![1102 - pantai](https://i0.wp.com/joglosemarnews.com/images/2025/02/1102-pantai.jpg?resize=640%2C359&ssl=1)
BANTUL, JOGLOSEMARNEWS.COM – Langit sore di Pantai Pandan Payung, Bantul, mulai meredup ketika Yasminah (56), seorang warga Temanggung, melangkah di sepanjang garis pantai.
Di tengah pasir yang lembap, matanya menangkap sesuatu yang mencurigakan. Sebuah tas kresek putih teronggok begitu saja, memancing rasa penasarannya untuk mendekat.
Saat dibuka, isinya membuatnya tercekat. Dompet, uang, handphone, jam tangan, sepatu, jumper, kaos, dan yang paling mencolok—tumpukan surat bertuliskan permintaan maaf.
Tas itu ditemukan pada Minggu (9/2/2025) sekitar pukul 17.30 WIB. Yasminah segera memberi tahu orang-orang di sekitarnya, hingga kabar ini sampai ke Bhabinkamtibmas Parangtritis dan diteruskan ke Polsek Kretek.
Saat dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, ditemukan sebuah KTP atas nama CFMK (25), warga Gowongan, Jetis, Yogyakarta. Di dalam kresek itu, ada delapan lembar surat yang masing-masing ditujukan kepada delapan anggota keluarganya. Isinya beragam, tapi satu benang merah yang jelas—pesan perpisahan dan permintaan maaf.
Polisi segera menghubungi keluarga yang tercantum dalam identitas tersebut. Jawaban mereka menegaskan kekhawatiran terbesar, yakni CFMK telah menghilang sejak empat hari sebelumnya dan tak bisa dihubungi.
“Hasil klarifikasi dengan pihak keluarga membenarkan bahwa barang tersebut milik CFMK. Keluarga juga mengonfirmasi bahwa dia telah pergi dan lost contact sejak empat hari lalu,” ujar Kasi Humas Polres Bantul, AKP I Nengah Jeffry Prana Widyana, Senin (10/2/2025).
Pencarian Dimulai
Menyadari situasi tersebut, jajaran kepolisian segera berkoordinasi dengan tim SAR, Dit Polairud, serta Babinsa untuk melakukan pencarian. Dengan menggunakan jeep dan ATV, tim mulai menyisir sepanjang bibir Pantai Pandan Payung, berharap menemukan petunjuk yang bisa mengarah pada keberadaan CFMK.
Di tepi pantai, keluarga CFMK turut menyaksikan pencarian itu dengan wajah cemas. Setiap jejak di pasir, setiap hempasan ombak, terasa seperti membawa harapan sekaligus kekhawatiran.
“Hingga saat ini, proses penyisiran masih terus dilakukan,” pungkas AKP Jeffry.
Malam semakin larut, tetapi pencarian tak juga berhenti. Pantai Pandan Payung tetap bergemuruh dengan suara ombak, seolah menyimpan jawaban yang masih belum terungkap.