SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM — Kekejaman zionis Israel terhadap Palestina tidak terhentikan dan telah berlangsung lama. Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah (PWA) Jawa Tengah (Jateng) mengecam tindakan yang dilakukan oleh zionis Israel yang telah menghancurkan negara beserta masa depan dari anak-anak Palestina.
Pernyataan sikap tersebut disampaikan pada orasi akbar, sesaat setelah Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) melaksanakan upacara bendera untuk Memperingati Hari Kemerdekaan RI ke-79.
“Sampai hari ini kita sering menyimak, sering mendengar dari beragam mass media bagaimana zionis Israel memporak-porandakkan warga Palestina, memporak-porandakan gedung-gedung rumah sakit dan masjid di Palestina,” ungkap Dr. Eni Winaryanti sebagai Pimpinan Wilayah Aisyiyah, di Halaman Gedung Induk Siti Walidah, (17/8).
Dia juga menyampaikan bahwa saat ini, keluarga-keluarga di Palestina sudah tidak utuh lagi. Anak-anak Palestina telah kehilangan masa depan dan keluarganya. Peluru dan bom, membombardir negara para nabi itu.
“Sangat zionis, yang sangat biadab, yang sangat tidak berperi kemanusiaan. Bagaimana keluarga, antara anak dengan orang tua sudah kehilangan. Mereka anak kehilangan orang tuanya, orang tua kehilangan anaknya,” ungkap Eni.
Eni Winaryanti mengajak para hadirin untuk bisa berjuang dan berjihad untuk saudara-saudara yang ada di Palestina.
“Mari kita galang persatuan rasa cinta kita untuk warga Palestina. Kesedihan kita terhadap warga Palestina dengan seluruh masyarakat yang ada begitu mengenaskan dan menyedihkan,” ajaknya dengan tegas.
Hal serupa juga disampaikan oleh Pimpinan Pusat Aisyiyah (PPA) yang juga mengajak untuk berjuang meraih kemerdekaan dengan mendampingi di sisi para saudara – saudara yang tengah berada di dalam terpaan penderitaan dan kesakitan terutama di Palestina.
Dr Evi Sofia Inayanti A, P.si. M.Psi., menyampaikan bahwa dari dulu hingga sampai saat ini Muhammadiyah tetap berkomitmen untuk mendukung perjuangan kemerdekaan Palestina. Komitmen tersebut ditegaskan sejak tahun 2023 di mana Israel mulai mengibarkan bendera perang terhadap Palestina.
“Pada bulan Oktober, karena dia sudah menyatakan pernyataan yang sangat tegas tentang peristiwa Palestina, harus diikuti dengan aksi-aksi nyata,” tegas Evi.
Aksi nyata dalam mengentaskan penjajahan yang cukup besar itu dapat dilakukan dengan mendukung pendidikan generasi Palestina, serta pemberdayaan masyarakat dengan aksi kemanusiaan.
“Sampai detik ini data yang saya dapatkan Muhammadiyah secara inklusif melibatkan generasi muda Palestina dalam aksi damai untuk menyiapkan pemimpin-pemimpin palestina ke depan pemimpin-pemimpin damai pemimpin-pemimpin muda untuk perdamaian,” ujar Evi Sofia. Prihatsari