Beranda Daerah Wonogiri Penyebab Pantai Wonogiri Belum Bisa Sejajar Pantai Gunungkidul dan Pacitan, Padahal Mirip...

Penyebab Pantai Wonogiri Belum Bisa Sejajar Pantai Gunungkidul dan Pacitan, Padahal Mirip dan Topografi Sama

Pantai Sembukan
Pengunjung menikmati panorama asri nan memukau di Pantai Sembukan Paranggupito Wonogiri. Joglosemarnews.com/Aris Arianto

WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM
Akhirnya terungkap penyebab pantai Wonogiri di Kecamatan Wonogiri tidak bisa sejajar dengan pantai lain di Kabupaten Gunungkidul DIY maupun Pacitan Jatim. Padahal kondisi pantai Wonogiri secara topografi mirip dengan dua daerah tetangga beda provinsi tersebut.

Untuk diketahui panjang garis pantai Wonogiri lebih dari 10 kilometer. Berada di sejumlah desa di Kecamatan Paranggupito, seperti Gunturharjo maupun Paranggupito. Di antaranya Pantai Nampu, Klotok, Kayangpayung, Sembukan, Waru, Kalimirah, dan lainnya.

Namun pantai di Paranggupito Wonogiri tidak seterkenal pantai di Gunungkidul maupun Pacitan. Pun PAD dari sektor pariwisata pantai Wonogiri juga masih minim.

Penyebabnya adalah legalitas lahan dan akses jalan. Dimana sebagian besar lahan di sepanjang pantai Paranggupito masih bersengketa dengan hukum dan masih dalam proses hukum, buntut sengketa dengan batik keris. Alhasil tidak bisa dikelola secara professional lantaran legalitas belum terpenuhi.

Selain itu akses menuju pantai Paranggupito Wonogiri terbilang tidak semudah ke Gunungkidul maupun Pacitan. Jalannya sempit dan sangat sulit untuk manuver kendaraan besar.

Hal itu pula yang mengemuka ketika Komisi II DPRD Wonogiri kembali melaksanakan agenda kulakan masalah. Kali ini menyasar sektor pariwisata di Kecamatan Paranggupito, wilayah ujung selatan Kabupaten Wonogiri yang berbatasan langsung dengan Gunungkidul dan Pacitan, Rabu (15/1/2025).

Kegiatan ini disebut kulakan masalah lantaran selain bertujuan menyerap aspirasi dan menggali potensi, sekaligus ajang penyampaian masalah plus penemuan solusi.

Dalam kunjungan tersebut, terungkap bahwa Kecamatan Paranggupito memiliki potensi besar di sektor pariwisata, terutama wisata pantai yang secara topografi menyerupai kawasan wisata di Gunungkidul dan Pacitan. Namun, pengembangan pariwisata di Paranggupito masih menghadapi sejumlah kendala utama, yakni akses jalan yang belum memadai dan sengketa lahan dengan pihak Batik Keris.

Baca Juga :  Gempa Barat Daya Wonogiri Magnitudo 1,9, Selasa 14 Januari 2025

Permasalahan Akses Jalan

Camat Paranggupito Catur Susilo Prono, mengungkapkan pentingnya peningkatan akses jalan menuju objek wisata pantai di wilayah tersebut. Menurutnya, jika jalan diperlebar satu meter di sisi kanan dan kiri, akan sangat membantu kelancaran transportasi wisatawan.

Jalan yang memadai menurut dia akan sangat menunjang kemajuan pariwisata di Paranggupito, terutama dalam menarik lebih banyak wisatawan.

Kades Gunturharjo Suyadi, menambahkan bahwa desanya memiliki tujuh pantai potensial. Tetapi saat ini sementara hanya tiga yang telah dimanfaatkan, yaitu Pantai Nampu, Karangpayung, dan Waru.

Pemanfaatan ketiga pantai ini dilakukan melalui kelompok sadar wisata (Pokdarwis), yang telah memberikan dampak positif terhadap perekonomian masyarakat sekitar.

“Jika pengelolaan pantai diambil alih oleh Pemkab, kami dari Pokdarwis sangat mendukung,” ujar Kades Gunturharjo Suyadi.

Ia juga menjelaskan bahwa desanya telah bekerjasama dengan TNI untuk membangun dan melebarkan akses jalan menuju pantai.

Senada Kades Paranggupito Dwi Hartono, membeberkan wilayahnya memiliki lokasi-lokasi potensial lain untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata, termasuk kawasan di sekitar telaga dan muara sungai.

Sementara Ketua Komisi II DPRD Wonogiri Supriyanto, mengakui salah satu hambatan terbesar dalam pengembangan pariwisata di Paranggupito adalah sengketa lahan dengan pihak Batik Keris.

Baca Juga :  Kru Bus Dikepruk Batu Hingga Bocor Pelaku Ditangkap di Wonogiri

“Kami akan mencari tahu apakah ada kemungkinan untuk memanfaatkan lahan tersebut secara legal. Jika memungkinkan, hal ini tentu akan mempermudah pengembangan pariwisata di wilayah ini,” jelas Supriyanto.

Selain itu, Supriyanto juga mengusulkan strategi alternatif untuk mengatasi masalah jalan sempit. Wisatawan yang hendak ke pantai Paranggupito bisa ditransitkan terlebih dahulu di kawasan Giribelah, Giritontro, dan dilanjutkan menggunakan shuttle bus atau kendaraan kecil.

“Selain mempermudah akses, ini juga dapat membuka peluang usaha baru,” kata Supriyanto.

DPRD Wonogiri berkomitmen untuk mengawal persoalan ini dan mendorong sinergi antara pemerintah daerah, masyarakat, serta pihak terkait agar potensi besar pariwisata Paranggupito dapat dikelola dengan optimal. Pengembangan sektor pariwisata ini diharapkan tidak hanya meningkatkan pendapatan daerah tetapi juga mendorong kesejahteraan masyarakat setempat. Aris Arianto