GUNUNGKIDUL, JOGLOSEMARNEWS.COM – Jika sebagian wilayah di Bantul sudah berteriak kekurangan air bersih, bagaimana dengan Kabupaten Gunungkidul yang selama ini dikenal sebagai “kawasan tandus” dan gersang?
Faktanya, bencana kekeringan di wilayah Kabupaten Gunungkidul saat ini semakin meluas.
Menurut catatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gunungkidul, sebanyak 2.964.000 liter atau 544 tangki air bersih sudah disalurkan ke masyarakat.
Kepala Seksi Logistik BPBD Kabupaten Gunungkidul, Arif Prasetyo Nugroho, mengatakan jumlah air tersebut disalurkan ke delapan kapanewon yang berpotensi mengalami kekeringan.
Distribusi air bersih tersebut di antaranya untuk Kecamatan Girisubo 108 tangki, Panggang 148 tangki, Rongkop 52 tangki, Saptosari 52 tangki, Tepus 140 tangki, Karangmojo 24 tangki, dan Kecamatan Nglipar 20 tangki.
“Dan, yang baru saja masuk permohonan permintaan air bersih hari ini, ada di Kapanewon Ponjong, itu untuk 56 kepala keluarga atau 212 jiwa. Dengan begitu permintaan air bersih memang mengalami perluasan,”ujarnya saat dikonfirmasi pada Selasa (6/8/2024).
Dia menuturkan, stok air bersih milik BPBD Kabupaten Gunungkidul untuk menghadapi musim kemarau kali ini tersisa 456 tangki. Diperkirakan, stok ini masih mencukupi sampai puncak kemarau yang diprediksi lebih pendek, yakni sekitar akhir Agustus atau awal September mendatang.
“Mudah-mudahan mencukupi. Karena, selain BPBD yang memiliki stok air bersih, juga ada stok di 13 kapanewon yang rentan kekeringan. Jika masih kurang, kita bisa dibantu Balai Prasarana Pemukiman Wilayah Yogyakarta,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Gunungkidul, Purwono, mengatakan pihaknya sudah menyiapkan skema untuk mengantisipasi bencana kekeringan di wilayahnya.
Antara lain, sudah menetapkan siaga darurat kekeringan per 1 Juni-31 Agustus 2024 ini. Kemudian, melakukan apel siaga darurat kekeringan pada Senin (15/7/2024) lalu.
“Penetapan siaga darurat kekeringan ini sebagai warning kepada pemerintah dan masyarakat agar mewaspadai musim kemarau kali ini. Kemudian, untuk apel siaga kemarin difokuskan terhadap kesiapan personel dan persediaan air bersih untuk keperluan masyarakat,” ujarnya.
Ia melanjutkan, untuk menghadapi bencana kekeringan kali ini BPBD Gunungkidul menyiapkan sebanyak 1000 tangki air. Serta, 2.741 tangki air bersih dari 13 kapanewon yang berpotensi mengalami kekeringan.
“Harapannya ini bisa mencukupi sampai puncak kemarau nanti sekitar September akhir,” ungkap dia.
Arif menjelaskan, bila anggaran air bersih tersebut habis ketika masih dalam status siaga darurat kekeringan, maka pihaknya akan mengajukan lewat dana belanja tidak terduga (BTT) milik Pemkab Gunungkidul.