Beranda Edukasi Kesehatan Efek Samping Ibuprofen, Obat Pereda Nyeri dan Demam yang Perlu Diwaspadai

Efek Samping Ibuprofen, Obat Pereda Nyeri dan Demam yang Perlu Diwaspadai

minum obat
Ilustrasi minum obat. Pexels

JOGLOSEMARNEWS.COM Ibuprofen adalah obat yang tergolong dalam kelompok obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID). Obat ini memiliki efek analgesik (pereda nyeri), antipiretik (penurun demam), dan antiinflamasi (antiperadangan).

Terkait obat jenis ini, badan kesehatan Inggris (NHS) mengingatkan sebagian orang mungkin mengalami reaksi tak diharapkan.

Orang yang mengalami hidung meler, reaksi di kulit, atau sulit bernapas setelah minum ibuprofen harus segera menghentikan penggunaannya dan mencari alternatif pereda nyeri lain. Hidung meler tampak seperti gejala ringan tapi sebenarnya bisa menjadi gejala awal reaksi alergi terhadap jenis obat ini.

Begitu juga jika pasien mengalami masalah di kulit seperti ruam, kemerahan, gatal, itu adalah tanda tubuh bereaksi negatif merespons ibuprofen. Sementara bunyi napas yang mendesis atau sulit bernapas perlu diwaspadai karena bisa menjadi indikasi alergi berat atau komplikasi pada penderita asma.

NHS menyarankan siapa pun yang mengalami gejala tersebut setelah minum ibuprofen atau obat antiperadangan nonsteroid (NSAID) lain seperti aspirin dan naproksen agar segera menghentikan penggunaannya. Selain gejala-gejala yang sudah disebutkan, ibuprofen memang tak cocok buat semua orang.

NHS mengingatkan orang dengan riwayat tukak lambung, pendarahan usus, atau masalah pencernaan lain harus berhati-hati karena NSAID bisa mengiritasi lambung. Begitu juga penderita gagal jantung parah, penyakit liver, dan gangguan ginjal yang berisiko lebih tinggi mengalami komplikasi.

Baca Juga :  Manis dan Lembut, Ini Daftar Nutrisi Kurma dan Manfaatnya untuk Kesehatan

Penderita tekanan darah tinggi, terutama yang tak terkontrol baik, harus sangat berhati-hati karena ibuprofen bisa menyebabkan retensi cairan dan menambah tekanan pada jantung. Kemudian, penderita penyakit Crohn atau kolitis ulseratif akan mengalami gejala lebih parah setelah minum ibuprofen.

Ibu hamil juga dianjurkan menghindari ibuprofen kecuali diresepkan dokter. Pada lansia di atas 65 tahun, penggunaan ibuprofen dalam jangka panjang meningkatkan risiko tukak lambung. Karena itulah dokter akan menyarankan obat lain untuk melindungi lambung.

Interaksi dengan Obat Lain
NHS juga mengingatkan potensi interaksi ibuprofen dengan obat-obatan lain. Pengencer darah seperti warfarin bisa meningkatkan risiko pendarahan jika diminum bersamaan dengan ibuprofen. NSAID lain seperti aspirin juga tak boleh diminum bersamaan dengan ibuprofen karena akan menggandakan efek samping.

Antibiotik tertentu, antidepresan, dan obat diabetes juga bisa berinteraksi negatif dengan ibuprofen, mengurangi efektivitasnya, atau menyebabkan komplikasi yang tak diharapkan. Meski aman diminum bersamaan dengan parasetamol atau kodein, NHS tak menyarankan mengonsumsi ibuprofen dengan suplemen herbal seperti ginkgo biloba karena bisa meningkatkan risiko pendarahan.

Baca Juga :  Mengenal Jenis-jenis Buah Kurma, yang Biasa Dijadikan Makanan Pembuka Saat Buka Puasa

Dengan segala konsekuensi di atas, NHS meminta orang mengonsumsi ibuprofen secara bertanggung jawab dan sebaiknya berkonsultasi dulu dengan dokter atau apoteker. Meski pereda nyeri dijual bebas dan efektif, penting untuk memahami risiko dan memastikan obat itu cocok dengan masalah kesehatan yang dimiliki.

Jika muncul gejala-gejala di atas setelah minum ibuprofen, gantilah ke obat pereda nyeri lain seperti parasetamol yang bisa menjadi pilihan lebih aman. Demikian penjelasan Express.co.uk pada 22 Februari 2025.

www.tempo.co