Beranda Daerah Wonogiri Ramai ramai Andalkan Endorsement di Pilkada 2024, Paslon Justru Tidak PD, Strategi...

Ramai ramai Andalkan Endorsement di Pilkada 2024, Paslon Justru Tidak PD, Strategi atau Gimmick Politik?

Pilkada
Ilustrasi pemungutan suara Pilkada. Istimewa

WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Pesta demokrasi Pilkada 2024 semakin memanas, dengan berbagai pasangan calon (paslon) berlomba-lomba meraih perhatian publik. Salah satu strategi yang menjadi sorotan adalah penggunaan endorsement dari tokoh besar, seperti presiden dan mantan presiden, mantan gubernur, wali kota, bupati, hingga publik figur terkenal.

Langkah ini dinilai sebagai cara untuk meningkatkan daya tarik dan elektabilitas paslon. Namun juga memunculkan tanda tanya besar: Apakah strategi ini efektif, atau justru membuat paslon terlihat tidak percaya diri?

Endorsement sebagai Magnet Perhatian

Endorsement tokoh besar di dunia politik bukanlah hal baru. Para tokoh yang memiliki rekam jejak baik dan pengaruh besar dipercaya dapat membawa kepercayaan publik terhadap paslon yang mereka dukung. Mantan presiden, misalnya, sering kali dianggap sebagai simbol stabilitas dan pengalaman, sehingga dukungannya dapat meningkatkan citra paslon.

Selain tokoh politik, keterlibatan publik figur juga menjadi daya tarik tersendiri. Di era media sosial, publik figur dengan jutaan pengikut dianggap mampu menjangkau generasi muda yang cenderung apatis terhadap politik.

Meskipun endorsement bisa meningkatkan popularitas paslon dalam jangka pendek, dampaknya terhadap elektabilitas belum tentu signifikan.

Pemilih sekarang lebih kritis. Mereka tidak hanya melihat siapa yang mendukung, tetapi juga menilai apakah paslon tersebut benar-benar kompeten dan memiliki program yang relevan.

Baca Juga :  PSHT Bukan Alat Politik, Aksi Damai Menggema di Jateng Tenggara alias Wonogiri

Selain itu, terlalu banyak bergantung pada endorsement justru dapat menimbulkan kesan bahwa paslon tidak percaya diri dengan kemampuan mereka sendiri.

Plus Minus Endorsement dalam Pilkada 2024

Kelebihan:

– Meningkatkan Awareness
Kehadiran tokoh besar dapat menarik perhatian publik terhadap paslon.

– Meningkatkan Kredibilitas
Dukungan dari tokoh berpengaruh dapat menjadi bukti kualitas paslon.

– Menjangkau Audiens Luas
Endorsement dari publik figur bisa membantu menjangkau kelompok pemilih muda.

Kekurangan:

– Kesan Tidak Mandiri
Paslon bisa dianggap tidak percaya diri jika terlalu bergantung pada tokoh lain.

– Efek Bumerang
Jika tokoh yang mendukung memiliki citra negatif, hal ini dapat merugikan paslon.

– Kurangnya Fokus pada Program
Strategi ini dapat mengalihkan perhatian dari program kerja paslon.

Apakah Pemilih Masih Tertarik?

Pemilih di Pilkada 2024 diprediksi semakin kritis, terutama di kalangan generasi muda dan kelas menengah. Mereka cenderung menilai paslon berdasarkan kinerja dan visi-misi, bukan sekadar dukungan dari pihak lain. Dalam survei terbaru, hanya 35% responden yang mengaku terpengaruh oleh endorsement tokoh besar, sementara 50% lebih memilih fokus pada rekam jejak dan program kerja paslon.

Baca Juga :  Kebakaran di Gunung Wijil Kaliancar Selogiri Wonogiri, Terjadi saat Korban Bagikan Bingkisan Jumat Berkah usai Salat Subuh

Kesimpulan

Menggandeng endorsement tokoh besar memang bisa menjadi strategi yang menarik perhatian, tetapi paslon juga harus berhati-hati. Ketergantungan yang berlebihan pada strategi ini dapat menimbulkan kesan negatif.

Pada akhirnya, kunci kemenangan tetap terletak pada kemampuan paslon untuk membangun kepercayaan melalui program kerja yang relevan dan komunikasi yang efektif dengan masyarakat.

Dengan semakin dekatnya Pilkada 2024, masyarakat diharapkan tetap cerdas dan bijak dalam memilih pemimpin yang benar-benar mampu membawa perubahan positif. Aris Arianto