SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM – Di balik gemerlap Kota Solo, ternyata terselip sebuah tempat yang membawa kehangatan bagi para pecinta buku, yakni Taman Buku dan Majalah. Terletak di dekat Alun-alun Utara, di Kecamatan Pasar Kliwon, tempat ini menjadi destinasi unik yang jarang diketahui banyak orang. Bagi mereka yang haus akan pengetahuan, tempat ini adalah sebuah oase yang penuh dengan harta karun literasi.
Begitu memasuki area Taman Buku dan Majalah, suasana damai langsung menyambut para pengunjung. Di sini, mereka bisa menemukan berbagai jenis buku, mulai dari novel, majalah, hingga buku pelajaran, baik yang baru maupun yang bekas.
Menariknya, pengunjung tidak hanya datang untuk membeli buku, tetapi juga dipersilakan membaca buku-buku tersebut sebelum memutuskan untuk membawa pulang. Suasana yang tenang dan sejuk membuat tempat ini begitu nyaman, sehingga siapa pun akan betah berlama-lama di sana.
Tini, seorang pedagang yang telah menghabiskan tiga dekade hidupnya berjualan di Taman Buku dan Majalah, menjadi saksi bisu betapa pentingnya tempat ini bagi banyak orang, terutama para mahasiswa.
Dengan penuh antusias, Tini bercerita bahwa kiosnya sering menjadi tujuan bagi para mahasiswa yang mencari buku-buku pelajaran. Buku-buku yang mereka cari beragam, mulai dari buku pendidikan hingga ekonomi, sesuai dengan yang diminta oleh dosen mereka.
Harga yang ditawarkan pun sangat terjangkau, memungkinkan para mahasiswa untuk memenuhi kebutuhan akademik mereka tanpa harus merogoh kocek terlalu dalam.
Namun, Taman Buku dan Majalah bukan hanya surga bagi para mahasiswa. Tempat ini juga menjadi destinasi favorit bagi para pencinta novel dan majalah, terutama majalah-majalah lawas yang sulit ditemukan di tempat lain.
Dengan harga yang berkisar dari Rp 5.000 hingga Rp 35.000, pengunjung bisa mendapatkan koleksi bacaan yang menarik tanpa perlu mengeluarkan banyak uang. Tini dengan senyum ramahnya selalu siap membantu pengunjung memilih buku yang sesuai dengan minat mereka.
Ada satu fakta menarik yang mungkin belum banyak diketahui oleh warga Solo. Meskipun Sriwedari lebih dikenal sebagai pusat penjualan buku bekas, banyak pedagang di sana sebenarnya mendapatkan stok buku mereka dari Taman Buku dan Majalah.
Tini mengungkapkan bahwa pedagang di Sriwedari sering mengambil buku-buku bekas dari tempat ini untuk dijual kembali. Majalah-majalah lawas yang mereka jual sering kali berasal dari kios-kios di Taman Buku dan Majalah.
Ini menunjukkan bahwa tempat ini memiliki peran penting dalam menjaga ekosistem literasi di Solo tetap hidup dan berkembang.
Tini sendiri mendapatkan pasokan buku dari orang-orang yang berkeliling dari rumah ke rumah untuk mencari buku bekas. Meski pendapatannya tak selalu pasti, dia tetap bersyukur dan mencintai pekerjaannya.
“Saya berjualan buku bukan sekadar mata pencaharian, tetapi juga sebuah bentuk pengabdian terhadap dunia literasi,” ujarnya kepada Joglosemarnews.
Dengan tekad yang kuat, Tini terus membuka kiosnya setiap hari, berharap bahwa Taman Buku dan Majalah akan semakin dikenal oleh masyarakat luas. Dia ingin melihat tempat ini semakin ramai, sehingga lebih banyak orang yang datang dan mendukung upaya meningkatkan literasi di Indonesia.
Taman Buku dan Majalah menjadi bukti bahwa Kota Solo selalu menyimpan kejutan-kejutan indah yang mungkin belum banyak diketahui. Di sudut kota ini, tersembunyi sebuah tempat yang penuh dengan cerita, tempat di mana orang-orang bisa menemukan inspirasi dan pengetahuan yang tak ternilai harganya. Dan di tengah perjuangan meningkatkan literasi di Indonesia, Taman Buku dan Majalah berdiri sebagai simbol harapan, mengingatkan kita semua bahwa buku adalah jendela dunia yang harus terus kita buka. Syahla Ayu Yasinta
