SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM — Kirab 4 sendang, 2 petilasan, 1 situs dalam rangkaian kegiatan Merti Desa Bibis Kulon, Kelurahan Gilingan, Banjarsari, Solo yang diadakan Kamis, (11/07/2024) siang.
Jadi momentum pertemuan antara Bakal Calon Walikota Solo, Diah Warih Anjari dengan KGPAA Mangkunegara X atau kerap disapa Gusti Bhre yang digadang-gadang menjadi kandidat terkuat di pilkada Solo 2024.
Keduanya bertemu secara tidak sengaja. Gusti Bhre yang pada saat itu terlambat mengikuti kirab. Tiba-tiba hadir menyapa warga, kemudian bertemu Diah Warih dan saling bertegur sapa meskipun terlihat sedikit canggung.
“Apa kabar ? tanya Diah Warih.
“Baik-baik,” jawab Gusti Bhre.
Setelah sempat berjabat tangan dan bertegur sapa. Keduanya kemudian tampak mengikuti jalannya kirab hingga akhir.
Saat ditanya, Gusti Bhre merasa cukup terkesan dengan adanya kirab budaya Merti Desa Bibis Kulon tersebut.
“Luar biasa, senang, dan guyub sekali kebersamaannya juga terasa. Jadi semoga kegiatan-kegiatan seperti ini bisa terus lestari dan lebih banyak lagi ke depannya,” ungkapnya di sela-sela kirab.
Dirinyapun mengakui cukup senang dengan momen pertama kalinya mengikuti kirab tersebut. Meskipun juga belum cukup mengenal adanya situs Mbah Meyek yang jadi cikal bakal kegiatan budaya di Bibis Kulon.
“Semoga budaya terus menjadi identitas kota yang kuat. Semoga ke depannya nanti ini bisa terus lestari dan berkembang bermanfaat untuk kehidupan masyarakat,” ujarnya.
Disinggung soal momen pertemuannya dengan Diah Warih, Bakal Calon Walikota Solo. Gusti Bhre cukup hemat bicara.
“Ya (beliau Diah Warih) sosok yang baik saya rasa,” tandasnya.
Dilain pihak, Diah Warih yang juga merupakan Pembina Yayasan Diwa Foundation, menjelaskan bahwa sebagai warga Bibis Kulon dirinya ikut bertanggung jawab dan berkontribusi terlibat langsung dalam acara merti desa.
“Merti desa ini sebuah tradisi dari leluhur kita yang wajib kita jaga. Karena bukan hanya wujud syukur kita pada tuhan yang maha esa. Tapi ini merupakan satu kearifan lokal yang wajib dijaga. Karena ada kebersamaan, gotong royong tanpa ada batas dan perbedaan status sosial,” jelasnya.
Diah Warihpun kemudian menyampaikan kesan-kesannya usai pertemuan pertama dengan KGPAA Mangkunegara X atau Gusti Bhre.
“Kami sempat bersapa sebagai sesama tokoh muda yang melestarikan budaya. Tadi memang tidak sengaja bertemu. Kalau saya sendiri kan bagian dari warga Bibis Kulon, sementara Gusti Bhre juga bagian dari masyarakat dan tokoh. Apakah ini bagian dari daya tarik pilkada atau sebuah sinyal, silakan diartikan sendiri,” pungkasnya. Ando