![1002 - racun](https://i0.wp.com/joglosemarnews.com/images/2025/02/1002-racun.jpg?resize=640%2C359&ssl=1)
SLEMAN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Sekitar 151 orang warga mengalami gejala keracunan setelah mengonsumsi makanan dalam hajatan di dusun Krasakan, Kalurahan Lumbungrejo, Tempel, Kabupaten Sleman
Sebagian dari mereka menjalani perawatan kesehatan di Posko setempat maupun di sejumlah Rumah Sakit.
Kepala Puskesmas Tempel 1, Diana Kusumawati, mengatakan data 151 orang yang bergejala tersebut sifatnya masih fluktuatif karena pihaknya masih terus mendata secara akurat melalui by name.
Sebanyak 27 orang dirujuk dan menjalani perawatan opname di sejumlah rumah sakit, yakni RSUD Sleman, PKU Sleman, dan RS Queen Latifa. Selain itu, ada juga pasien yang datang mandiri ke JIH dan RSA UGM Yogyakarta.
“Jadi, kondisi sementara ada 27 orang opname dan yang diobservasi di posko ada 14 orang. Kemudian pagi ini, yang dalam proses rujukan opname ada 4 orang,” kata Diana di Posko Kesehatan Penanganan Keracunan di Tempel, Senin (10/2/2025).
Warga yang mengalami gejala umumnya menderita diare dan demam. Mereka berasal dari beberapa daerah, namun mayoritas merupakan warga setempat. Sebagian lainnya berasal dari luar wilayah tetapi masih dalam satu Kapanewon, serta ada juga yang berasal dari luar daerah seperti Muntilan dan kini dirawat di RSUD Muntilan.
Saat ini, sebanyak 14 orang masih menjalani perawatan di posko dan sedang dalam observasi tim medis. Bagi pasien yang bergejala dengan tekanan darah rendah, diberikan infus dan obat-obatan antibiotik.
Meskipun penyebab pasti belum diketahui, hasil pemeriksaan feses pasien yang dirujuk ke rumah sakit menunjukkan adanya infeksi di saluran pencernaan.
“Jadi kami kasih antibiotik,” kata Diana.
Diana menjelaskan, dugaan keracunan massal ini bermula dari hajatan pernikahan yang digelar pada 8 Februari 2025. Akad nikah berlangsung pagi hari dan dilanjutkan dengan resepsi siang harinya. Saat resepsi, sebagian makanan dibagikan kepada tetangga dan warga setempat.
Ia belum bisa memastikan apakah warga ada yang makan di tempat atau tidak. Sebab, berdasarkan catatan buku tamu, jumlah yang hadir tidak terlalu banyak. Namun, jumlah warga yang mengalami gejala cukup besar, bahkan data terus bertambah hingga Senin.
Sejumlah warga mulai merasakan gejala ringan pada Sabtu malam setelah mengonsumsi makanan yang dibagikan. Namun, mereka baru mendatangi RSUD Sleman pada Minggu pagi. Karena jumlahnya terus bertambah, laporan pun diteruskan ke Dinas Kesehatan dan Puskesmas Tempel yang kemudian melakukan penyelidikan epidemiologi serta mendirikan posko penanganan di Tempel.
Saat ini, posko tersebut masih cukup sibuk. Sejumlah petugas medis, relawan, dan armada ambulans terus berlalu-lalang. Menjelang siang, relawan bersama petugas kepolisian tampak membantu pasien yang harus dirujuk dari posko ke rumah sakit karena membutuhkan perawatan lebih intensif.