SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Gerakan Pembaharuan Sragen (GPS), yang sebelumnya kuat dalam memberi perlawanan terhadap keluarga Ndayu atau keluarga Untung Wiyono untuk melanjutkan pemerintahan di Sragen, tampak mulai mengalami perpecahan. Salah satu presidium GPS, Saiful Hidayat, secara terang-terangan mendekat ke keluarga Untung Wiyono dan menyatakan dukungan kepada calon bupati Sragen nomor 1, Untung Wibowo Sukawati-Suwardi.
Sebelumnya, menjelang Pilkada Sragen, sejumlah tokoh Sragen sering berkumpul di Ndalem Serambi Sukowati untuk merumuskan calon bupati Sragen. Beberapa tokoh terlibat dalam GPS, seperti Politisi PKB Mukafi Fadli, tokoh politik senior Saiful Hidayat, mantan Sekretaris Daerah (Sekda) Tatag Prabawanto, dan sejumlah tokoh masyarakat lainnya.
Dalam beberapa pertemuan, mereka berdiskusi untuk mencari calon bupati alternatif. Nama-nama yang sempat dipertimbangkan antara lain Dedy Endriyatno, Untung Wina Sukowati, dan Pujono Elli Bayu Effendi. Pergerakan ini pada umumnya berlawanan dengan Bupati saat ini, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, yang kemudian mencalonkan adiknya, Untung Wibowo Sukawati. Keduanya merupakan putra dan putri dari mantan Bupati Untung Wiyono.
Namun, mengikuti dinamika politik di Sragen, salah satu presidium GPS, Saiful Hidayat, tampak berbalik arah. Mantan anggota DPRD Sragen ini terlihat menunjukkan kedekatan dengan keluarga Ndayu, yang terakhir kali terlihat saat peresmian RSU Hastuti pada Sabtu (16/11/2024).
Pantauan JOGLOSEMARNEWS.COM menunjukkan bahwa Saiful sempat berbincang dengan Bupati Yuni dan berfoto bersama Untung Wiyono serta koleganya. Ketika dimintai konfirmasi oleh wartawan, Saiful tidak menampik pilihan politiknya.
“Masalah pilihan ini adalah masalah privasi, hasil dari istikharah, urusan ini antara saya dan Gusti Allah,” ujar Saiful.
Saiful juga menyebutkan bahwa alasan lain ia merapat ke kubu Bowo-Suwardi adalah karena keyakinan atau “feeling” yang dirasakannya. Ia menyatakan tetap berada dalam GPS sebagai fungsi kontrol.
“Ya, feeling jelas, tetap di GPS sebagai fungsi kontrol,” katanya.
Di tempat terpisah, mantan Sekretaris Daerah Sragen, Tatag Prabawanto, yang juga petinggi GPS, menyatakan tidak mempermasalahkan jika ada tokoh di dalam GPS yang berbalik dukungan. Ia yakin bahwa banyak tokoh GPS yang tetap istiqamah pada pendirian mereka.
“Jika hanya satu orang yang berpindah dukungan, tidak masalah. Status Mas Saiful di GPS tetap dipersilakan, mau di GPS atau di tempat lain sebagai kontrol sosial, itu terserah dia. Tapi kita tetap bisa menjadikan hal ini sebagai bahan evaluasi, bukan untuk membenci atau anti terhadap Mas Saiful. Mas Saiful tetap bagian dari kami, bagian dari persahabatan kami,” ujarnya pada Senin (18/11/2024).
Huri Yanto