![Kemah Kemah](https://i0.wp.com/joglosemarnews.com/images/2024/07/IMG-20240705-WA0040.jpg?resize=640%2C354&ssl=1)
WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Ratusan pemuda bersemangat mengikuti perhelatan Perkemahan Akhir Tahun Permata CAI ke-45 2024. Gawe besar untuk menyiapkan generasi muda unggul berkualitas ini merupakan program Pimpinan Cabang (PC) LDII Wonogiri.
Perkemahan Akhir Tahun Permata CAI ke-45 2024 digelar pada 4-7 Juli 2024 di Bumi Perkemahan Samaharjo Mangunharjo Jatipurno Wonogiri.
Permata CAI ke-45 2024 mengusung Membangun Karakter Generasi Muda Profesional Religius Berwawasan Kebangsaan Menyambut Indonesia Emas 2045. Melalui tema itu LDII mengajak generasi muda memahami ideologi yang mengancam eksistensi bangsa Indonesia, dan terlibat aktif menjaga 4 pilar kebangsaan, Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Perkemahan Akhir Tahun Permata CAI ke-45 diikuti sejumlah 243 peserta yang tersebar di 39 tenda. Nuansa perkemahan semakin semarak dengan dijajakannya beraneka makanan produk lokal dalam bazar diikuti 30 stand UMKM yang dipromotori oleh generasi muda LDII Jatipurno.
Dalam rilis yang diterima JOGLOSEMARNEWS.COM , Sabtu (6/7/2024), Permata CAI ke-45 2024 dibuka secara resmi pada Jumat (5/7/2024) oleh Sekcam Jatipurno Dwi Susilowati.
Sekcam Jatipurno Dwi Susilowati mengatakan, kegiatan semacam ini sangat bermanfaat bagi generasi muda. Di samping mengisi kegiatan libur sekolah, juga sebagai sarana menanamkan rasa nasionalisme dan penguatan karakter di tengah-tengah dekadensi moral di kalangan anak muda Indonesia.
Sementara KH Suyoto berujar bonus demografi merupakan peluang emas bagi bangsa Indonesia. Namun permasalahan sosial yang ada akibat terbatasnya tenaga kerja menjadi ancaman terhadap peluang tersebut.
Melalui rekonstruksi empat pilar kebangsaan, yakni Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Bhinneka Tunggal Ika, penguatan generasi muda dilaksanakan sebagai upaya preventif dan pemahaman masyarakat.
Selanjutnya, Ketua LDII Wonogiri sekaligus anggota DPRD Wonogiri Sutoyo menuturkan bangsa Indonesia menghadapi ancaman radikalisme, sosialisme dan komunisme. Ketiga ideologi ini, kerap disebut ekstrim kanan dan kiri yang mengancam eksistensi bangsa Indonesia, dengan melemahkan nilai-nilai dari dasar negara, yakni Pancasila.
Untuk menanggulangi ancaman tersebut, perlu menciptakan generasi muda profesional religius dengan 29 karakter luhur.
“SDM yang memiliki kemampuan yang dibutuhkan untuk membangun kehidupan dunia dan akhirat yang lebih baik, LDII menerapkan struktur kurikulum hybrid profesional religius. Memadukan dua lembaga, yaitu pondok pesantren dan sekolah ke dalam satu sistem,” beber Ketua LDII Wonogiri Sutoyo.
Strategi selanjutnya, adalah dengan melibatkan seluruh stakeholder pendidikan. Mulai dari mubaligh, pengelola yayasan, pimpinan sekolah, pimpinan pondok, guru, pamong, orang tua, dan tenaga administrasi.
Hadir sebagai pemateri dari Kapolsek Jatipurno AKP Agus Haryono dan Danramil Jatipurno Lettu Inf Budiono.
Kapolsek Jatipurno AKP Agus Haryono menyebutkan lahirnya konsep bela negara berkaitan dengan proses perjuangan bangsa Indonesia untuk meraih kemerdekaan dari penjajahan. Dalam perjuangan ini, kesatuan dan kerjasama antar warga negara menjadi sangat penting.
Oleh karena itu, konsep bela negara muncul sebagai salah satu bentuk tanggungjawab warga negara untuk turut serta dalam membela negara dan bangsa.
“Bela negara juga membantu meningkatkan kesadaran nasionalisme di kalangan masyarakat. Ini bisa dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan bela negara, yang membantu mempererat rasa kebersamaan dan rasa nasionalisme di kalangan masyarakat,” terang Danramil Jatipurno Lettu Inf Budiono. Aris Arianto