik pembangunan proyek PLTS terapung di Pendapa Rumah Dinas Bupati Wonogiri Kamis (25/5/2023). Penolakan warga dilandasi kekhawatiran akan PLTS itu.
Misalnya saja, nelayan Desa Boto dan sekitarnya yang bakal kesulitan menangkap ikan. Dimana, PLTS itu nantinya bakal berdiri di area yang kerap menjadi jujugan nelayan saat mencari ikan ketika musim kemarau.
Belum lagi protes petani di lahan pasang surut turut yang terdampak proyek itu. Meski begitu, ada juga yang mendukung meski tak sebanyak yang mengeluhkannya. Yang jelas, masyarakat meminta ada solusi atas rencana tersebut.
Kades Boto Edi Suroso Bambang Setiawan mengatakan masyarakat baru menerima informasi terkait dampak akibat pembangunan. Belum mendapatkan informasi lebih jauh terkait hal lainnya.
Kades Boto Edi Suroso Bambang Setiawan menerangkan, salah satu yang menjadi kekhawatiran warganya karena lokasi yang rencananya bakal didirikan PLTS apung Waduk Gajah Mungkur Wonogiri itu adalah titik yang sangat digantungkan warga. Utamanya adalah warga yang bekerja sebagai nelayan.
Warga, kata Kades Boto Edi Suroso Bambang Setiawan, berharap, PLTS apung Wonogiri di Waduk Gajah Mungkur Wonogiri bisa bergeser ke daerah lainnya.
Semisal tidak berpindah, imbuh Kades Boto Edi Suroso Bambang Setiawan, warga bisa mendapatkan solusi. Dimana kelangsungan hidup mereka bisa terjamin. Misalnya dengan dipastikannya mata pencaharian lainnya. Aris Arianto