BOYOLALI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Situs Candi Tampir di Desa/Kecamatan Musuk, Boyolali direkomendasikan untuk dilakukan ekskavasi. Hal itu menyusul hasil survei Tim dari Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) wilayah X Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebelumnya.
Survei dilakukan tak hanya di permukaan saja. Namun juga menggunakan alat canggih Ground Penetrating Radar (GPR). Dengan alat tersebut, maka kondisi di dalam tanah bisa diketahui dengan jelas tanpa harus melalui kegiatan penggalian terlebih dulu.
“Berdasarkan hasil survei arkeologi di permukaan, dapat diidentifikasi berupa komponen yang biasanya merupakan komponen bangunan candi,” ujar Pamong Budaya Ahli Muda, BPK wilayah X, Muhammad Junawan sata dihubungi melalui ponselnya, Senin (12/8/2024).
Dijelaskan, survei GPR itu dengan radius kedalaman 4,25 meter di bawah permukaan tanah. Sehingga disimpulkan bahwa bangunan candi tidak pernah terpendam dalam tanah. Karena hasil survei di dalam tanah menggunakan GPR menunjukkan tak ada struktur batuan candi.
“Tim kemudian mengintensifkan survei permukaan. Hasilnya, diketahui ada gundukan yang tertutup semak belukar di area situs,” paparnya.
Maka tindak lanjut yang direkomendasikan adalah menampakkan lagi gundukan dengan cara ekskavasi. Kegiatan itu melibatkan tenaga pencari batu dan juru pugar. Hanya saja, kapan dilakukan ekskavasi, pihaknya belum bisa memastikan.
“Ini kan baru baru rekomendasi, tindak lanjut untuk pelaksanaan ekskavasi belum dapat ditentukan waktunya,” jelas dia.
Sebelumnya diberitakan, Tim Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) wilayah X Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) melakukan survei di situs Candi Tampir, Kecamatan Musuk pada 24- 25 Juli. Survei dilakukan untuk mengetahui lebih lanjut keberadaan situs yang berlokasi di belakang SMPN 1 Musuk itu. Waskita