SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM — Desa Tegalmade, Kecamatan Mojolaban, Sukoharjo memiliki tantangan dalam hal kesehatan anak-anak, khususnya masalah stunting. Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya.
Sebagai upaya mengatasi permasalahan tersebut, tim dosen Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) melaksanakan kegiatan P2AD atau Pengabdian Masyarakat Persyarikatan/AUM/Desa Binaan dengan judul Pengembangan Ekonomi Lokal Melalui Digitalisasi UMKM sebagai Strategi Penanggulangan Stunting di Desa Tegalmade, Kecamatan Mojolaban, Sukoharjo.
Kegiatan ini diinisiasi dan dikoordinir oleh Dewi Novita Sari, S.Si., M.Sc., dosen Fakultas Geografi UMS dan Prof. Dr. Kuswaji Dwi Priyono, M.Si, dari Fakultas Geografi UMS. Peningkatan kapasitas tersebut dilaksanakan pada Rabu, 26 Februari 2025 di Balai Desa Tegalmade yang dihadiri oleh lebih dari 50 peserta, terdiri dari Ibu-Ibu PKK Desa Tegalmade, kader Aisyiyah, perangkat desa, serta perwakilan TNI dan POLRI kecamatan Mojolaban.
”Program ini juga bertujuan untuk mendorong digitalisasi produk UMKM, khususnya produk olahan lokal yang memiliki nilai gizi tinggi dan keunikan khas Desa Tegalmade. Produk-produk ini diharapkan dapat menarik minat tidak hanya di pasar lokal tetapi juga di pasar global melalui platform e-commerce,” ungkap Dewi dalam kegiatan tersebut, Senin (3/3/2025).
Pendampingan ini, lanjutnya, juga akan mencakup strategi untuk menangkap peluang besar baik secara offline maupun online, sehingga UMKM desa dapat berkembang lebih luas dan berkelanjutan.
Materi pertama diisi dengan pelatihan pembuatan akun toko dengan beberapa aplikasi e-commerce oleh Dewi Novita Sari. Selanjutnya pelatihan pembuatan NIB izin usaha oleh Nur Hidayah, S.E., M.E., seorang dosen dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMS.
Kemudian materi ketiga mengenai kependudukan dan pentingnya program Keluarga Berencana (KB) dalam upaya peningkatan gizi anak yang disampaikan oleh Nirma Lila Anggani, S.Si., M.Sc., dosen Fakultas Geografi. Kegiatan ditutup oleh materi mengenai stunting dan pengolahan serta kandungan lidah buaya oleh Sudrajah Warajati Kisnawaty, M.Gz., pakar dari Fakultas Ilmu Kesehatan UMS.
Dewi Novita Sari berharap peserta dapat mengaplikasikan ilmu yang didapatkan, serta mendorong terciptanya lebih banyak inovasi dalam pengelolaan produk makanan lokal di tingkat desa. Ke depannya, pelatihan serupa diharapkan dapat terus dilaksanakan, seiring dengan semakin berkembangnya produk lokal lidah buaya.
Menurut Kepala Desa Tegalmade, Wawan Rubianto mengungkapkan bahwa beberapa faktor yang mempengaruhi stunting di Desa Tegalmade meliputi kurangnya pengetahuan gizi, rendahnya akses terhadap pangan bergizi, dan kurang optimalnya program kesehatan yang tersedia.
“Kondisi saat ini menurun, tingkat stunting pada anak-anak balita masih relatif tinggi,” tambah Kepala Desa Tegalmade itu.
Ibu-ibu PKK memiliki peran penting dalam keluarga. Namun belum semua memiliki pengetahuan yang memadai tentang gizi dan kesehatan anak. Program kesehatan yang ada belum sepenuhnya efektif dalam menjangkau seluruh lapisan masyarakat.
Kondisi lainnya yang tak kalah penting adalah peningkatan potensi desa utamanya di sektor pertanian. Desa Tegalmade memiliki potensi besar di bidang pertanian, namun belum sepenuhnya teroptimalkan. Pertanian merupakan salah satu sektor utama yang menopang ekonomi desa, namun masih terdapat beberapa kendala seperti metode pertanian tradisional, kurangnya akses terhadap teknologi pertanian modern, dan keterbatasan pengetahuan tentang teknik pengolahan produk aloe vera yang dapat mencegah stunting.
“Kami berencana mengembangkan produk lokal dari tanaman lidah buaya untuk menjadi salah satu produk unggulan dari Desa Tegalmade. Akan tetapi, masih memiliki keterbatasan dalam hal mengetahui kandungan gizi dan cara pengolahannya,” papar Ari selaku penggerak PKK Desa Tegalmade. Prihatsari