Beranda Daerah Wonogiri Guede Tur Dowo! Potensi Alpukat Puhpelem Wonogiri dari Bo Khong Ten hingga...

Guede Tur Dowo! Potensi Alpukat Puhpelem Wonogiri dari Bo Khong Ten hingga Aligator

Buah
Ketua Komisi II DPRD Wonogiri Supriyanto (kiri) dan Astarno mengunjungi kebun alpukat. Joglosemarnews.com/Aris Arianto

WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Wilayah Kecamatan Puhpelem yang berhawa sejuk semakin menunjukkan potensinya sebagai pusat budidaya alpukat unggulan. Beragam jenis alpukat, seperti Miki, Aligator, Red Vietnam, hingga Bo Khong Ten, kini tumbuh subur di daerah ini.

Bahkan, alpukat jenis Hass yang mulai digandrungi di pasar internasional juga sedang dijajaki untuk dibudidayakan.

Salah satu pembudidaya alpukat sukses di Puhpelem adalah Astarno, anggota DPRD Wonogiri. Astarno telah memulai budidaya alpukat sejak November 2021 di dua lokasi berbeda. Saat ini, tanaman alpukatnya telah memasuki masa panen.

“Harga per kilogram alpukat saat panen sekitar Rp 18 ribu,” ungkap Astarno, Senin (30/12/2024).

Namun, ia mengakui tantangan terbesar dalam budidaya ini adalah hama kutu putih dan serangan jamur. Meski begitu, pemasaran tidak menjadi kendala karena pedagang langsung datang untuk mengambil hasil panen.

Ketua Komisi II DPRD Wonogiri, Supriyanto, bersama anggota lainnya, langsung mengunjungi kebun alpukat Astarno pada Senin (30/12/2024). Dalam kunjungan tersebut, Supriyanto memuji ukuran buah alpukat yang besar dan panjang, yang diistilahkan warga Wonogiri sebagai “Dewo” atau gede dowo.

Baca Juga :  Tinggal Copy Paste: 50 Ucapan Selamat Tahun Baru 2025, Pas untuk Status dan Diabagikan Via WA

“Kunjungan ini adalah bagian dari pola baru kami, yaitu rapat sekaligus diskusi di lapangan. Selain mengenal potensi wilayah, kami juga mempererat silaturahmi dan chemistry dengan masyarakat. Setelah Puhpelem, kegiatan serupa akan kami gelar di lokasi lain, seperti pinggir sungai atau pantai,” jelas Supriyanto.

Kepala Dinas Pertanian Wonogiri, Baroto Eko Pujanto menambahkan bahwa Puhpelem dan sekitarnya memiliki potensi besar untuk pengembangan alpukat berbagai jenis, termasuk Hass, Aligator, dan Red Vietnam.

“Meskipun kulit alpukat Hass kurang menarik, daging buahnya berwarna kuning mentega dan berkualitas tinggi. Konsumen kini lebih memilih kualitas daripada kuantitas,” kata Baroto.

Selain alpukat, Puhpelem juga berpotensi untuk pengembangan kopi. Bahkan, wilayah Bulukerto dan Puhpelem memiliki potensi besar untuk budidaya ketela madu rambat yang sudah menembus pasar ekspor.

Baca Juga :  Peluang Usaha Awal Tahun 2025 yang Diprediksi Pasti Untung

Dengan berbagai keunggulan ini, Puhpelem bukan hanya menjadi sentra agribisnis alpukat, tetapi juga peluang besar untuk produk unggulan lain yang mampu mendorong ekonomi lokal dan meningkatkan kesejahteraan petani. Aris Arianto