Beranda Nasional Jogja Protes Kenaikan PPN 12 Persen, Ratusan Massa Gerudug Gedung DPRD DIY

Protes Kenaikan PPN 12 Persen, Ratusan Massa Gerudug Gedung DPRD DIY

Ratusan massa yang tergabung dalam Aliansi Jogja Memanggil menggelar aksi protes di depan Gedung DPRD DIY, Jalan Malioboro, Yogyakarta, pada Senin (30/12/2024) | tribunnews

YOGYAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM –  Menyuarakan penolakan terhadap rencana pemerintah yang akan menaikkan PPN menjadi 12 Persen,  ratusan massa yang tergabung dalam Aliansi Jogja Memanggil menggelar aksi protes di depan Gedung DPRD DIY, Jalan Malioboro, Yogyakarta, Senin (30/12/2024).

Dalam orasinya, mereka menuntut pemerintah membatalkan rencana kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen dan mendesak agar tarif PPN diturunkan menjadi 5 persen.

Massa yang hadir membawa spanduk dan poster berisi tuntutan untuk menurunkan tarif PPN sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (HPP) Tahun 2021.

Aksi dimulai sekitar pukul 14.00 WIB, dengan massa berkumpul di Tempat Khusus Parkir (TKP) Abu Bakar Ali sebelum bergerak menuju depan gedung DPRD DIY.

Salah satu spanduk besar yang dibentangkan bertuliskan “Suatu Saat Si Miskin Tak Memiliki Apapun Untuk Dimakan Kecuali Si Kaya”, yang mencerminkan ketidakpuasan terhadap kebijakan pemerintah yang dianggap merugikan masyarakat kelas bawah.

Dalam keterangan resmi yang diterima, Aliansi Jogja Memanggil mengajak masyarakat Indonesia di seluruh daerah untuk turut berpartisipasi dalam aksi serupa.

Mereka menyerukan agar warga di seluruh Indonesia, khususnya yang berada di Jakarta, mengepung kantor-kantor pajak dan Istana Negara sebagai bentuk perlawanan terhadap kebijakan PPN 12 persen.

“Aliansi Jogja Memanggil juga menyerukan kepada seluruh masyarakat Indonesia di daerah lain agar mengepung kantor-kantor pajak serta Istana Negara bagi yang berada di Jakarta,” bunyi keterangan resmi massa yang diterima pada Senin (30/12/2024).

Massa berpendapat bahwa tarif PPN 5 persen lebih berpihak pada rakyat kelas menengah ke bawah, sementara kenaikan menjadi 12 persen hanya akan menambah beban masyarakat.

Baca Juga :  Rayakan Pergantian Tahun dengan Keunikan Budaya Lokal di ARTOTEL Suites Bianti

Mereka juga mendesak pemerintah untuk melakukan kajian ekonomi yang lebih mendalam serta mengutamakan kepentingan rakyat dalam setiap pengambilan kebijakan. Dalam aksi tersebut, massa menuntut penurunan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sekaligus menyuarakan berbagai tuntutan lainnya. Mereka mendesak agar kenaikan tarif PPN sebesar 12 persen dibatalkan dan digantikan dengan penerapan tarif yang lebih rendah, yakni lima persen.

Selain itu, massa menyerukan penghentian utang luar negeri yang dinilai semakin membebani anggaran negara. Mereka juga mengusulkan penerapan pajak kekayaan sebagai solusi untuk mengurangi ketimpangan sosial yang kian terasa.

Dalam orasi mereka, tuntutan untuk menghapus tunjangan pejabat publik juga disampaikan, bersama desakan pembubaran Kabinet Merah-Putih yang dianggap boros anggaran.

Teriakan massa semakin lantang ketika mereka menuntut agar koruptor dimiskinkan dan mendesak segera disahkannya Undang-Undang Perampasan Aset. Tak berhenti di situ, mereka juga menyerukan aksi kepung terhadap kantor pajak di seluruh Indonesia sebagai bentuk protes terhadap kebijakan PPN yang dianggap memberatkan.

Aksi yang berlangsung selama lebih dari satu jam itu sempat menyebabkan gangguan arus lalu lintas di kawasan Malioboro. Petugas kepolisian yang berjaga di lokasi langsung melakukan pengaturan dengan membuka sisa jalan yang ada. Meski begitu, kemacetan panjang tak terhindarkan hingga mencapai kawasan sekitar TKP Abu Bakar Ali. Untuk mengurangi kepadatan, sebagian kendaraan yang menuju Malioboro dialihkan ke Jalan Pasar Kembang.

Baca Juga :  Gasak Bokong Truk di Ringroad Sleman, Fortuner Ringsek

Massa tetap berorasi di depan gerbang DPRD DIY tanpa berusaha memasuki area gedung. Setelahnya, mereka melanjutkan aksi dengan berjalan menuju Titik Nol Kilometer Yogyakarta, sambil terus menyuarakan tuntutan mereka.

Aksi tersebut menarik perhatian wisatawan yang tengah berada di kawasan Malioboro. Banyak dari mereka yang menghentikan langkah untuk menyaksikan protes tersebut, menjadikannya sebagai tontonan yang tidak biasa di tengah kawasan wisata yang ramai.

Selama aksi berlangsung, aparat kepolisian terus mengawal situasi agar tetap kondusif. Protes ini menambah daftar panjang unjuk rasa masyarakat yang menentang kebijakan kenaikan PPN, yang dianggap semakin memberatkan di tengah situasi ekonomi yang penuh ketidakpastian.

Massa berharap suara mereka dapat didengar oleh pemerintah. Mereka mendesak agar langkah-langkah yang lebih berpihak kepada rakyat, khususnya golongan kelas menengah dan bawah, segera diambil demi meringankan beban yang semakin dirasakan.  

www.tribunnews.com