Beranda Nasional Jogja Kepemimpinan Dukuh Jadi Polemik, Masyarakat Dukuh Pusmalang, Sleman Terbelah

Kepemimpinan Dukuh Jadi Polemik, Masyarakat Dukuh Pusmalang, Sleman Terbelah

Warga Pusmalang yang menginginkan Pak Dukuh dipertahankan aksi damai di Balai Kalurahan Wukirsari Kapanewon Cangkringan, pada 30 Desember 2024 | tribunnews

SLEMAN, JOGLOSEMARNEWS.COM Masyarakat Pedukuhan Pusmalang, Kalurahan Wukirsari, Kapanewon Cangkringan, Kabupaten Sleman, ibarat memendam bara dalam sekam.
Sejak beberapa tahun belakangan ini, mereka didera konflik sosial yang sangat rentan. Penyebabnya, warga terbelah menjadi dua kubu terkait dengan kepemimpinan Dukuh Mustain Romli.

Sebagian masyarakat mendukung kepemimpinan Dukuh Mustain, sementara sebagian lainnya menolak dan menuntut agar Dukuh dicopot dari jabatannya. Penolakan tersebut didasarkan pada dugaan penyelewengan dana pembangunan masjid yang melibatkan Mustain.

Panewu Cangkringan, Jaka Sumarsana, mengungkapkan bahwa upaya meredam konflik sosial di wilayah tersebut terus dilakukan. Ia berharap masyarakat tetap berkepala dingin dan mencari solusi bersama melalui musyawarah.

“Kami, forum komunikasi pimpinan (Kapanewon), siap mengawal masyarakat menyelesaikan permasalahan ini. Tentunya dengan melibatkan tokoh masyarakat, Lurah, maupun Pamong Wukirsari,” ujarnya, Sabtu (4/1/2025).

Konflik di Pusmalang sebenarnya telah berlangsung beberapa tahun, dengan puncaknya terjadi pada akhir 2024. Pada 23 Desember lalu, kelompok warga yang menamakan diri Pusmalang Peduli Kebenaran, Kejujuran, dan Keadilan menggelar demonstrasi di depan Balai Kalurahan Wukirsari.

Baca Juga :  Jelang Nataru, Hotel di Kawasan Malioboro Sudah Penuh Sesak, Okupansai Capai 95,8 Persen

Mereka mendesak Lurah Wukirsari untuk mencopot jabatan Dukuh Pusmalang. Perwakilan massa aksi, H. Mulyadi Ama, menyebutkan bahwa Dukuh Mustain dinilai tidak memenuhi tanggung jawabnya sebagai pemimpin.

Mulyadi mengungkapkan bahwa Mustain jarang hadir dalam kegiatan sosial seperti tradisi nyadran dan arisan Jumat Kliwon, yang juga menjadi sarana pengumpulan dana pembangunan masjid. Selain itu, ia menuding Dukuh telah menggelapkan dana irigasi, aspal, dan infaq pembangunan masjid.

Di sisi lain, kelompok pendukung Dukuh Mustain, yang dipimpin oleh Sri Harjani, membantah tudingan tersebut. Mereka menilai Mustain telah menjalankan tugasnya sesuai aturan dan tidak ada bukti yang mendukung tuduhan penyelewengan.

“Pak Dukuh adalah seorang ustad dan tokoh agama. Kami yakin ia tidak bersalah. Proses hukum harus dihormati, dan kami menunggu hasil penyelidikan dari Polresta Sleman,” ujar Harjani.

Kapolsek Cangkringan, AKP Suwanto, mengungkapkan bahwa pihaknya telah melakukan berbagai langkah untuk menjaga situasi tetap kondusif. Ia menginstruksikan anggota Bhabinkamtibmas untuk rutin patroli dan melakukan sambang warga.

“Saya juga turun langsung menemui kedua kelompok, berbicara santai untuk meredam situasi. Tokoh agama dan tokoh masyarakat juga kami libatkan,” kata Suwanto.

Baca Juga :  Main di Pantai Watu Kodok, Gunungkidul, Wisatawan Ini Tiba-tiba Pingsan

Ia menambahkan bahwa Polresta Sleman akan menggelar perkara terkait laporan penyelewengan dana tersebut. Sementara itu, Pemerintah Kabupaten juga telah berkoordinasi untuk melakukan mediasi guna menyelesaikan konflik secara adil.

“Kami berharap masyarakat tetap tenang menunggu proses hukum dan pembinaan dari Pemerintah Kabupaten. Semua pihak sepakat untuk tidak melakukan aksi lagi,” tutupnya.

www.tribunnews.com