SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Mahasiswa KKN Kelompok 178 Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta sukses membentuk Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) dan memasang Early Warning System (EWS) di Desa Singopadu, Kabupaten Sragen.
Pembentukan FPRB dan pemasangan EWS tersebut memiliki manfaat vital untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat desa dalam menghadapi bencana.
Sistem peringatan dini yang diberi nama “Weling Prahara” tersebut ditargetkan mampu mengantisipasi potensi banjir yang kerap mengancam wilayah tersebut.
Ketua KKN kelompok 178, Alfan Umar Faruq menjelaskan, pengukuhan FPRB tersebut dilaksanakan pada 14 Agustus 2024, yang dihadiri oleh perwakilan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sragen, Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), Dr. Agung Hidayat S.Pd., M.Sc, Camat Sidoharjo Dwi Cahyono, perangkat desa, serta para tokoh masyarakat.
“Forum ini dibentuk untuk untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang mitigasi bencana serta merumuskan langkah-langkah pencegahan yang sesuai dengan kondisi geografis Desa Singopadu,” papar Ketua KKN Kelompok 178, Alfan Umar Faruq, seperti dikutip dalam rilisnya ke Joglosemarnews.
Camat Sidoharjo, Dwi Cahyono, menekankan pentingnya sinergi antara masyarakat dan pemerintah dalam mengurangi risiko bencana.
“Kami berharap forum ini dapat mengedukasi masyarakat serta mengembangkan langkah konkret dalam mitigasi bencana, khususnya tanah longsor, banjir, dan angin kencang. FPRB ini diharapkan bisa menjadi wadah koordinasi yang lebih baik dalam upaya penanggulangan bencana,” ungkapnya.
Sebagai bagian dari upaya mitigasi, mahasiswa KKN 178 juga menginstalasi Early Warning System (EWS) di titik-titik rawan banjir di sekitar Sungai Mungkung, yang dapat memberikan peringatan dini berupa sirene jika terjadi peningkatan debit air yang berpotensi menimbulkan banjir.
Kepala Desa Singopadu, Heru Tarwoco menyampaikan apresiasi atas kontribusi para mahasiswa dalam pembentukan FPRB dan pemasangan EWS.
“Kami sangat berterima kasih atas kerja keras mahasiswa KKN 178. Pembentukan FPRB adalah langkah penting untuk menjadikan Singopadu lebih tangguh menghadapi bencana. Kami juga berharap warga terus merawat alat EWS ini dengan baik,” ujar Heru.
Keberhasilan pembentukan FPRB dan pemasangan EWS di Desa Singopadu diharapkan dapat menjadi contoh bagi desa-desa lain yang menghadapi risiko bencana serupa. Para mahasiswa berharap, setelah mereka menyelesaikan KKN, forum ini tetap aktif dalam mengedukasi dan melindungi masyarakat dari potensi bencana.
Untuk diketahui, tim KKN Kelompok 178 UNS terdiri dari sembilan personel, yakni Alfan Umar Faruq (Ketua), Andika Setya Aspana, Archika Fadhilah Sausan, Anindra Febry Chesahra, Adiwidya Davin Pradipa, Putri Regita Pramesti, Rachmad Damar Jaty, Tiffany Sahwa Alhusna dan Wanda Sofi Af’idatin. [Redaksi]