WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Dalam upaya mengantisipasi dampak buruk El Nino yang mengancam produksi pangan, Pemerintah Kabupaten Wonogiri bersama instansi terkait terus berupaya meningkatkan produktivitas pertanian.
Salah satu langkah strategis yang diambil adalah melalui perluasan areal tanam (PAT) dengan program pompanisasi.
Hal ini terungkap dalam Rapat Koordinasi Evaluasi PAT dan Pompanisasi yang digelar oleh Dinas Pertanian Wonogiri, bersama Direktorat Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta-Magelang, dan Kodim 0728 Wonogiri baru baru ini.
Rapat ini bertujuan mengevaluasi pelaksanaan program pompanisasi dan menyusun strategi lebih lanjut dalam menghadapi tantangan iklim ekstrem.
Kepala Dispertan Wonogiri Baroto Eko Pujanto, dalam sambutannya menyampaikan bahwa program pompanisasi merupakan solusi efektif untuk mengatasi keterbatasan air irigasi di sejumlah wilayah.
“Dengan adanya pompa, petani dapat mengakses sumber air permukaan seperti sungai atau embung sehingga lahan yang sebelumnya tidak produktif dapat dimanfaatkan untuk pertanian,” jelas Baroto Eko Pujanto.
Lebih lanjut, Baroto Eko Pujanto menjelaskan bahwa program ini sejalan dengan upaya pemerintah pusat dalam meningkatkan ketahanan pangan nasional.
Ketersediaan pangan merupakan isu strategis yang harus diperhatikan bersama. Melalui kolaborasi lintas sektor, semua optimistis dapat mencapai target produksi pangan yang ditetapkan.
Sementara itu, Dandim 0728 Wonogiri Letkol Inf Edi Ristriyono, memberikan apresiasi atas pelaksanaan program pompanisasi ini. Menurutnya, program ini sangat relevan dengan kondisi saat ini di mana perubahan iklim semakin ekstrem.
“TNI berkomitmen untuk mendukung penuh program ini. Kami siap membantu petani dalam meningkatkan produktivitasnya,” tegas Dandim 0728 Wonogiri Letkol Inf Edi Ristriyono.
Program pompanisasi memberikan manfaat yang signifikan bagi petani, terutama mereka yang memiliki lahan di daerah kering atau jauh dari sumber air. Dengan adanya pompa, petani dapat mengatur jadwal irigasi sesuai kebutuhan tanaman sehingga hasil panen bisa lebih optimal. Selain itu, program ini juga dapat meningkatkan nilai ekonomis lahan pertanian.
Meskipun program pompanisasi memiliki banyak potensi, namun masih terdapat beberapa tantangan yang perlu diatasi, seperti keterbatasan anggaran, kerusakan infrastruktur, dan perubahan perilaku petani. Untuk mengatasi tantangan tersebut, diperlukan sinergi yang kuat antara pemerintah, swasta, dan masyarakat.
Diharapkan dengan adanya program pompanisasi ini, Kabupaten Wonogiri dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam upaya meningkatkan produktivitas pertanian dan ketahanan pangan. Selain itu, program ini juga dapat berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan petani dan pembangunan pedesaan. Aris Arianto