WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Ratusan anggota Presidium 1912 mendeklarasikan diri mendukung dan ikut serta dalam pemenangan Paslon nomor urut 2 Setia (Setyo Sukarno-Imron Rizkyarno) sebagai calon bupati dan calon wakil bupati Wonogiri periode 2024-2029.
Kegiatan diikuti sekitar 500 aktivis kader muda Muhammadiyah yang terhimpun di Presidium 1912. Presidium 1912 adalah wadah yang menghimpun para relawan yang berasal dari aktivis muda Muhammadiyah. Kegiatan dilaksanakan di Graha Saraswati, Wonogiri, Sabtu (12/10/2024).
Deklarasi dihadiri langsung Setyo Sukarno dan Imron Rizkyarno. Dihadiri pula sejumlah undangan, meliputi sejumlah anggota DPRD Wonogiri, H. Nur Wahid, M.Pd Ketua Dewan Pembina Presidium 1912, Khafid Sirojudin (Ketua Bidang Diaspora KaderMPKSDI PP Muhammadiyah), Bayu Mukti Abdullah Ketua Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah, Heri Prayitno Ketua Pimpinan Daerah Tapak Suci Muhammadiyah Wonogiri
Heriwanto Ketua Presidium 1912,
Heriwanto menegaskan deklarasi dan Presidium 1912 tersebut secara formal tidak ada keterlibatan dengan lembaga manapun apalagi lembaga Muhammadiyah atau Pemuda Muhammadiyah.
“Ini murni inisiatif pribadi teman teman aktivis muda Muhammadiyah. Hanya saja sebagian besar yang terlibat adalah kader kader muda Muhammadiyah. Itupun dengan kesadaran pribadi masing masing tanpa paksaan bersedia bergabung sebagai relawan yang terhimpun di Presidium 1912 dalam rangka memenangkan pasangan Setyo Sukarno dan Imron Rizkyarno,” jelas Heriwanto.
Kegiatan yang dihadiri sekitar 500 peserta ini, diisi deklarasi dukungan kepada Setyo Sukarno dan Imron Rizkyarno sebagai calon bupati dan calon wakil bupati Wonogiri periode 2024- 2029.
“Kami bertekad bulat, dari hati tulus yang paling dalam. Dan dengan mengucap bismillah kami bersama 500 generasi muda Muhammadiyah yang hadir pada kesempatan hari ini secara resmi mendeklarasikan diri, mendukung dan akan ikut serta mensukseskan pasangan calon bupati dan wakil bupati wonogiri, bapak Setyo Sukarno-Imron Rizkyarno untuk periode 2024-2029,” jelas Heriwanto.
Lebih lanjut Heriwanto menyampaikan tujuh kriteria memilih calon pemimpin. Pertama adalah yang memiliki integritas atau dalam bahasa agama disebut dengan sidiq. Integritas adalah orang yang satu kata antara lisan dan perbuatan, konsisten tidak mencla-mencle.
Kedua, pemimpin harus memiliki kapabilitas atau kemampuan untuk memimpin Indonesia (Wonogiri) atau amanah dalam bahasa agama. Pemimpin tidak boleh hanya memiliki kemauan, tanpa dibarengi dengan kemampuan.
Ketiga, pemimpin yang populous atau pemimpinyang memiliki jiwa kerakyatan dan mengutamakan kepentingan rakyat. Seorang pemimpin harus mengedepankan kesejahteraan, kemakmuran, dan kemajuan rakyat. Ini disebut juga sebagai tablig.
“Keempat, pemimpin itu harus visioner. Kriteria ini mengharuskan pemimpin memiliki visi yang strategis untuk membawa kemajuan bangsa. Kecerdasan ini yang dalam diri nabi disebut sebagai fatanah,” jelas Heriwanto.
Kelima berjiwa negarawan, dia harus menomorsatukan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi, di atas kepentingan golongan, di atas kepentingan suku, agama, dan sebagainya.
Keenam, pemimpin harus mampu menjalin hubungan internasional. Sebab di era sekarang, dunia sudah menjadi kampung global sehingga interaksi antar bangsa-negara menjadi keharusan – Indonesia tidak boleh terpencil dari dunia.
Ketujuh menurut Muhammadiyah adalah berjiwa reformis. Pemimpin dalam pandangan Muhammadiyah itu memiliki jiwa yang senantiasa melakukan pembaruan-pembaruan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Nur Wahid Ketua Dewan Pembina Presidium 1912 berpesan kepada pasangan calon untuk fokus ke anak muda, selalu menjadikan anak muda prioritas. Karena sejarah negeri ini adalah sejarah anak muda.
“Setiap peristiwa penting di negeri ini dilakukan oleh anak anak muda,” tandas Nur Wahid. Aris Arianto