SLEMAN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Berkat inovasi yang dilakukannya, warga Balong Wetan, Kalurahan Umbulharjo, Cangkringan, Sleman ini mampu menghemat pengeluaran biaya sekitar Rp 60.000 per bulan untuk membeli tabung gas ukuran 3 kilogram.
Ya, hal itu terjadi setelah Dewi Astuti, salah satu warga setempat, menggunakan biogas yang dihasilkan secara mandiri dan berasal dari bahan baku kotoran sapi. Wouw….
Tak pelak, Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo pun memberikan apresiasi kepada warga Kalurahan Umbulharjo, Kapanewon Cangkringan tersebut, yang telah berhasil mengolah kotoran sapi menjadi biogas untuk keperluan memasak sehari-hari.
Inisiatif itu dianggap sebagai langkah sederhana namun berdampak besar bagi masyarakat.
“Saya sangat senang melihat warga Umbulharjo mampu memanfaatkan biogas. Ini solusi sederhana, tapi dampaknya signifikan, terutama dalam menghemat pengeluaran masyarakat,” ujar Kustini pada Senin (12/8/2024).
Menurutnya, inovasi penggunaan biogas sebenarnya sudah banyak diaplikasikan di wilayah Sleman. Beberapa wilayah lain juga telah sukses memanfaatkan biogas untuk berbagai kebutuhan. Kustini mendorong agar inovasi serupa bisa diterapkan lebih luas di seluruh wilayah Sleman.
Sebagai bupati perempuan pertama di Sleman, Kustini menekankan pentingnya peran masyarakat dalam keberhasilan inovasi ini. “Penggunaan biogas ini menunjukkan bahwa warga Sleman sangat kreatif dalam berinovasi. Pemerintah akan terus mendukung inisiatif-inisiatif seperti ini agar semakin banyak kalurahan yang bisa memanfaatkannya,” ungkapnya.
Kustini berharap semakin meluasnya adopsi teknologi biogas di Sleman dapat menjadi inspirasi bagi daerah lain untuk memaksimalkan potensi limbah menjadi sumber energi yang bermanfaat.
“Ini adalah contoh nyata bagaimana limbah bisa diolah menjadi sesuatu yang sangat bermanfaat. Kami akan terus mendorong pengembangan teknologi ini di lebih banyak kalurahan,” tambahnya.
Sebagai informasi, warga Balong Wetan, Kalurahan Umbulharjo, Kapanewon Cangkringan, Kabupaten Sleman, telah memanfaatkan biogas dari kotoran sapi untuk menghidupkan kompor. Dewi Astuti, salah satu warga setempat, mengatakan bahwa dengan menggunakan biogas, pengeluaran gas elpiji dapat dihemat hingga dua sampai tiga tabung 3 kilogram per bulan.
“Jika tidak menggunakan biogas, biasanya kami membutuhkan empat tabung gas elpiji 3 kilogram setiap bulan. Sekarang, kami hanya membeli satu tabung untuk cadangan. Harga satu tabung elpiji di sini sekitar Rp20 ribu hingga Rp22 ribu. Jadi, sebulan bisa menghemat sekitar Rp60 ribu,” jelas Dewi.
Dewi yang telah menggunakan biogas bersama ayahnya, Naryo Sutrisno, selama lebih dari satu dekade, juga menyebutkan bahwa memasak dengan biogas tidak berbeda dengan gas elpiji, bahkan lebih efektif dan cepat. “Karena apinya besar, jadi masak lebih cepat,” tuturnya. Dewi mengandalkan biogas untuk semua kebutuhan memasak, mulai dari menggoreng, memasak sayur, hingga merebus air.