JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Aksi saling dorong terjadi saat calon Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia, tiba di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan untuk menghadiri Musyawarah Nasional (Munas) XI Partai Golkar, Selasa (20/8/2024).
Sejumlah wartawan dan fotografer terlibat dalam aksi saling dorong tersebut, sementara beberapa jurnalis perempuan terhimpit di tengah kerumunan ketika para pengawal Bahlil yang terdiri dari belasan orang, termasuk personel Garda Nasional (Garnas), berusaha mengawal ketat kehadiran Bahlil.
Bahlil tiba di lokasi sekitar pukul 15.45 WIB dengan mengenakan jas berwarna kuning khas Partai Golkar.
Kehadirannya langsung disambut meriah oleh puluhan kader partai yang antusias ingin berjabat tangan atau berswafoto dengannya.
Namun, saat beberapa wartawan mencoba melakukan wawancara, para pengawal Bahlil langsung mengarahkan dirinya untuk segera masuk ke dalam arena acara yang terbatas untuk kader Golkar.
Di dalam aula utama Munas, kehadiran Bahlil disambut oleh sejumlah petinggi Partai Golkar. Ia duduk di antara Pelaksana tugas (Plt) Ketua Umum Partai Golkar, Agus Gumiwang Kartasasmita, dan Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Bambang Soesatyo (Bamsoet).
Saat tiba, Bahlil juga sempat bersalaman dengan bakal calon gubernur Jakarta, Ridwan Kamil.
Munas XI Partai Golkar dibuka dengan rapat paripurna yang dimulai pukul 16.05 WIB. Agenda rapat tersebut mencakup pembahasan materi Munas, pengesahan jadwal, tata tertib, dan pemilihan pimpinan Munas.
Selain itu, akan dibahas laporan pertanggungjawaban DPP Partai Golkar periode 2019-2024, serta pandangan dari daerah dan Hasta terhadap laporan tersebut.
Pada hari kedua, Rabu (21/8/2024), Munas akan dilanjutkan dengan laporan dari berbagai komisi, termasuk komisi organisasi, program umum, rekomendasi, dan pernyataan politik.
Agenda puncaknya adalah pemilihan Ketua Umum DPP Partai Golkar periode 2024-2029, yang akan diikuti dengan penetapan ketua terpilih.
Adapun percepatan pelaksanaan Munas Golkar, yang semula dijadwalkan pada Desember 2024, terkait dengan mundurnya Airlangga Hartarto dari kursi pimpinan partai.