SLEMAN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Entah apa motifnya, pria berinisial DH (37), warga Kelurahan Margorejo, Tempel, Sleman, nekat melukai dirinya sendiri lalu mengaku sebagai korban kejahatan jalanan.
Aksinya sempat menghebohkan warga setelah informasi mengenai kejadian tersebut viral di media sosial. DH mengklaim dirinya diserang oleh dua orang pelaku berboncengan menggunakan motor KLX hitam di selatan Simpang Sedogan, tepatnya di Jalan Bibis, Kelurahan Lumbungrejo, Tempel, pada 17 Maret sekitar pukul 02.31 WIB.
Namun, setelah dilakukan penyelidikan oleh Polresta Sleman, terbukti bahwa klaim tersebut tidak benar. DH ternyata dengan sengaja melukai lengannya sendiri.
“Dari hasil penyelidikan, ditemukan bahwa peristiwa tersebut bukan tindak kejahatan jalanan. DH sengaja melukai dirinya sendiri,” ungkap Kasihumas Polresta Sleman, Iptu Salamun, Selasa (18/3/2025).
Kasus ini menjadi sorotan setelah unggahan di akun media sosial @merapi_uncover, yang memuat foto DH dengan luka di lengannya serta narasi bahwa ia menjadi korban serangan jalanan. Namun, polisi memastikan informasi yang beredar tersebut tidak sesuai fakta.
Hingga kini, polisi masih mendalami motif di balik tindakan DH. “Mohon izin, untuk motif yang bersangkutan masih dalam penyelidikan,” tambah Iptu Salamun.
Kasus serupa bukan kali pertama terjadi di Sleman. Pada 10 Maret lalu, seorang pemuda berinisial DS juga mengaku menjadi korban kejahatan jalanan di Jalan Turi. Saat itu, ia mengklaim diserang oleh sekelompok orang bersenjata celurit. Namun, setelah diselidiki, terungkap bahwa DS melukai dirinya sendiri akibat permasalahan keluarga.
“Informasi tersebut hoaks. Fakta sebenarnya, DS menyayat tangannya sendiri karena masalah keluarga, bukan karena tindak kejahatan jalanan,” jelas Kasubdit Penmas Bidhumas Polda DIY, AKBP Verena Sri Wahyuningsih, kala itu.
Terkait maraknya laporan palsu semacam ini, Polresta Sleman menegaskan akan menindak tegas pelaku penyebaran hoaks yang berpotensi meresahkan masyarakat. Polisi juga terus memperketat patroli guna mengantisipasi tindak kejahatan jalanan di wilayah Sleman.
“Kami telah menerapkan pengamanan dengan pos-pos stationer dan patroli strong point di berbagai titik rawan. Jika ada tindak kejahatan, kami siap menutup akses keluar-masuk wilayah. Kami tidak akan mentolerir kejahatan dalam bentuk apa pun di Kabupaten Sleman,” tegas Iptu Salamun.