Beranda Daerah Sragen Semakin Menghawatirkan Kasus PMK di Sragen Jawa Tengah Semakin Mengganas Sapi di...

Semakin Menghawatirkan Kasus PMK di Sragen Jawa Tengah Semakin Mengganas Sapi di 20 Kecamatan Terpapar dan 113 Ekor Sapi Mati

Ilustrasi Kasus PMK di Sragen || Huri Yanto

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM Fenomena sapi mati mendadak di Sragen terpapar virus PMK (Penyakit Mulut dan Kuku) semamin meluas dan semakin mengganas, setidaknya ada 20 kecamatan di Sragen terdeteksi menjadi zona merah PMK.

Pantau JOGLOSEMARNEWS.COM kasus PMK sebelumnya terdeteksi di wilayah Desa Saren dan Desa Keden Kecamatan Kalijambe dan kini sudah sudah menyebar di 20 Kecamatan. Tercatat 830 kasus ditemukan sejak November hingga Kamis (6/1/2025) 113 ekor sapi diantaranya mati.
Meskipun kasus meningkat pesat Pemerintah Kabupaten Sragen belum akan menutup aktifitas pasar hewan di wilayah Sragen. Setidaknya di Sragen ada lima pasar hewan dua di antaranya yang besar Nglangon Sragen Kota dan Pasar Hewan Sumberlawang.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan Peternakan dan Perikanan (DKP3) Sragen Ekarini Mumpuni Titi Lestari mengatakan, belum ada rencana penutupan pasar hewan.

“Kami tidak akan tutup, kami pasang kewaspadaan saja kami mengamati lebih intens lagi,” Eka Rini pada Selasa (7/1/2025).

Pihaknya mengedepankan pengawasan dan juga penyemprotan desinfektan. Kemudian memastikan sapi yang dibawa ke pasar dalam kondisi sehat.

“Untuk sapi yang belum turun kita cek lagi di atas kondisinya kalau ada sedikit meler atau sedikit sakit kita tidak boleh diturunkan. Lalu kita semprot juga kendaraan, kaki kaki (ternak) itu. Jadi sapi yang diturunkan dari kendaraan sapi yang sakit.”

Pihaknya juga mengoptimalkan penanganan kasus seperti komunikasi dan edukasi kepada peternak. Kemudian melakukan penyemprotan kadang, di pasar, pengobatan, pemerian vitamin dan pemberian desinfektan

Ekarini juga mengatakan, DKP3 Sragen mendapatkan 10 ribu liter desinfektan dari Dinas Peternakan provinsi Jateng. Selain dibagikan kepada peternak juga disemprotkan di kandang-kandang dan juga Pasar hewan.

“Kami ke Dinas Provinsi untuk ambil desinfektan 10 ribu liter dan nanti akan kami bagikan kepada masyarakat juga. Teman-teman (petugas) kalau ke lapangan tidak hanya memberikan desinfektan tapi juga penyemprotan.”

Baca Juga :  Jembatan Butuh Akhirnya Resmi Beroperasi, Buka Akses Ekonomi dan Wisata Religi di Sragen

DKP3 juga telah mendapatkan 250 vaksin yang langsung disuntikkan kepada sapi yang sehat dengan radius tertentu serta memenuhi persyaratan yang ditentukan.

“Vaksinasi juga kami lakukan untuk yang sehat dengan radius tertentu dengan persyaratan. Kemarin mendapatkan 250 vaksin kami vaksin kan dan kami minta tambahan lagi,” ucap dia.

Sementara itu perihal mengganasnya serangan PMK, Petugas Medic Veteriner DKP3 Sragen drh. Ana Margaretha sebelumnya mengatakan, gejala PMK yang mewabah kali ini lebih berat dibandingkan kejadian yang sama 2022/2023 lalu, sehingga banyak sapi yang mati.

DKP3 menduga virus PMK telah bermutasi sehingga lebih ganas saat menyerang ternak. Ana mengatakan, berkaca kasus sebelumnya sapi yang terpapar PMK diberikan obat melalui suntikan 2-3 sudah sembuh. Namun yang PMK kali ini petugas sampai menyuntikan obat 7-8 kali baru ada tanda-tanda membaik.

“PMK itu agak lebih susah disembuhkan gejalanya agak berat, dulu itu 1-2 kali injeksi itu gejalanya udah membaik, tapi sekarang itu 7-8 kali pengobatan itu belum membaik. (Hasil Lab) belum keluar, kalau keluar saya sampaikan.”

Sementara itu drh Ana menyampaikan dari 113 ekor sapi terpapar PMK yang mati, 51 di antaranya disembelih pemiliknya. Kemudian penanganan PMK juga sudah menunjukkan perkembangan bagus, dimana DKP3 mencatat sapi yang berhasil disembuhkan mencapai 53 ekor dari 830 kasus.

Seperti diberitakan sebelumnya, geger belasan ekor Sapi mati mendadak di Desa Saren, Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah mati mendadak selama kurun waktu dua minggu ini.
Fenomena Sapi mendadak di Kalijambe ini langsung membuat sejumlah warga dan peternak Sapi resah serta kebingungan atas musibah yang sedang menimpa meraka.

Dihubungi JOGLOSOMARNEWS.COM Mudzakir salah satu warga Ngelo Rt 05, Rw 1, Desa Saren, Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen membenarkan situasi tersebut. Menurutnya sudah banyak Sapi mati dilingkungan dirinya.

Baca Juga :  Pembangunan Jembatan Butuh Sragen Rampung, Peresmian Dijadwalkan Senin Mendatang

“Iya mas benar, milik saya udah 2 ekor lemosin mati dan 1 ekor anaknya masih dalam perawatan karena juga ikut terserang penyakit yang terjadi kurang lebih 2 minggu ini,” kata Mudzakir pada JOGLOSOMARNEWS.COM Senin (23/12/2024).

Kronologi sapi mati mendadak di Kalijambe Sragen bermula saat belasan ekor Sapi mengalami gejala mematikan itu memiliki ciri ciri sapi mengeluarkan air liyur dan kaki luka serta tidak mau makan maupun minum dan berdiri.

“Punya saya sapi limosin, pertama mati pada hari minggu tanggal 12 desember 2024 dan yang sapi kedua tanggal 18 desember 2024, yang anakan sampai saat ini masih dalam perawatan, saat terkena penyakit ini juga kita datangkan dokter hewan ke rumah, habis disuntik ada 5 jam terus dikasih telur bebek malah ikut mati,” jelasnya.

Selain itu, menurut Mudzakir ia mengalami kerugian puluhan juta rupiah dan selain di tempat dirinya ada sapi mati mendadak lainnya milik tetangga sekitar rumah.

“Kalau yang babon mati itu diharga 13 juta, yang kedua 10 juta. Selain ditempat saya ada juga sapi milik tetangga saya yang mati mendadak yakni milik pak Sukar 1 ekor, Sigit 1 ekor, Dalimin cumpleng 1 ekor, Mahmud 1 ekor, dan yang 2 lupa namanya,” bebernya.

Huri Yanto