SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) kelompok 177 Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta berkolaborasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sragen dan Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Sragen membentuk Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) di Desa Jono, Kecamatan Tanon, Sragen.
Acara tersebut berlangsung di Balai Desa Jono pada Selasa (29/7/2024), dan menjadi bagian dari program “Digitalisasi dan Mitigasi Kebencanaan” yang diusung KKN UNS periode Juli–Agustus 2024.
Ketua KKN kelompok 177 UNS, Muhamad Dafa Ikhwani menjelaskan, kegiatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat terhadap potensi bencana alam di masa depan.
Acara yang dihadiri perangkat desa, tokoh masyarakat, dan warga setempat diawali dengan sosialisasi tentang potensi bencana di Desa Jono. Sosialisasi ini dipandu oleh Hermawan, perwakilan BPBD Sragen, yang sekaligus memperkenalkan konsep dan pentingnya Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB).
Senada itu, Aida Syifa, salah satu mahasiswa KKN yang terlibat dalam kegiatan itu menyampaikan bahwa sosialisasi tersebut merupakan langkah awal dalam memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang pentingnya mitigasi bencana.
“Kami berharap melalui sosialisasi ini, masyarakat dapat lebih waspada dan siap dalam menghadapi potensi bencana di masa mendatang,” ujar Aida.
Untuk diketahui, pembentukan FPRB Desa Jono tersebut diketuai oleh Muhamad Dafa Ikhwani dengan bantuan Ilham dari MDMC Sragen. Forum tersebut akan menjadi wadah bagi seluruh elemen masyarakat Desa Jono untuk berkolaborasi dalam upaya pengurangan risiko bencana.
Muhamad Dafa berharap, forum yang terbentuk tersebut dapat meningkatkan koordinasi dan efektivitas dalam menghadapi bencana, sehingga masyarakat lebih siap dan tangguh dalam menghadapi berbagai ancaman alam.
Sementara itu, Kepala Desa Jono, Irawan Agung Prihanto, A. Md., mengapresiasi inisiatif pembentukan FPRB di desanya.
“Kegiatan ini sangat penting untuk meningkatkan kesiapan warga dalam menghadapi bencana. Antusiasme peserta, baik dari perangkat desa maupun masyarakat, menunjukkan kesadaran yang semakin meningkat tentang pentingnya mitigasi bencana,” kata Irawan.
Ia menambahkan, dengan adanya FPRB, diharapkan terjalin kerja sama yang erat antara pemerintah desa dan masyarakat dalam menjalankan langkah-langkah konkret untuk mengurangi risiko bencana secara berkesinambungan.
“Kolaborasi ini diharapkan dapat memperkuat ketahanan desa dalam menghadapi ancaman bencana di masa depan,” tutupnya. [Redaksi]