SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Seorang Tiktoker di Sragen baru-baru ini mengunggah video terkait penjualan BBM di SPBU Tunjungan, Sambungmacan, Sragen. Akibat unggahan tersebut, pemilik sekaligus pengusaha SPBU merasa dirugikan.
Dalam unggahan tersebut, Tiktoker tersebut menampilkan keterangan yang menyebut adanya pembelian bahan bakar menggunakan jerigen dan menarasikan adanya dugaan permainan dalam penjualan BBM bersubsidi.
Narasi yang disampaikan oleh akun TikTok tersebut, serta sejumlah blog yang tidak terdaftar di Dewan Pers, dinilai meresahkan. Hal ini disebabkan karena pihak pengusaha SPBU tidak dimintai keterangan terlebih dahulu. Selain itu, pihak SPBU memastikan bahwa tidak ada penyimpangan dalam penjualan BBM bersubsidi.
Pemilik SPBU 44.572.03 Tunjungan, Fathur Rahman, mengklarifikasi bahwa informasi yang beredar di media sosial tidak sepenuhnya benar. Berdasarkan rekaman CCTV SPBU, pada Minggu (2/3/2025) sekitar pukul 15.40 WIB, terlihat seorang pengemudi kendaraan Mitsubishi L300 mengisi BBM jenis solar. Di waktu yang hampir bersamaan, seorang pembeli dari seberang jalan membeli Pertalite menggunakan jerigen. Peristiwa ini kemudian didokumentasikan oleh seseorang dari dalam mobil tersebut dan disebarluaskan di internet dengan narasi yang menyudutkan tanpa konfirmasi lebih lanjut.
Karena faktanya yang membeli adalah petani yang sudah sesuai aturan. Namun dinarasikan seolah ada penyimpangan.
“Apa yang di posting di medsos itu tidak benar, padahal kita sudah antisipasi untuk penjualan barang bersubsidi tidak bisa berulang kali. Seperti ada mekanisme barcode. Sedangkan untuk kebutuhan petani di sekitar kita inisiatif membuat lockbook, supaya pembelian BBM tidak dilakukan berulang kali. Karena surat untuk membeli BBM dari rekomendasi desa, kita buat barcodenya dan kita lampirkan dalam lockbook ini. Tanpa buku ini tidak kita layani,” kata Fathur Rahman pada JOGLOSOMARNEWS.COM Senin (17/3/2025).
Dengan inisiatif pengelola SPBU Tunjungan dengan membuat Lockbook dari SPBU supaya penjualan BBM bersubsidi tepat sasaran. Apalagi kejadian tersebut hanya satu jerigen. Karena di lock book juga tercatat tanggal pembelian.
Pihaknya memastikan tertib dalam penjualan BBM bersubsidi. Bahkan dia berani bertanggung jawab dengan data penjualan. Karena saat ini penjualan BBM bersubsidi harus menggunakan barcode. Kecuali sepeda motor dengan batasan maksimal 10 liter dan dibuat jalur tersendiri.
Rahman menyampaikan siap bertemu dan memberi penjelasan pihak yang mengunggah di medsos tersebut. Namun dari pihak medsos belum datang ke SPBU.
“Karena kasihan, banyak dari SPBU lain yang akhirnya tidak berani melayani pembeli yang menggunakan jerigen. Sebenarnya SPBU enak kalau tidak melayani pembelian Jerigen. Tapi kebutuhan petani dan sebagainya bagaimana?” jelasnya.
Sementara Kabid Pembinaan dan Pengembangan Perdagangan Dinas Koperasi UMKM, Perindustrian dan Perdagangan (Diskumindag) Sragen Widya Budi Mudhita mengatakan terkait dengan penjualan di SPBU.
“Pemerintah mengakomodir kebutuhan rakyat kecil berkaitan dengan bahan bakar. Seperti petani, nelayan dan UMKM untuk proses produksi. Demikian untuk kegiatan sosial seperti panti asuhan, proses pembakaran mayat dan sebagainya,” ujarnya.
Pemerintah membangun dengan regulasi. Pembelian dengan ketentuan ijin dan barcode. Regulasi ini untuk menghindari penjualan pada sasaran yang tidak tepat.
Hingga saat ini permasalahan postingan yang merugikan pemilik SPBU itu belum juga di hapus.
Huri Yanto