Beranda Nasional Jogja Pemkab Gunungkidul Antisipasi Serangan Monyet Ekor Panjang dengan Pendekatan Ramah Lingkungan

Pemkab Gunungkidul Antisipasi Serangan Monyet Ekor Panjang dengan Pendekatan Ramah Lingkungan

Petugas saat memberikan makanan kepada monyet ekor panjang (mep) beberapa waktu lalu | tribunnews

GUNUNGKIDUL, JOGLOSEMARNEWS.COM – Pemkab Gunungkidul memiliki cara unik dan ramah lingkungan untuk mengatasi serangan Monyet Ekor Panjang (MEP) yang kerap masuk ke pemukiman warga.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Gunungkidul, Harry Sukmono, menjelaskan bahwa penanganan konflik antara manusia dan MEP telah dilakukan selama dua tahun terakhir. Salah satu langkah mitigasi yang diambil adalah dengan memberikan makanan secara langsung kepada monyet-monyet tersebut.

“Langkah ini sebenarnya bagian dari kajian bersama Tim UGM. Dalam kajian itu, kami menelusuri penyebab gangguan hingga menemukan solusinya. Salah satu pendekatan yang kami ambil adalah mengalihkan mereka dari pemukiman dengan memberikan makanan,” ungkapnya, Selasa (10/12/2024).

Pemberian makanan ini telah dilakukan sejak awal 2023 di wilayah yang paling sering terkena serangan, seperti Kapanewon Tepus. Empat kalurahan menjadi prioritas, yaitu Sidoharjo, Tepus, Purwodadi, dan Giripanggung. Harry menambahkan bahwa makanan berupa buah-buahan biasanya diberikan empat kali dalam seminggu untuk mengurangi gangguan terhadap masyarakat.

Baca Juga :  Administrasi Telat, Pencairan Dana Desa  Giripeni Rp 480 Juta Terancam  Batal

Langkah ini didukung oleh Dana Keistimewaan DIY sebesar Rp15 juta per bulan. Dukungan ini diberikan setelah arahan dari Gubernur DIY melalui Paniradya Kaistimewan, yang meminta Pemkab Gunungkidul untuk mencermati dan mengatasi keresahan warga akibat serangan MEP.

Menurut hasil kajian bersama Tim UGM, gangguan yang terjadi disebabkan oleh terganggunya habitat alami MEP akibat alih fungsi lahan. Hilangnya tempat tinggal membuat mereka terpaksa mencari makan di lahan pertanian atau pemukiman warga.

Sebagai bagian dari solusi, pemerintah berupaya memulihkan ekosistem alami yang dapat mendukung kehidupan MEP. Beberapa langkah dilakukan, seperti menanam pohon beringin dan aren yang menjadi sumber makanan bagi mereka, serta mengembalikan fungsi pepohonan sebagai pelindung dan tempat tinggal. Selain itu, ruang untuk membentuk habitat baru juga disiapkan agar mereka tidak lagi memasuki kawasan permukiman.

Harry menekankan bahwa konflik antara manusia dan MEP telah berlangsung selama lebih dari satu dekade. Ia berharap ada komitmen bersama dari pemerintah dan masyarakat untuk mengatasi masalah ini secara berkelanjutan tanpa merugikan kedua belah pihak.

Baca Juga :  Hilang 4 Hari, Lansia Ditemukan Membusuk di Lahan Kosong depan Rutan IIB Bantul

www.tribunnews.com

 

Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.