SLEMAN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Wilayah yang mengalami krisis air bersih di Kabupaten Sleman sebagai dampak musim kemarau, semakin meluas. Jika semula krisis air bersih hanya terjadi di Padukuhan Jonggrangan, Sendangrejo, hingga pertengahan Oktober, kini meluas ke Sendangagung hingga Sendangsari.
Laporan BPBD Kabupaten Sleman menyebutkan, berdasarkan hasil asesmen kekurangan air bersih di Sleman saat ini melanda 366 kepala keluarga dengan jumlah 1.166 jiwa terdampak.
“Kami terus memonitor. Jika ada permintaan (bantuan dropping air bersih) maka kami berikan,” kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sleman, Bambang Kuntoro, Jumat (18/10/2024).
Berdasarkan hasil asesmen, ribuan jiwa yang terdampak krisis air bersih di Kabupaten Sleman itu tersebar di 3 Kalurahan, yaitu Kalurahan Sendangrejo, Sendangagung dan Sendangsari, Minggir.
Adapun di Sendangrejo krisis air tahun ini terjadi di Padukuhan Jonggrangan di RT 1,2, dan 3 dengan total 170 KK (450 jiwa).
Kemudian di Padukuhan Ngepringan 4 di RT 05 serta Padukuhan Ngepringan 2, di RT 03 dan 04 dengan total 47 KK (160 jiwa).
Sementara di Sendangagung, krisis air bersih terjadi di Padukuhan Minggir 2 sebanyak 52 KK dengan 150 jiwa.
Lalu di Padukuhan Kergan, Kliran, Tengahan, Dukuhan dan Nanggulan dengan total 66 kepala keluarga dengan 260 jiwa. Adapun di Sendangsari krisis air bersih melanda di Padukuhan Plembon di RT 1 dan 2 dengan jumlah 31 kepala keluarga, 136 jiwa.
Panewu Minggir, Djoko Muljanto mengatakan, krisis air bersih yang terjadi di beberapa titik di wilayah Minggir umumnya sudah mendapat bantuan dropping air bersih.
Bahkan kekeringan yang terjadi di Sendangagung juga telah mendapatkan bantuan dropping air bersih yang diambilkan dari sumber air Tirta Sari di Sendangsari.
Disinggung apakah wilayah Minggir ini rutin terdampak krisis air setiap tahun, menurut dia, pada yang tahun lalu juga terdampak.
“Tahun kemarin juga ada (terjadi krisis air), saat penghentian selokan,” katanya.