Beranda Daerah Solo Perdana, Keraton Solo Gelar Upacara Sumpah Pemuda, Bentangkan Bendera Merah Putih 1.000...

Perdana, Keraton Solo Gelar Upacara Sumpah Pemuda, Bentangkan Bendera Merah Putih 1.000 Meter

Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat menggelar upacara peringatan Hari Sumpah Pemuda, Senin (28/10/2024). Upacara tersebut pertama kali digelar, diikuti ratusan peserta dari pelajar SD, SMP hingga SMA, abdi dalem, Pemerintah Kota (Pemkot) Solo, dan TNI/Polri dipusatkan di halaman Kori Kamandungan Keraton Solo. Prihatsari

SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM — Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat menggelar upacara peringatan Hari Sumpah Pemuda, Senin (28/10/2024). Upacara tersebut pertama kali digelar, diikuti ratusan peserta dari pelajar SD, SMP hingga SMA, abdi dalem, Pemerintah Kota (Pemkot) Solo, dan TNI/Polri dipusatkan di halaman Kori Kamandungan Keraton Solo.

Bertindak sebagai inspektur upacara, Ketua Lembaga Dewan Adat GKR Koes Moertiyah Wandansari atau Gusti Moeng. Sedangkan pemimpin upacara dari prajurit Keraton Solo.

Upacara Hari Sumpah Pemuda berlangsung khidmat. Usai upacara selesai, peserta membentangkan bendera merah putih sepanjang 1.000 meter dan diarak keliling Keraton Solo.

Ketua Lembaga Dewan Adat Keraton Solo, Gusti Moeng menjelaskan, upacara peringatan Sumpah Pemuda ini baru pertama kali digelar. Rencananya, kegiatan yang sama bakal rutin dilaksanakan setiap tahun.

Baca Juga :  Jokowi Akui Dapat Banyak Telepon Dari Calon Kepala Daerah: Saya Yang Mengucapkan Selamat Karena Menang

“Untuk Sumpah Pemuda iya (pertama kali). Biasanya (upacara) 17 Agustus. Nanti akan rutin dilaksanakan setiap tahun (upacara peringatan Sumpah Pemuda),” ujarnya ditemui usai upacara.

Gusti Moeng menambahkan, tujuan pembentangan bendera sepanjang 1.000 meter tersebut untuk mengingatkan kembali generasi muda agar tidak meninggalkan sejarah (jasmerah).

“Kami mengajak generasi muda dan nantinya seterusnya untuk tetap menjaga merah putih. Karena bendera ini adalah lambang keberadaan NKRI dan awal dari bendera ini dipakai oleh negara yang berdaulat adalah kerajaan Mataram Surakarta sampai Majapahit. Ini yang membuat kita tergugah untuk memulai lagi dan mengingatkan kembali kepada khalayak terutama pemerintah pemegang kekuasaan bahwa jasmerah jangan meninggalkan sejarah dan sejarah merah putih harus betul-betul dipakai. Karena pada waktu itu Surakarta berhubungan diplomasi dengan negara-negara di luar dengan merah putih,” tukasnya. Prihatsari