Beranda Daerah Boyolali Terjadinya Protes Peternak dan Peloper Susu di Boyolali, Ini Sebabnya

Terjadinya Protes Peternak dan Peloper Susu di Boyolali, Ini Sebabnya

Aksi buang susu oleh peternak di Boyolali. Aksi tersebut digelar sebagai wujud protes terhadap tingginya impor susu yang menyebabkan susu produk lokal tergusur / Foto: Waskita

BOYOLALI,  JOGLOSEMARNEWS.COM – Penurunan kuota susu ke industri pengolahan susu (IPS) berdampak protes peternak dan peloper susu di Boyolali.

Merekapun menggelar aksi bagi susu gratis dan mandi susu Sabtu – Minggu (9-10/11/2024). Bahkan,  puluhan ton susu dibuang ke TPA Winong, Boyolali Kota.

Penurunan kuota ternyata terjadi pada IPS tertentu.

UD Pramono yang rekeningnya diblokir karena menunggak pajak, masih bisa menyetor ke IPS. Susu dari 1.300 peternak dikirim ke Indolakto dan Cimory.

“Kami kirim 20 ton susu/hari,” ujar Tawar, salah satu karyawan UD Pramono.

Senada, Ketua KUD Musuk, Kuncoro mengungkapkan, pihaknya menaungi peternak dengan total 4.000 ekor sapi.  Susu yang terkumpul disetorkan ke So Good, Garuda dan Diamond.

Sedangkan KUD Musuk mengalami dampak penurunam kuota susu dari IPS. Susu itu dikirim ke NPS Pasuruan.

Baca Juga :  Pilkada Boyolali 2024: Agus Irawan Nyoblos di TPS 8 Sindon - Dwi Fajar Nirwana di TPS 3 Kebonan Karanggede Boyolali dan Ini Yang Dilakukan Usai Pencoblosan

“Kami terpaksa membuang 50 ton susu/ hari senilai Rp 400 juta,” kata Sriyono, karyawan KUD Mojosongo.

Pihaknya menduga penurunan kuota susu oleh IPS karena tingginya impor susu. Seharusnya susu produksi peternak lokal mendapatkan prioritas. Meskipun produksi lokal baru menenuhi 20 persen dari kebutuhan nasional.

“Kalau terus seperti ini, kami tak kuat. Gilirannya nanti, peternak juga terdampak. Padahal sapi tetap harus diperah tiap hari. Kalau tak diperah, sapi akan sakit.”

Terpisah, Kepala Disnakan Boyolali, Lusia Dyah Suciati mengaku sudah menerima informasi terkait pembuangan susu sapi segar Boyolali. Untuk itu, pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan Pemprov Jateng.

“Hari ini juga digelar rakor di Jakarta untuk membahas masalah tersebut. Mudah- mudahan hasilnya bagus dan bisa dirasakan peternak nantinya.”  Waskita