JOGLOSEMARNEWS.COM Nasional Jogja

Pengelolaan Perpustakaan Sekolah Masih Belum Maksimal, Banyak Guru ‘Nyambi’ Kepala Perpustakaan

Diskusi alumni Diklat Kepala Perpustakaan Sekolah angkatan ke-10 (2023) yang diselenggarakan Pusat Pendidikan dan Latihan (Pusdiklat) Perpustakaan Nasional RI bekerjasama dengan pengurus Ikatan Pustakawan (IPI) DIY dan Dinas Perpustakaan Arsip Daerah (DPAD) DIY  / Istimewa
   

YOGYAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Dunia literasi di Indonesia menghadapi banyak kendala yang tampaknya tak kunjung usai. Salah satu masalah utama adalah pengelolaan perpustakaan sekolah yang masih jauh dari  optimal.

Hal itu mencuat dalam acara evaluasi penyelenggaraan Diklat kepala perpustakaan sekolah yang berlangsung di ruang Werkudara, lantai 2 gedung depo Arsip DPAD DIY pada Selasa (2/7/2024) pagi.

Diskusi yang dipandu oleh alumni Diklat kepala perpustakaan sekolah angkatan ke-10 (2023) itu dihadiri oleh Kapusdiklat Perpustakaan Nasional RI, Nurcahyono, Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah DIY, Kurniawan, serta pustakawan utama DPAD DIY, Budiyono.

Baca Juga :  Gasak Truk di Ring Road Bantul,  Seperti Ini Nasib Pengendara Motor Warga Bantul Ini

Dalam kesempatan itu,  Nurcahyono menekankan pentingnya pengelolaan perpustakaan sekolah secara profesional sesuai standar nasional untuk meningkatkan kualitas peserta didik dan mendukung program akreditasi lembaga.

“Pustakawan yang mengelola perpustakaan sekolah harus selalu meningkatkan kompetensinya,” ujarnya, seperti dilutip dalam rilos yang dikirim pustakawan ISI Yogyakarta, Agung Hartono ke Joglosemarnews.

Ia juga menyoroti bahwa guru yang sudah memiliki beban kerja tersendiri, seharusnya tidak diminta untuk menjadi kepala perpustakaan,  karena akan sulit fokus dalam pengelolaannya.

Senada dengan Nurcahyono, Kurniawan menegaskan bahwa perpustakaan merupakan jantung pendidikan yang harus dikelola dengan baik.

Baca Juga :  Diduga Terlibat Aksi Penggelapan, 2 Warga Bantul Ini Diringkus Polisi

“Temuan di lapangan menunjukkan banyak kepala perpustakaan sekolah dijabat oleh guru, padahal seharusnya diisi oleh pustakawan yang memiliki kompetensi,” katanya.

Kurniawan juga menambahkan bahwa staf perpustakaan di beberapa sekolah sudah memiliki latar belakang pendidikan di bidang ilmu perpustakaan namun belum diberdayakan secara maksimal.

“Kepala perpustakaan berada di perpustakaan saat tidak ada pembelajaran, misalnya pas istirahat, ini tidak maksimal dalam memonitor,” tambahnya.

Budiyono menutup diskusi dengan menekankan bahwa akreditasi perpustakaan sekolah kini menjadi kebutuhan. Ia berharap para alumni diklat dapat membawa perubahan dengan menghadirkan perpustakaan sekolah yang lebih profesional dan bermanfaat. Suhamdani

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com