BOYOLALI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Ada pemandangan berbeda di halaman Kantor Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Boyolali, Rabu (11/9/2024) pagi. Ya, terlihat ratusan lansia mengenakan jubah dan toga.
Mereka ini ternyata mengikuti prosesi wisuda seperti di kampus atau universitas. Bedanya, mereka ini bukan mahasiswa yang berhasil meraih gelar sarjana. Namun mereka lulus dari sekolah lansia.
Seperti diungkapkan Bambang Sudarmaji (68), salah satu wisudawan asal Kecamatan Ngemplak. Dia sangat senang bisa ikut wisuda dari sekolah lansia. Tak seperti di kampus, materi di sekolah lansia khusus mengajarkan cara menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh.
Lokasi belajar dilakukan di rumah tokoh masyarakat. Sedangkan masa pembelajaran antara 2 bulan hingga setahun. Untuk pembelajarn cukup 2- 3 kali pertemuan dalam sepekan. “Alhamdulillah senang sekali. Saya belajar hanya dua bulan, tapi materinya dipadatkan,” katanya.
Dia mengaku mendapatkan banyak materi yang berguna bagi dirinya. Utamanya agar tetap bugar di usia lanjut. Apalagi, dirinya memiliki penyakit Diabetes mellitus, jadi pengetahuan tentang penyakit itu sangat penting.
“Materi sangat bagus. Mulai aktivitas apa yang tepat, lalu ada juga pola konsumsi makanan,” lanjut kakek tiga cucu ini.
Hal senada juga diungkapkan Asmo Pawiro (95) yang menjadi wisudawan tertua. Dengan bangga, kakek asal Desa Ngampon, Kecamatan Ampel ini mengenakan jubah berselempang lengkap dengan tulisan Cumlaude.
“Saya alhamdulillah masih sehat. Setiap hari masih cari rumput pakan ternak,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala DP2KBP3A Boyolali, Ratri S. Survivalina mengatakan ada sebanyak 490 lansia yang diwisuda. Peserta wisuda ini merupakan perwakilan sekolah lansia di 22 kecamatan di Boyolali.
“Ini semua dimaksudkan agar para lansia tetap aktif, semangat dan sehat selalu,” pungkas dia. Waskita