Beranda Daerah Semarang Sadis Saat Bunuh Ibunya dengan Parang, Pria Semarang Ini Tak Berdaya Saat...

Sadis Saat Bunuh Ibunya dengan Parang, Pria Semarang Ini Tak Berdaya Saat Dibekuk Polisi

Imam Ghozali (36) tersangka pembunuhan ibu kandungnya hanya tertunduk dan enggan menjawab pertanyaan wartawan di Mapolrestabes Semarang, Rabu (26/2/2025) | tribunnews

SEMARANG, JOGLOSEMARNEWS.COM – Tak segarang saat membunuh ibunya, Imam Ghozali (36) justru lunglai tak berdaya ketika dibekuk polisi. Warga Jomblang, Semarang, itu ditemukan dalam kondisi lemas karena tidak makan dan minum selama lima hari.

Imam bersembunyi di sebuah rumah kosong tak jauh dari Jomblang setelah menusukkan parang ke tubuh ibu kandungnya sebanyak dua kali. Perbuatannya yang didasari rasa sakit hati lantaran tak diberi uang untuk mabuk-mabukan, membuatnya nekat menghabisi nyawa ibunya sendiri, Salamah (62).

Kapolrestabes Semarang, Kombes Pol M Syahduddi, mengungkapkan bahwa Imam menusuk dada dan perut ibunya secara terencana. Sebelum kejadian, dia mengambil parang yang disimpan di lemari pakaiannya, kemudian masuk ke kamar ibunya dan melakukan penusukan. Akibatnya, Salamah mengalami luka tusuk di dada kiri yang menembus paru dan jantung, sehingga meninggal dunia karena kehabisan darah.

“Selain luka tusuk di dada kiri, korban juga mengalami luka pada punggung dan kepala yang memar,” ungkap Syahduddi dalam konferensi pers di Mapolrestabes Semarang, Rabu (26/2/2025).

Pelarian di Rumah Kosong
Usai melakukan pembunuhan, Imam melarikan diri dan bersembunyi di rumah kosong yang berjarak dua kilometer dari lokasi kejadian. Selama lima hari bersembunyi, Imam tidak makan dan minum hingga akhirnya ditemukan polisi dalam kondisi lemas dengan sebilah golok di samping tubuhnya.

Baca Juga :  Tradisi Buka Puasa Bersama All You Can Eat Di Ngabuburit Asyiik Harris Semarang

“Kami sempat membawa Imam ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan. Sekarang sudah sehat, makanya kami rilis kasusnya,” terang Syahduddi.

Penangkapan Imam bermula dari informasi warga yang mencurigai keberadaan seseorang di rumah kosong tersebut. Polisi pun segera bergerak dan menangkap Imam pada malam hari dalam kondisi tak berdaya.

Tidak Ada Gangguan Jiwa
Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasatreskrim) Polrestabes Semarang, AKBP Andika Dharma Sena, memastikan bahwa Imam tidak memiliki riwayat gangguan kejiwaan. Berdasarkan pemeriksaan awal, tersangka dalam keadaan sadar sepenuhnya saat melakukan pembunuhan.

“Tersangka tidak mengalami gangguan jiwa. Namun, apabila nantinya diperlukan pemeriksaan lebih lanjut, akan kami lakukan. Sementara ini, belum ada indikasi gangguan kejiwaan,” jelas Andika.

Motif Sakit Hati
Menurut keterangan Kapolrestabes Semarang, motif pembunuhan didasari rasa sakit hati karena permintaan uang untuk mabuk-mabukan tidak dipenuhi. Imam, yang merupakan anak pertama dari lima bersaudara dan seorang pengangguran, sering meminta uang kepada ibunya yang bekerja di pasar.

Baca Juga :  Penanganan Polisi Lamban,  Keluarga Korban  Pembunuhan di Sukolilo, Pati Gelar Unjuk Rasa Tuntut Keadilan

“Ketika permintaannya tidak dipenuhi, tersangka kerap mengamuk dan merusak barang-barang di rumahnya. Bahkan, Imam sering mengancam ibunya,” jelas Syahduddi.

Selain itu, Imam mengaku sakit hati karena sering dibanding-bandingkan dengan adik-adiknya. Perasaan itulah yang mendorongnya melakukan aksi keji tersebut.

Saat konferensi pers, Imam mengaku menyesal atas perbuatannya. “Saya menyesal,” ucapnya singkat.

Kasus ini masih dalam penyelidikan lebih lanjut oleh pihak kepolisian untuk mengungkap lebih rinci kronologi dan faktor-faktor yang memicu tindakan sadis tersebut.  

www.tribunnews.com