WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Gunung Tunggangan di perbatasan Kecamatan Jatiroto dan Tirtomoyo, Kabupaten Jateng tenggara Wonogiri, kembali menunjukkan aura sangarnya. Kali ini, sebuah truk bermuatan kayu jati terguling di jalur ekstrem tersebut pada Selasa (31/12/2024).
Menurut keterangan Kasihumas Polres Wonogiri AKP Anom Prabowo, truk dengan nomor polisi AD 8151 UY yang dikemudikan oleh Daryadi (42), warga Desa Sukoharjo Tirtomoyo Wonogiri mengalami kecelakaan tunggal di kawasan Hutan Tunggangan, Dusun Dawe Kidul Desa Ngelo Kecamatan Jatiroto Wonogiri, sekitar pukul 13.00 WIB.
Beruntung, sang sopir selamat tanpa mengalami luka.
“Truk tersebut membawa kayu jati sekitar dua kubik dari Jatiroto menuju Tirtomoyo. Diduga pengemudi tidak mampu mengendalikan kendaraan saat melintasi medan jalan yang ekstrem,” ujar Kasihumas Polres Wonogiri AKP Anom Prabowo.
Akibat kecelakaan ini, truk terguling di tengah jalan, menutup akses lalu lintas untuk sementara waktu.
Jalur tersebut dikenal memiliki tikungan tajam dan turunan curam yang sering menjadi penyebab kecelakaan.
Proses evakuasi dilakukan oleh personel Polsek, Koramil, dan warga sekitar, dengan bantuan truk lain yang menarik kendaraan menggunakan tambang.
Setelah upaya bersama, truk berhasil dievakuasi, dan arus lalu lintas kembali normal. Kerugian material diperkirakan mencapai Rp 2 juta.
Jalur Gunung Tunggangan: Titik Rawan Kecelakaan
Kecelakaan ini menambah daftar panjang insiden di kawasan Gunung Tunggangan. Berikut beberapa kejadian sebelumnya:
– 2 April 2024: Truk pengangkut jagung terguling karena tidak kuat menanjak.
– 25 Januari 2024: Truk pengangkut daging beku terguling akibat mengikuti petunjuk Google Maps.
– Mei 2023: Sebuah truk tronton terpaksa memutar balik setelah kesulitan melintasi jalur ekstrem ini.
– Oktober 2019: Bus AKAP tersasar di jalur Gunung Tunggangan.
– 29 Desember 2024: Dua bus pariwisata terpaksa putar balik setelah tersesat mengikuti Google Maps.
Insiden yang terus berulang ini menjadi pengingat bagi para pengendara untuk lebih berhati-hati, terutama saat melintasi jalur-jalur pedesaan yang sempit, berliku, dan curam seperti di kawasan Gunung Tunggangan.
Pengendara diimbau untuk memeriksa kondisi kendaraan dan menghindari terlalu bergantung pada aplikasi navigasi tanpa mempertimbangkan kondisi medan yang akan dilalui.
Gunung Tunggangan tidak hanya dikenal dengan medan sulitnya, tetapi juga kerap menjadi “jebakan” bagi pengendara yang kurang waspada. Kehati-hatian adalah kunci untuk menghindari insiden serupa di masa mendatang. Aris Arianto