Beranda Daerah Solo Bahas Aglomerasi Soloraya, BKPM Sebut Pentingnya Ekosistem Investasi

Bahas Aglomerasi Soloraya, BKPM Sebut Pentingnya Ekosistem Investasi

FGD tentang Aglomerasi Soloraya, Jumat (25/10/2024). Istimewa

SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menekankan pentingnya ekosistem investasi untuk mendatangkan investor ke suatu daerah. Dimana hal itu merupakan pendukung terciptanya aglomerasi suatu wilayah.

Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal Kementerian Investasi/BKPM Nurul Ichwan mengatakan, untuk menarik investasi itu harus melalui penciptaan ekosistem. Dimana ekosistem itu artinya menghadirkan dari sisi investornya, dari hulu sampai dengan ke hilir.

“Dibutuhkan ekosistem dari hulu hingga hilir yang sifatnya mendukung bisnis investor. Mempertimbangkan hal tersebut, jika masing-masing kabupaten/kota berdiri sendiri maka akan sulit melengkapi ekosistem sesuai dengan kebutuhan investor,” bebernya dalam sebuah FGD tentang Aglomerasi Soloraya, Jumat (25/10/2024).

Jika masing-masing kabupaten/kota berdiri sendiri-sendiri, maka tidak akan tercipta ekosistem yang lengkap. Bahkan mereka akan bersaing satu sama lain untuk memperebutkan investor yang sama.

“Akibat selanjutnya, investor tidak jadi masuk ke daerah tersebut karena ekosistem yang kurang lengkap. Atau mereka berinvestasi tapi tidak terlalu signifikan atau bahkan pindah ke tempat yang lain yang ekosistemnya lebih baik. Nah dari situ makanya kemudian, untuk acara aglomerasi ini kami ingin bahwa aglomerasi Soloraya bisa menghadirkan dukungan ekosistem dari infrastruktur,” imbuh Nurul.

Baca Juga :  Kampung Sambirejo Kebanjiran, Warga Keluhkan Gorong-Gorong Tidak Maksimal Usai Ada Proyek Rel Layang Joglo

Dalam hal ini, ia menekankan peran Kadin karena akan ikut terlibat dalam pemetaan. Sementara itu, Ketua Kadin Solo Ferry Septha Indrianto mengapresiasi dukungan dari BKPM terkait dengan program aglomerasi tersebut.

“Pemahaman yang sama ini yang harus kita gagas agar proses menuju aglomerasi Solo Raya ini bisa terjadi secara teknokrasi hingga beberapa kepentingan untuk aktivitas itu juga harus kita jaga. Beranjak dari bawah kemudian nanti diputuskan oleh pemerintah pusat, itu yang kami harapkan,” ungkapnya.

Termasuk untuk kepala daerah baru mendatang, Ferry berharap agar memiliki pemahaman yang sama terkait dengan aglomerasi.

“Kesinambungan inilah yang tentunya harus dilihat secara sektoral, penegasan seperti wilayah Karanganyar fokus di bidang apa, Boyolali di apa, Sukoharjo apa, dan lain lain sebagainya. Hanya Kota Solo harus sadar bahwa keterbatasan Kota Solo yang paling besar, wilayah yang paling kecil itu harus menjadi motor untuk  promosi untuk memikirkan kepentingan Solo Raya,” tandasnya. Prihatsari