Beranda Umum Nasional Aksi Demo BEM Nusantara Dipukul Mundur Aparat Kepolisian

Aksi Demo BEM Nusantara Dipukul Mundur Aparat Kepolisian

Petugas kepolisian menghadang puluhan mahasiswa yang tergabung dalam BEM Nusantara menuju gedung Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Rabu (18/10/2023). Para mahasiswa menyebut Mahkamah Konstitusi dengan sebutan Mahkamah Keluarga dan menilai putusan MK bakal memuluskan dinasti politik terkait kabar Gibran Rakabuming yang digadang-gadang bakal menjadi cawapres di Pilpres 2024 | tempo.co

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM  Aksi demonstrasi dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Nusantara  wilayah Jakarta melakukan aksi unjuk rasapada Senin (28/10/2024).

Bahkan, aparat kepolisian berhasil membubarkan aksi demonstrasi yang digelar di kawasan Patung Kuda, Jakarta itu.

Koordinator Daerah BEM Nusantara Jakarta, Piere Lailossa, mengatakan pembubaran paksa itu terjadi pada pukul 16.00. “Kami dipaksa mundur,” katanya kepada Tempo, Senin (28/10/2024).

Dalam aksi demonstrasi ini, setidaknya ada seratusan mahasiswa dari berbagai kampus di Jakarta menuntut jalannya pemerintahan Prabowo. Salah satu tuntutannya soal kabinet gemuk yang dinilai memboroskan anggaran negara.

Dalam rekaman video yang dikirimkan Piere, tampak ada bentrok antara massa aksi dengan aparat kepolisian di kawasan Patung Kuda. Dia berujar, salah seorang massa aksi menjadi korban pemukulan oleh aparat kepolisian dalam insiden pembubaran demonstrasi tersebut.

“(Dipukul) tangan kosong. Kami meminta pertanggungjawaban, tapi mereka (polisi) diam saja,” ujarnya.

Piere juga mengatakan, ada upaya pembungkaman oleh aparat kepolisian. Dia menyebut, kabel pengeras suara yang ada di mobil komando massa aksi diputus oleh oknum polisi.

Mulanya aksi itu direncanakan digelar di Istana Negara, Jakarta. Namun, katanya, massa aksi dihadang masuk oleh aparat menuju Jalan Veteran tersebut.

Baca Juga :  Jelang Pilkada, Mensos Tetap Akan Salurkan Bansos yang Bersumber dari APBN dalam Bentuk Uang, Bukan Barang

Walhasil, aksi demonstrasi diputuskan berlangsung di sekitaran Patung Kuda. Aksi BEM Nusantara Jakarta berlangsung mulai pukul 14.30 hingga dibubarkan polisi menjelang petang.

“Tadi kami masuknya mau lewat Patung Kuda. Tapi memang sudah ditutup jalannya sama kepolisian. Kami enggak bisa masuk (kawasan Istana Negara),” ucap Piere.

Adapun dalam aksi ini BEM Nusantara wilayah Jakarta membawa tujuh tuntutan untuk pemerintahan Prabowo-Gibran. Pertama, menolak prajurit TNI aktif menjabat sebagai sekretaris kabinet.

Dalam Kabinet Merah Putih, Prabowo menunjuk eks ajudannya, Mayor Teddy Indra Wijaya sebagai Sekretaris Kabinet. Teddy Indra tercatat masih menjadi prajurit TNI aktif. Istana dan TNI AD menyebut, Teddy tidak perlu pensiun sebagai prajurit lantaran posisinya berada di bawah Menteri Sekretaris Negara.

Tuntutan kedua, mencopot menteri bermasalah yang masih menjabat dan merampingkan kabinet gemuk. Menurut BEM Nusantara wilayah Jakarta, kabinet gemuk ini membuat boros APBN.

Ketiga, segera mengesahkan RUU Perampasan Aset dan mengembalikan independensi Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK. BEM Nusantara juga menuntut agar Prabowo segera memberantas mafia pendidikan, mewujudkan pemerataan pendidikan, dan menyejahterakan tenaga pendidik.

Baca Juga :  Operasi Tangkap Tangan Bakal Dihapus, Jika Johanis Tanak Jadi Ketua KPK

Kelima, menuntut pemerintah untuk segera memperkuat sistem perlindungan data. BEM Nusantara juga mengecam upaya pelaksanaan proyek strategis nasional atau PSN.

Menurut BM Nusantara wilayah Jakarta, pelaksanaan PSN yang dijalankan pemerintah tidak ramah lingkungan dan tidak humanis kepada masyarakat terdampak. Terakhir, mengecam pernyataan Menteri Koordinator Bidang Hukum, HAM, Imigrasi, dan Permasyarakatan Yusril Ihza Mahendra soal tragedi 1998 bukan pelanggaran HAM berat.

www.tempo.co