Beranda Daerah Wonogiri Profil Setyo Sukarno, Dari Guru Teknik Lanjut Ketua DPRD hingga Bupati Wonogiri

Profil Setyo Sukarno, Dari Guru Teknik Lanjut Ketua DPRD hingga Bupati Wonogiri

Setyo Sukarno
Setyo Sukarno. Istimewa

WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Sosok Setyo Sukarno dan Imron Rizkyarno kini menjadi buah bibir warga kabupaten Jateng tenggara. Gegaranya keduanya dinyatakan unggul dalam Pilkada Wonogiri 2024 di atas rivalnya pasangan Tarso-Kristian Teguh Suryono.

Lantas seperti apa sebenarnya sosok Setyo Sukarno dan Imron Rizkyarno itu. Secara bertahap kami akan membeberkannya untuk Anda, dimulai dari Setyo Sukarno.

Ternyata dan ternyata Setyo Sukarno awalnya merupakan seorang pendidik alias guru. Kala itu dia mengajar mata pelajaran teknik otomotif di SMK Pancasila 3 Baturetno Wonogiri.

Selanjutnya Setyo Sukarno yang merupakan putra tokoh berpengaruh Baturetno, almarhum Sutarno terjun ke dunia politik melalui kendaraan PDIP.

Berhasil, Setyo Sukarno mampu duduk di kursi legislatif sebagai anggota DPRD Wonogiri. Tidak hanya satu atau dua periode, pria yang akrab disapa Pak Tyo ini menjadi nggota DPRD Wonogiri selama beberapa periode bertutur-turut. Dimulai sejak 1999-2004, 2004-2009, 2009-2014, 2014-2019. Pada 2020 saat menduduki Ketua DPRD Wonogiri, dia lantas mengundurkan diri lantaran mendampingi Joko Sutopo alias Mas Jekek sebagai Wakil Bupati Wonogiri.

Karir politiknya terbilang cukup cemerlang. Diawali saat menjadi pengurus Ranting PDIP Desa Baturetno tahun 1998. Berlanjut menjadi Ketua Pimpinan Anak Cabang (PAC) partai di Kecamatan Baturetno tahun 1999.

Pada tahun yang sama mencoba keberuntungan dengan mengikuti Pemilihan Umum sebagai wakil rakyat. Setyo terpilih dan menjadi anggota Komisi E dan beralih ke Komisi D di periode 1999-2004. Meningkat menjadi Ketua Komisi B serta C di periode selanjutnya. Kemudian menduduki jabatan Sekretaris DPC PDIP di tahun 2010, dan saat periode itu pula di gedung dewan, istri mba Sri Rahayu atau Mba Yayuk ini dipercaya menjadi Ketua Komisi B dan C. Hingga kemudian berlanjut mendapat amanat menduduki kursi Ketua DPRD Wonogiri.

Baca Juga :  Hasil Pilkada Wonogiri 2024: Setyo Sukarno-Imron Rizkyarno Ungguli Tarso-Kristian Teguh Suryono

Jabatan birokasi diemban dengan menjadi Wakil Bupati Wonogiri mendampingi Bupati Joko Sutopo. Lantas pada Pilkada Wonogiri 2024 melaju cabup didampingi Imron Rizkyarno dan mengungguli pasangan Tarso-Kristian Teguh Suryono.

Dalam perbincangan beberapa waktu lalu, Setyo Sukarno menyebutkan tetap melaksanakan tugas mengajar kendati sudah lama tidak menjadi seorang guru. Selama menduduki kursi di gedung dewan, maupun birokrasi, profesi mengajar tetap dilakukan.

“Meskipun cara mengajarnya tentunya sangat lain jika dibandingkan waktu menjadi guru dulu,” ujar Setyo Sukarno.

Pria kelahiran Wonogiri 6 Agustus 1966 ini mengatakan, anggota dewan bertugas mengajarkan pendidikan politik kepada masyarakat.

Hal ini bisa dilakukan melalui pola pelaksanaan tugas pengawasan, legislasi, maupun penganggaran. Dengan bekerja secara sungguh-sungguh dan baik, secara otomatis anggota dewan tersebut menunjukkan cara berpolitik yang baik seperti apa. Sehingga masyarakat bisa mengetahuinya.

Ketika menduduki jabatan birokasi, pendidikan politik dijabarkan melalui program-program pemerintahan. Pola penjaringan melalui Musrenbang, pertemuan langsung dengan masyarakat, dan saluran lainnya.

Memberikan pengajaran berpolitik juga bisa ditempuh saat ngobrol langsung. Warga Dusun Duwet Kidul RT 2 RW 5 Desa/Kecamatan Baturetno ini mengaku sering mendatangi acara pertemuan hingga tingkat RT. Dalam acara tersebut, dirinya dipastikan selalu berinteraksi dengan masyarakat.

Baca Juga :  Indonesia Pusaka Cover by Davina, Karya Terbaru SMPN 4 Karangtengah Wonogiri Meriahkan HUT PGRI dan HGN

Seringkali muncul pertanyaan-pertanyaan dari masyarakat terkait pembangunan, pemerintahan, maupun permasalahan lainnya. Nah, dalam kesempatan itu pula dirinya sebisa mungkin memberikan penjelasan secara gamblang.

Ayah dua orang putra ini selanjutnya secara terus terang berujar pola pengajaran saat menjadi guru dulunya, tetap dipakai hingga sekarang. Yakni, semaksimal mungkin memberikan penjelasan yang gamblang kepada masyarakat. Baik ada pertanyaan maupun tidak.

“Jadi sama seperti waktu menjadi guru di sebuah sekolah menengah kejuruan di wilayah Kecamatan Baturetno dulu. Sekitar sepuluh tahun saya menjadi guru dengan mengajar mata pelajaran teknik,” ujarnya.

Pola mengajar layaknya guru tersebut, disebutnya memberikan pengaruh besar. Dirinya enjoy menerapkannya. Aris Arianto